Pentingnya Batas Jumlah Kata dalam Menulis

Pentingnya Batas Jumlah Kata

Pentingnya Batas Jumlah Kata dalam Menulis – Adanya batas jumlah kata dalam suatu tulisan bukan tanpa alasan. Setiap tulisan memiliki suatu argumen dan batas jumlah kata mencegah tulisan melenceng dari fokus argumen yang ingin disampaikan. Without structure or rule, nothing good comes from it.

Ketika kita diminta untuk membeli minyak di warung, tentu perintah itu harus detil. Minyak jenis apa? Minyak goreng? Minyak wangi? Minyak kayu putih?

Jika benar minyak goreng, berapa banyak yang harus dibeli? Satu liter? Setengah liter?

Jika satu liter, yang curah atau kemasan instan? Belum lagi merek apa?

Aturan-aturan seperti ini dibutuhkan untuk memudahkan proses pengerjaan tugas dan mencapai hasil yang diinginkan. Batas jumlah kata merupakan salah satu aturan yang bertujuan untuk memudahkan penulis mengarahkan tulisan menuju argumen yang ingin disampaikan.

Misalnya, tulisan “Kesepakatan Lingkungan Tersukses dalam Sejarah Manusia” memiliki inti argumen bahwa bukan hal yang tidak mungkin bagi manusia untuk menghentikan krisis iklim melalui komitmen dari semua bangsa di dunia. Pembahasan ini tentu bisa saja dibahas lebih luas dengan mengaitkan beberapa hal, seperti fakta tindakan nyata beberapa negara yang benar-benar concern akan krisis iklim, bagaimana seharusnya pemimpin dunia bertindak, alasan mengapa beberapa pemimpin dunia cenderung bersikap acuh akan bahaya krisis iklim, dll. Namun, beberapa hal tersebut tidak dibahas dalam tulisan tersebut karena dirasa kurang perlu, kurang mendukung argumen, atau berpotensi melenceng dari argumen.

Sayangnya, tidak sedikit penulis yang beranggapan batas jumlah kata dapat membatasi kreativitas penulis. Beberapa penulis yang berpikir demikian biasanya terlalu memusingkan hal ini karena terlalu berfokus pada batas jumlah kata ketika berada dalam proses penuangan ide tulisan. Hal ini membuat penulis merasa tertekan atau terlalu takut semua detil gagasan atau ide yang ingin disampaikan jadi terbatasi.

Padahal, perkara jumlah kata ini seharusnya dipertimbangkan oleh penulis saat proses penyuntingan (editing), tahap di mana semua ide atau gagasan baru saja selesai ditulis. Dan menyunting tulisan seringkali lebih sulit daripada menulis.

Jika dalam suatu tulisan terdapat 1300 kata, sedangkan batas maksimum adalah 1000 kata, ada 300 kata yang harus disingkirkan. Ketika memangkas 300 kata, tulisan akan lebih fokus dan ramping. Kamu akan menemukan kalimat-kalimat yang tidak perlu, kalimat berulang, dan memotong semua yang melenceng dari fokus argumen.

Kebanyakan berpikir setiap kata dalam tulisannya SANGAT berarti, penting, eman, dan tidak tegauntuk dihilangkan sehingga pemangkasan kata dianggap sesuatu yang memberatkan dan kejam. Dalam hal ini, kita perlu menyampingkan ego karena faktanya batas jumlah kata juga memegang andil akan kualitas tulisan.

Agar terhindar dari perasaan tidak nyaman ini, Ivan Lanin, seorang pakar Bahasa Indonesia, menyarankan penulis untuk mengendapkan tulisan selama 1-2 hari (atau selama 1 jam jika jumlah kata dalam tulisan sedikit) sebelum membaca ulang sekaligus mengoreksi tulisan tersebut. Ini berguna untuk menjaga jarak dengan hasil tulisan sebelum proses penyuntingan.

Baca juga: Tips Menjuarai Kompetisi Menulis

Sebaliknya, ketika suatu tulisan tidak mencukupi batas minimal, bisa jadi tulisan tersebut masih bisa dikembangkan lagi. Memperbanyak referensi dan data akan membantu “menambal rongga” dalam tulisan sekaligus memperkuat argumen dalam tulisan.

Berdasarkan pemaparan di atas, proses menulis yang disarankan (secara garis besar) dapat dilakukan sebagai berikut.

1. Perencanaan

Tentukan topik argumen yang akan dibahas. Buat poin-poin penting atau kerangka tulisan. Menyiapkan kerangka tulisan sama halnya dengan menyiapkan jalur yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan bernama argumen hingga menjadi suatu tulisan yang utuh.

2. Penulisan

Tulis semaunya, semuanya. Biarkan kreativitas mengalir. Jangan dulu pikirkan perkara jumlah kata pada proses ini. Lupakan jumlah kata. Lupakan struktur. Tuangkan ide dan selesaikan terlebih dahulu.

3. Penyuntingan (editing)

Proses ini bertujuan untuk menyempurnakan apa yang dituangkan penulis. Inilah saatnya untuk fokus pada batas jumlah kata. Baca kembali dan hapus bagian yang tampak berlebihan, berulang, atau tidak perlu.

Selain menulis, seorang penulis juga berperan sebagai penyunting. Kebiasaan menyunting ini secara alami akan mengasah kemampuan menulis yang tentunya akan meningkatkan kualitas tulisan, walaupun banyak penulis pemula yang meremehkan hal ini.

Selain mengasah keterampilan menulis, baik kreativitas maupun kemampuan problem solving, menyunting juga dapat mengasah ketajaman tulisan, terutama untuk jenis tulisan yang menuntut jumlah kata tertentu seperti majalah, surat kabar, atau situs web.

Jika sudah terbiasa dengan pola ini, secara otomatis kita akan terbiasa dengan penulisan. Apa saja yang bisa dibahas dalam batas 450-1000 kata. Apa yang bisa disampaikan dalam batas 300 kata. Hingga akhirnya kamu merasa batas jumlah kata bukanlah hal yang dapat membatasimu dalam menulis.

Editor: Firmansah Surya Khoir
Illustrator: Umi Kulzum Pratiwi Nora Putri

Bagikan di:

Artikel dari Penulis