Perbedaan Karya Tulis Fiksi dan Nonfiksi – Bagi kalian yang memiliki ketertarikan pada dunia literasi atau baca dan tulis, tentunya sudah sangat familiar dengan karya tulis. Mulai dari karya tulis yang bersifat fiksi dan nonfiksi. Apakah karya tulis itu berbentuk buku atau artikel di internet, mereka akan menggolongkan diri mereka ke dalam genre fiksi atau nonfiksi. Nah, bagi kalian yang gemar membaca, apa nih karya tulis yang kalian suka? Fiksi ataukah nonfiksi?
Baik fiksi ataupun nonfiksi, keduanya dapat dinikmati dan memberikan manfaat. Setiap orang memiliki karya tulis favorit yang berbeda-beda, jadi tidak perlu membanding-bandingkan apalagi melebih-lebihkan salah satunya. Semua tergantung selera pembacanya. Intinya adalah, yukkk tetap membaca.
Sebelum mendalami apa saja perbedaan fiksi dan nonfiksi, ada baiknya kita memahami dulu pengertian keduanya, agar lebih jelas definisi masing-masing.
Karya Tulis Fiksi
Pengertian Karya Tulis Fiksi
Mari kita telisik terlebih dahulu melalui KBBI. Arti kata fiksi menurut KBBI adalah rekaan, khayalan, atau tidak berdasarkan kenyataan. Artinya, sebuah karya tulis fiksi adalah karya tulis yang berasal dari rekaan atau khayalan penulisnya. Jadi penulis cerita fiksi akan menuangkan khayalan atau imajinasinya menjadi ide utama dalam tulisannya tersebut.
Baca juga: Perbedaan Topik, Tema, dan Judul
Baca juga: Membuat Karya Fiksi Memang Menggunakan Imajinasi, namun Bukan Berarti Tidak Membutuhkan Riset
Ide utama yang bersifat imajinatif serta penggunaan majas atau gaya bahasa menjadi ciri utama dalam karya fiksi. Hal ini bertujuan untuk mengajak pembacanya ikut masuk dalam imajinasi yang ingin dibentuk oleh pengarang. Meskipun memang imajinasi dari setiap pembaca bentuknya berbeda-beda saat membaca karya yang sama, namun itulah sisi menarik dari karya tulis fiksi. Penulis bebas menuangkan bayangannya ke dalam bentuk tulisan, sedangkan pembacanya juga bebas untuk membuat gambaran atau khayalan dalam pikirannya masing-masing, tanpa harus menyamakannya dengan sang penulis.
Ciri-Ciri Karya Tulis Fiksi
1. Imajinatif atau bersifat khayalan
Karya tulis fiksi bersifat khayalan atau imajinatif, yang artinya dia bersumber dari bayangan penulisnya. Sehingga umumnya tidak perlu mencari kebenaran saat membaca cerita fiksi. Fokus untuk menikmati alur ceritanya saja.
2. Penggunaan majas atau kiasan
Seperti penjelasan sebelumnya, karya tulis fiksi lebih menggunakan majas atau kiasan. Fiksi memanfaatkan kekayaan gaya bahasa untuk menciptakan sebuah cerita atau karya sastra yang terasa hidup.
3. Umumnya ditujukan sebagai hiburan
Tulisan fiksi biasanya memiliki tujuan untuk hiburan bagi para penikmatnya. Karya fiksi pun biasanya memiliki banyak penggemar dan basis pembaca yang solid.
4. Bebas
Karya fiksi tidak memiliki aturan baku dalam penulisannya. Penulis bebas menentukan gaya bahasa, alur, serta gaya penulisannya.
Baca juga: Pentingnya Batas Jumlah Kata dalam Menulis
Contoh Karya Tulis Fiksi
Setelah paham pengertian dan ciri-cirinya, tentunya diperlukan contoh ya agar lebih jelas. Bacaan-bacaan seperti apa saja yang termasuk dalam golongan bacaan fiksi.
– Komik
Komik bisa dibilang sebagai sebuah cerita bergambar yang berupa rekayasa.
– Novel
Novel adalah karya sastra yang berisi cerita problematika kehidupan beberapa tokoh atau salah satu tokoh cerita dan bersifat fiktif.
– Dongeng
Cerita prosa rakyat yang tidak benar adanya atau hanya sebuah fiktif belaka.
– Cerpen
Karya tulis yang tidak terlalu panjang dan merupakan cerita rekayasa.
– Fabel
Fabel adalah cerita para hewan yang memiliki kehidupan dan berprilaku layaknya manusia.
Dan masih banyak lagi contoh karya fiksi yang lain seperti hikayat, legenda, dll.
Karya Tulis Non Fiksi
Pengertian Karya Tulis Nonfiksi
Jika karya tulis fiksi adalah karya yang bersumber dari khayalan atau imajinasi penulisnya, maka karya nonfiksi adalah karya tulis atau tulisan yang berumber pada fakta. Apa yang ditulis di dalamnya merupakan kenyataan. Tulisan-tulisan non fiksi umumnya menjadi sumber informasi bagi pembacanya, sehingga fokus penulisannya adalah penyajian data atau fakta yang kredibel.
Seperti penjelasan sebelumnya, karya non fiksi sarat akan data dan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini mengharuskan penulisnya untuk melakukan riset data atau penelusuran fakta terlebih dahulu sebagai persiapan sebelum menulis. Karena bersifat informatif, tulisan nonfiksi biasanya menggunakan gaya bahasa yang jelas dan tidak bermakna ganda, dengan harapan tidak terjadi multitafsir.
Baca juga: Contoh dan Cara Membuat Rumusan Masalah Karya Ilmiah
Alih-alih mengajak pembacanya berimajinasi secara bebas, tulisan nonfiksi justru mengharapkan pembacanya memperoleh informasi sesuai dengan apa yang diharapkan oleh penulis. Karena apa yang ditulis oleh penulisnya adalah kejadian nyata atau fakta yang terjadi, jadi dengan tidak terjadinya multitafsir, pembaca memperoleh informasi yang sesuai dengan fakta. Selain itu, latar belakang serta keahlian penulis mempengaruhi kredibilitas dari karya tulis tersebut.
Ngomong-ngomong tentang nonfiksi, sering kali kita menemui ejaan “non fiksi”. Nah, sebenarnya menurut KBBI, yang betul adalah “nonfiksi” ya. Jadi, mulai sekarang kita biasakan memakai ejaan yang benar.
Ciri-Ciri Karya Tulis Nonfiksi
1. Faktual
Karya tulis nonfiksi bersifat faktual atau berdasarkan fakta yang terjadi. Jadi tidak bisa asal tulis tanpa mengetahui atau melakukan riset terkait fakta yang ditulis.
2. Gaya bahasa yang lugas
Menggunakan gaya bahasa yang lugas. Bahasa yang tidak berbelit-belit, fokus pada pokok yang ingin disampaikan kepada pembaca, dan objektif. Sehingga informasi yang disampaikan to the point dan tidak bias.
3. Ditujukan untuk menyampaikan informasi
Kembali lagi seperti penjelasan sebelumnya, konten atau isi dari karya tulis nonfiksi bertujuan untuk menyampaikan informasi kepada para pembacanya.
4. Umumnya terstruktur
Biasanya, karya nonfiksi memiliki struktur khusus dalam penulisannya. Misalnya esai dan karya ilmiah, kita tahu bahwa struktur penulisannya tidak bisa seenaknya. Ada urutan mulai dari pendahuluan, kajian pustaka, metode, analisa, kesimpulan, dan ditutup dengan daftar pustaka yang menunjukkan sumber dari apa yang ditulis.
Baca juga: Cara Penulisan Daftar Pustaka dengan APA Style
Baca juga: Cara Menulis Footnote (Catatan Kaki) Lengkap Sistematika dan Contoh
Contoh Karya Tulis Nonfiksi
Setelah paham pengertian dan ciri-cirinya, tentunya diperlukan contoh ya agar lebih jelas. Bacaan-bacaan seperti apa saja yang termasuk dalam golongan bacaan nonfiksi.
– Biografi
Tulisan biografi adalah sebuah tulisan yang berisi riwayat hidup seorang tokoh yang ditulis orang lain.
– Artikel
Sebuah tulisan atau karangan yang bersifat lengkap yang bertujuan menyampaikan gagasan atau fakta kepada orang lain.
– Opini
Sebuah tulisan yang berisi pendapat orang lain mengenai suatu kejadian.
– Berita
Tulisan yang menjelaskan kejadian atau peristiwa yang bersifat faktual dan aktual.
– Esai
Karya tulis yang berisi gabungan dari sebuah fakta dan opini dari sudut pandang penulis serta bersifat subjektif.
Selain itu masih ada lagi karya tulis non-fiksi seperti memoir, jurnal, karya tulis ilmiah, dll.
Baca juga: Penulisan Kata Depan yang Tepat dan Contohnya
Perbedaan Fiksi dan Nonfiksi
Setelah mengetahui pengertian, ciri-ciri, sampai contoh-contoh dari karya tulis fiksi dan nonfiksi, sepertinya kita bisa membuat kesimpulan atau menarik benang merah perbedaan antara keduanya. Perbedaan yang sangat mencolok dapat kita lihat dari ciri-ciri keduanya.
1. Karya tulis fiksi bersifat imajinatif, sedangkan nonfiksi bersifat faktual.
2. Karya tulis fiksi menggunakan majas atau kiasan dalam gaya bahasanya, sedangkan nonfiksi gaya bahasanya lugas.
3. Karya tulis fiksi umumnya ditujukan untuk hiburan, sedangkan nonfiksi bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembacanya.
4. Karya tulis fiksi tidak memiliki aturan baku atau bebas dalam penulisannya, sedangkan nonfiksi umumnya terstruktur mengikuti aturan-aturan dari jenis tulisannya.
Demikianlah pengertian, ciri-ciri, contoh, dan perbedaan karya tulis fiksi dan nonfiksi. Semoga bermanfaat.
Editor SEO: Daliana Fehabutar
Illustrator: Made Mirah