4 Kelakuan Norak Mahasiswa Tua kepada Mahasiswa Baru
Belum lama ini tepatnya pada tanggal 29 Maret 2022 telah diumumkan hasil seleksi masuk perguruan tinggi jalur SNMPTN. Hal tersebut tentunya semakin mengokohkan saya sebagai angkatan 2019 bertransformasi menjadi mahasiswa tua. Gelar tersebut sebenarnya terdengar kurang begitu menyenangkan, mengingat saya pribadi hanya sempat merasakan vibes perkuliahan selama satu tahun lamanya sebelum datangnya pandemi. Dengan kuliah daring, semua proses perkuliahan terasa begitu cepat dan tidak terasa semakin mendekatkan kami kepada realita dunia.
Kedatangan mahasiswa baru di dunia perkuliahan biasanya disambut mesra oleh kakak-kakak ini yang biasanya menganggap mereka sebagai “adik” yang polos. Nah, di sini saya ingin membahas kelakukan norak para mahasiswa tua dalam memperlakukan “adik” mereka ini sebagai mahasiswa baru. Meskipun revolusi mengenai kegiatan penyambutan terhadap mahasiswa baru sudah dilakukan sejak bertahun-tahun yang lalu, tetapi masih saja ada kakak nakal yang berkelakuan norak seperti berikut ini:
1. Adu Nasib
Perbedaan zaman menyebabkan adanya perbedaan kultur dan perlakuan turun-temurun dari kakak tingkat. Hal tersebut seringkali dipermasalahkan oleh kakak-kakak ini karena mereka menganggap setiap mahasiswa baru yang hadir harus mendapatkan perlakukan yang sama seperti dengan yang dirasakan para mahasiswa tua ini dulunya. Padahal, metode tertentu belum tentu relevan di setiap zamannya.
Baca juga: Mari Ubah Kata Senior Menjadi “Señor, Señora, Señorita” Demi Keberlangsungan Organisasi
Biasanya akan muncul kalimat template dari mulut mereka, “Zaman kalian mah udah enak, enggak kayak kita dulu”. Kemudian, kakak-kakak ini mulai membandingkan getir dan kerasnya perlakuan yang diterima oleh mereka dulunya. Mungkin percakapan semacam inilah yang menjadi penyebab utama sulitnya membendung senior kolot yang muncul setiap tahun karena adanya doktrin yang disebarkan secara turun-temurun.
2. Minta Dihormati
Saya yakin sekarang sebenarnya kelakukan mahasiswa tua semacam ini sudah berkurang secara drastis, namun pasti dari banyaknya senior open minded akan ada beberapa oknum terselip yang meminta dihormati oleh adik mereka. Banyak kakak-kakak senior yang kemudian ingin disapa dengan cara tertentu jika kebetulan berpapasan. Padahal, perbedaan antara mahasiswa baru dan mahasiswa tua hanya terletak pada tahun kelahiran saja. Dari segi almamater, status, dan tugas kita di kampus memiliki kesamaan bukan?
Menghormati mahasiswa tua bukanlah perbuatan yang salah, namun ketika kita meminta orang lain untuk menghormati kita barulah terasa adanya kejanggalan. Bukankah memang sudah seharusnya masing-masing dari kita saling menghormati satu sama lain tak pandang usia maupun gelar sebagai mahasiswa tua atau mahasiswa baru, apalagi malah memaksa orang untuk menghormati kita?
3. Penyuruh Handal
Kelakuan ini adalah tingkat lanjutan dari meminta dihormati yaitu mengeksploitasi orang yang mereka anggap “adik” tadi. Biasanya mereka akan memberikan perintah kepada para mahasiswa baru untuk melakukan sesuatu atau bahkan membelikan barang tertentu dengan dalih “bentuk solidaritas”. Padahal, sebenarnya para mahasiswa tua ini bisa melakukannya sendiri, tetapi karena kebetulan ada pendatang baru mereka mungkin ingin terlihat superior.
Baca juga: Kampus dan Segudang Koloni Dedemit yang Menyertainya: Bagian Satu
Terdengar sangat miris, namun pada kenyataannya budaya seperti ini memang sudah terlalu mandarah daging dan dilakukan secara turun-temurun sehingga untuk saat ini kita mungkin tidak bisa menghentikan semua oknum yang masih berpikiran seperti ini. Solusi terbaik untuk saat ini mungkin melawan doktrin dengan doktrin baru, di mana kita sebagai mahasiswa tua dan mahasiswa baru sebenarnya tetap bisa kok saling menghormati tanpa mengeksploitasi satu sama lain. Percayalah, duduk bersama dengan perasaan setara akan lebih nikmat rasanya.
4. Mencari Mangsa
Selain sifat norak dan arogan, biasanya oknum mahasiswa tua ini juga memiliki sifat tidak konsisten alias pilih kasih. Pengecualian eksploitasi akan dilakukan apabila terdapat mahasiswa baru yang menjadi incaran para buaya kampus ini. Jaring akan mulai ditebar ketika para mahasiswa baru hadir untuk mencari mangsa yang bisa ditangkap.
Korban biasanya adalah mahasiswa baru dengan penampilan menarik. Pilihan yang ada ketika para korban sudah menjadi incaran hanya ada dua, yaitu tetap bertahan dengan tujuan bisa survive atau menolak dengan risiko tertentu. Bisa dibilang, mungkin situasi ini menjadi salah satu momen yang cukup menyebalkan bagi mereka yang biasanya mendapat privilege dari good looking.
Baca juga: Beorganisasi tapi Suka Ngrasani
Jadi, itulah beberapa kelakuan norak mahasiswa tua kepada mahasiswa muda. Tapi, satu hal yang harus diingat! Kelakuan tersebut untuk saat ini hanya dilakukan oleh oknum tertentu saja sehingga sebenarnya kalian para mahasiwa baru tidak perlu terlalu khawatir. Nah, apabila kalian masih menemukan oknum semacam itu mending segera pergi menjauh deh, daripada kalian jadi repot. Terakhir, saya meminta doa pembaca sekalian agar saya sebagai mahasiswa tua debutan dijauhkan dari kelakuan semacam ini.
Editor: Firmansah Surya Khoir
Illustrator: Umi Kulzum Pratiwi Nora Putri