Biografi Jason Ranti, Musikus Indie yang Unik dan Penuh Tafsir – Jason Ranti, siapa yang tidak kenal beliau. Musisi yang kerap kali disapa “Jeje Boys” dan berhasil mewarnai dunia permusikan Indonesia. Albumnya yang berjudul Sekilas Info membawa dia menjadi musisi yang terkenal. Dengan lirik-lirik yang puitis dengan disertai kritik dan satire serta kerap menyinggung pemerintahan atau bahkan manusia itu sendiri, semakin membawa pendengar musiknya untuk jatuh cinta akan genre yang ia bawa. Berikut biografi dari Jason Ranti.
Biografi Jason Ranti
Masa Kecil
Nama lengkap beliau adalah Jason Patrick Ranti, lahir 22 Oktober 1984. Ia merupakan anak sulung dari tiga bersaudara. Ayahnya seorang profesor filsafat dan ibunya seorang mantan pramugari udara. Sejak kecil Jeje lebih menyukai dunia sastra. Puisi yang berjudul Nyanyian Angsa karya Ws Rendra diakui mampu mengubah pandangan hidupnya untuk mencintai sastra, musik, dan seni rupa.
Jeje kecil senang sekali dengan aktivitas yang namanya “membaca”. Hal ini menjadikan dia juga kerap kali menulis untuk menuangkan gagasanya. Salah satu jalan untuk menuangkan gagasannya yaitu menulis lirik lagu. Selain itu, ketika SMP ia berkenalan dengan gitar klasik dan menjadi awal mula dia terikat dengan musik. Meskipun, pada akhirnya Jeje meninggalkan musik klasik dan beralih ke musik rock, seperti ujarnya dalam artikel Jalan Pikir Jason Ranti.
“SMP kelas 1 gue belajar gitar klasik, tetapi ternyata di tongkrongan enggak keren main gitar klasik. Yang keren main gitarnya Dewa, Green Day, Slank, Oasis, Blur. Sampai pada akhirnya ada tante gue yang DJ, dia punya banyak plat (piringan hitam) dan dia memperdengarkan Hey Joe dari Jimi Hendrix. Terus setelah itu gue kayak, Dadah Noel!”
Album Perdana
Jason Ranti mengambil jurusan psikologi di Universitas Atma Jaya untuk urusan kelanjutan pendidikannya. Meski begitu, Jeje tetap konsisten dengan hobinya bermain musik. Jeje Boys tetap menekuni hobinya dan merilis album berjudul Akibat Pergaulan Blues yang diproduseri oleh Junior Soemantri, tetangga Jeje di Pamulang, Tangerang Selatan.
Albumnya itu membawa pribadi Jeje dan musiknya. Seolah-olah musik yang penuh estetik tetapi ada maksud tertentu dari setiap liriknya. Jeje mampu menyusun pikiran-pikiranya menjadi sebuah lagu untuk menyindir kekuasaan. Ia sangat menguasai konteks-konteks terkini yang ia buat menjadi lagu. Album Akibat Pergaulan Blues dipuji oleh beberapa media. Salah satunya adalah portal berita Medcom.id yang menempatkan album ini dalam daftar 10 Album Indonesia Terbaik 2017.
Karir Semakin Meroket
Karirnya semakin memuncak ketika ia menulis lirik lagu dan membawakannya untuk Almarhum Sapardi Djoko Damono, seorang sastrawan terkenal dari Indonesia. Salah satu liriknya yang menarik yaitu
“Barangkali hidup adalah doa yang panjang
Tapi oh sayang doanya mesti seragam
Karena tak dapat kuungkapkan kata yang paling cinta
Kupasrahkan saja di dalam dia”.
Lagu yang judulnya Lagunya Begini, Nadanya Begitu, membawa Jeje semakin populer dengan jargonnya yang kerap kali muncul di tiktok barokah always. Lirik di atas tentu saja penuh dengan tafsiran sufistik. Jeje memanfaatkanya ketika banyak pemuda-pemudi merasakan kelelahan yang akut karena hidup yang penuh dengan problematika. Lagu ini menjadi semacam terapi untuk mengingatkan lagi bahwa hidup harus bersyukur.
Kemudian lagunya yang berjudul Sabda Tiang Listrik juga berhasil membawa pendengarnya untuk menghayati liriknya. Bahwa kekuasaan tertinggi adalah milik Tuhan. Dia menempatkan lirik tersebut di bagian paling akhir sendiri.
“Oo wahai manusia
Kalau bisa jangan sombong
Ingat di atas langit
Masih ada miliar setan
Dan di atas setan ada Satu Tuhan
Kurang lebih gitu, coba ya”.
Lagu tersebut sedikit menggelitik, apalagi ketika dia menyindir Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Bapak Luhut Binsar Pandjaitan, bahwa kekuasaan di atas pak luhut masih ada istrinya. Semacam satire suami-suami takut istri. Begitulah beberapa lirik lagunya yang juga penuh humor dan fantasi kelucuan.
Sisi Unik
Hal lain yang menarik dari Jeje adalah, ia bisa mendapatkan inspirasi untuk menciptakan lagu dari apa saja. Bisa saja saat mandi, ketika mendengar ceramah Emha Ainun Nadjib yang kerap kali disapa Cak Nun, atau bahkan hasil pertandingan sepak bola. Ia bisa menuliskannya menjadi lirik lagu. Beliau benar-benar idola musik indie di zaman kini.
Di balik karya-karyanya yang penuh kontroversial, Jeje merupakan seorang yang penyayang kepada anak dan istrinya. Tergambar jelas dalam setiap postingan di akun instagram pribadinya @jasonranti. Begitulah beliau, sosok unik yang membawa aliran baru dalam dunia permusikan. Walau terkadang para haters membenci beliau karena menyanyi dengan pembawaan yang aneh. Liriknya sulit dihafalkan, lagunya sulit dinyanyikan, tetapi di balik semua itu, makna liriknya sangatlah. Barokah selalu untuk Jeje Boys!
Demikianlah biografi Jason Ranti, atau yang biasa dipanggil Jeje Boys, seorang musikus indie yang unik dan penuh tafsir.
Editor: Firmansah Surya Khoir
Illustrator: Salman Al Farisi