Biografi Tatang Koswara, Sniper Legendaris TNI yang Menjadi Momok Pasukan Fretilin – Pada setiap pertempuran atau peperangan, seorang sniper atau penembak runduk merupakan momok tersendiri bagi setiap prajurit infanteri lawan dalam medan pertempuran. Sniper selalu ditakuti oleh pihak musuh karena memiliki kemampuan untuk menghabisi lawan dari jarak yang cukup jauh dan hampir tidak terdeteksi.
Bahkan, tidak jarang pula seorang sniper dapat merubah kondisi dalam sebuah peperangan atau pertempuran. Militer Indonesia dalam sejarahnya pernah memiliki seorang sniper atau penembak runduk yang cukup dikenal di kalangan militer dunia. Beliau adalah Tatang Koswara yang merupakan mantan sniper di kalangan TNI-AD.
Biografi Tatang Koswara
Kehidupan Pribadi Tatang Koswara
Tatang Koswara lahir di Bandung, Jawa Barat pada 12 Desember 1946. Beliau lahir dari keluarga golongan militer, ayahnya yakni Abdurrahman merupakan seorang anggota Kepolisian Republik Indonesia yang bertugas dalam satuan Brigade Mobil (Brimob). Hal inilah yang membuat Tatang Koswara sejak kecil cukup akrab dengan dunia kemiliteran meskipun di masa mudanya beliau juga masuk ke sekolah teknik.
Baca juga: Biografi Ignatius Dewanto, Pilot Tempur Legendaris Sekaligus Ace Kebanggaan AURI
Tatang Koswara sejatinya memiliki nama kecil, yakni Habib Abdurrahman. Namun, nama tersebut dirubah setelah mengalami masalah keluarga. Sejak kecil Tatang memang sudah akrab dengan senapan atau senjata api. Bahkan, tidak jarang pula beliau ikut berburu babi hutan bersama beberapa teman sejawatnya kala itu. Kemampuan Tatang inilah yang kemudian membawanya masuk ke dunia militer.
Ikut Kemiliteran dan Ditugaskan di Timor-Timur
Tatang Koswara mulai masuk ke kemiliteran pada tahun 1966. Beliau mendaftar di Sekolah Calon Tamtama (Secata) bersama beberapa temannya di Pengalengan, Bandung, Jawa Barat. Singkat cerita setelah beliau berpangkat Serda, beliau kemudian ditugaskan di Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif) dan Pusat Pendidikan Infanteri (Pusdikif) di Bandung dan menjadi seorang instruktur penembak.
Karirnya sebagai seorang penembak runduk atau sniper dimulai saat beliau mengikuti program pelatihan yang dikenal dengan nama MTT (Mobile Training Teams) bersama 7 orang rekannya. Pelatihan yang dilakukan sejak tahun 1974 hingga tahun 1975 mendapatkan instruksi langsung dari Kapten Conway dari dinas militer Amerika Serikat. Selama pelatihan, Tatang bersama 7 orang rekannya menjadi komponen dari 60 anggota TNI-AD yang berkesempatan mendapatkan pelatihan menjadi seorang sniper.
Singkat cerita, Tatang kemudian lulus bersama 17 orang yang memenuhi kualifikasi sebagai seorang sniper dari 60 orang yang ikut pelatihan. Selepas itu, Tatang kemudian langsung terjun di medan perang di Timor-Timur selama tahun 1977-1978. Senjata andalan Tatang kala itu adalah senapan Winchester M-70 yang menjadi senjata yang cukup terkenal sebagai senjata andalan para sniper blok barat.
Selama berdinas di Timor-Timur, tercatat Tatang telah melakukan 41 kills yang terkonfirmasi. Akan tetapi, beliau sendiri mengatakan bahwa korban yang berhasil menemui ajal dengan pelurunya mencapai lebih dari 100 korban. Tatang bahkan sempat menjadi buruan yang paling dicari oleh anggota Fretilin karena seringkali beliau menembak para pimpinan Fretilin kala itu. Tatang Koswara kemudian pensiun dari dunia kemiliteran pada tahun 1996 dengan pangkat terakhir sebagai Pembantu Letnan Satu (Peltu).
Baca juga: Biografi Mikhail Kalashnikov, Penemu Senapan AK-47
Hidup dalam Kesulitan Ekonomi di Masa Tua hingga Akhir Hayat
Meskipun beliau dianggap sebagai salah satu orang yang cukup berjasa selama konflik di Timor-Timur, akan tetapi di masa tuanya beliau sempat mengalami kesulitan ekonomi. Bahkan, beliau juga terbilang hidup sangat sederhana. Meskipun begitu nama Tatang Koswara masuk sebagai salah satu sniper terkenal di dunia dalam buku karya Peter Brooke Smith yang berjudul Sniper Training, Techniques and Weapons. Bahkan, namanya disejajarkan dengan sniper legendaris dunia seperti Simo Hayha dan Lyudmila Pavlichenko.
Tatang Koswara wafat pada 3 Maret 2015 setelah beliau mengisi acara sebagai bintang tamu di salah satu stasiun TV nasional. Meskipun sempat dilarikan ke rumah sakit, nyawanya tidak terselamatkan. Beliau meninggal di usia 68 tahun akibat serangan jantung.
Demikianlah biografi seorang Tatang Koswara, sniper legendaris TNI yang menjadi momok bagi pasukan Fertilin.
Editor: Firmansah Surya Khoir
Illustrator: Salman Al Farisi