Pentingnya Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia – Pembinaan dan pengembangan bahasa merupakan pokok yang harus dipelajari seseorang agar bisa menerapkan Bahasa Indonesia sesuai kaidah dan aturan yang berlaku. Dalam hal ini, pembinaan dan pengembangan bahasa memiliki tujuan, yakni agar Bahasa Indonesia tetap dipelihara sekaligus dijaga guna melengkapi fungsi dan kedudukannya.
Kedudukan Bahasa Indonesia yakni sebagai alat komunikasi dalam formal maupun nonformal. Dalam hal ini, pendidikan Bahasa Indonesia menjadi sebuah media utama untuk menghasilkan pemikiran yang nyata dan cermat.
Hal-hal yang harus dilakukan dalam pembinaan dan pengembangan Bahasa Indonesia mencakup upaya pembakuan dengan tujuan menghasilkan bahasa yang cermat, pasti, serta praktis dalam komunikasi. Bagi kepentingan praktis, pembinaan bahasa tertuju kepada penuturnya, yaitu manusia sebagai pengguna Bahasa Indonesia.
Terdapat dua aspek pembinaan dan pengembangan bahasa, yaitu pembinaan Bahasa mencakup masyarakat luas dan generasi penerus, serta pengembangan bahasa mencakup persoalan bahasa dan sikap terhadap bahasa (Suhender, 1997).
Bahasa Indonesia menyatukan rakyat yang berbeda latar belakang dengan menjadikannya sebagai bahasa persatuan. Seiring dengan perkembangannya, Bahasa Indonesia berkedudukan menjadi bahasa resmi, bahasa nasional negara, serta bahasa negara Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki kedudukan dengan fungsi berbeda yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan.
Baca juga: Bukan Lagi PUEBI, EYD Edisi V Jadi Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia Terbaru
Bahasa Indonesia memiliki eksistensi di tingkat nasional yang mengalami penurunan seiring dengan adanya globalisasi. Bahasa Indonesia harus dipertahankan dan digunakan dalam kehidupan dengan penuh rasa bangga.
Bahasa Indonesia menjadi bahasa pemersatu serta sebagai bahasa nasional. Dengan demikian perlunya pembinaan dan pengembangan oleh berbagai pihak. Salah satu wujud dari upaya dalam membina dan mengembangkan bahasa yang dilakukan oleh pemerintah adalah menjadikan Bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang bersifat wajib dalam kurikulum pendidikan yang dimulai dari Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi.
Perilaku dalam Pembinaan Bahasa Indonesia
Dalam melakukan interaksi kebahasaan, seseorang dipengaruhi lingkungan sekitarnya. Seseorang dianjurkan menggunakan Bahasa Indonesia sesuai kaidah dan aturan yang berlaku. Hal tersebut mengandung beberapa tujuan mengenai pembinaan Bahasa Indonesia, antara lain.
1. Meningkatkan dan membina terhadap perilaku positif dalam berbahasa
Tujuan utama dalam pembinaan Bahasa Indonesia adalah meningkatkan sikap positif dalam berbahasa Indonesia. Coba kita tanyakan pada diri sendiri, sudah berapa persentase kita mencintai Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan bahasa nasional. Semisal jawaban dari pertanyaan tersebut sudah mengandung rasa cinta, memiliki sikap kepemilikan, serta mewajibkan diri sendiri untuk mempertahankannya, artinya kita telah berhasil melaksanakan pembinaan Bahasa Indonesia.
2. Meningkatkan prinsip berbahasa Indonesia sesuai kaidah dan aturan yang berlaku
Dalam hal ini dapat dipertanyakan juga pada diri sendiri. Misalnya, sudah berapa besar persentase berprinsip Bahasa Indonesia sesuai kaidah dan aturan yang berlaku dalam diri kita ini? Jika jawaban dari pertanyaan tersebut sudah memiliki prinsip, hendaknya terus mengembangkannya dalam berkomunikasi dengan orang lain.
3. Peningkatan mutu serta disiplin dalam lingkungan masyarakat
Dalam hal ini dapat dipertanyakan, seberapa keraguan dan keingintahuan kita terhadap beberapa ruang lingkup kebahasaan, seperti frasa dan klausa/kalimat.
Baca juga: Corak Bahasa Jaksel
Keterlibatan Lembaga Pendidikan dalam Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Salah satu jalur pengembangan bahasa adalah melalui lembaga pendidikan, terutama pendidikan formal yang terdiri dari berbagai sekolah (bermacam-macam jenjang) dengan komponen-komponen yang ada di dalamnya. Lembaga-lembaga ini sudah sepatutnya memiliki peran aktif dalam upaya menumbuhkan rasa kepemilikan, bangga, sekaligus bersyukur atas Bahasa Indonesia.
Sekolah dan perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan formal memungkinkan untuk menerbitkan peraturan dan menghadirkan program-program yang diyakini dapat mendorong hadirnya sikap positif terhadap Bahasa Indonesia. Tujuan akhirnya tentulah untuk menjadikan warga Indonesia yang kuat dan utuh dalam menjaga identitas keindonesiaannya sebagai salah satu bukti kedaulatan Negara Indonesia.
Berikut beberapa tugas dan bentuk keterlibatan lembaga pendidikan formal guna pengembangan sikap bahasa.
1. Sekolah
Sekolah dapat menetapkan dan menerapkan kebijakan mengenai sikap bahasa. Misalnya menerapkan keharusan warganya untuk berbahasa yang baik dan benar, yakni memperhatikan kriteria-kriteria dalam ketentuan berbahasa.
2. Guru
Dalam konteks ini, guru berperan penting untuk pengembangan sikap bahasa. Misalnya guru telah mendapatkan pengetahuan mengenai pengembangan sikap bahasa, kemudian dipraktekkan melalui pembelajaran yang dapat mengantarkan para siswa/siswi untuk memiliki sikap positif dalam pembelajaran bahasa yang baik dan benar.
Baca juga: Beragam Alasan Orang Tua Ingin Anaknya Fasih Berbahasa Inggris Sejak Dini
3. Peserta didik
Selain sekolah dan guru, peserta didik dapat membuat semacam bentuk kegiatan yang bisa menghasilkan sikap positif berbahasa di lingkungan sekolah melalui OSIS. Misalnya dalam kegiatan class meeting yang diadakan setelah pelaksanaan ujian. Bisa juga melalui lomba berbasis praktik berbahasa dan sastra.
Pada konteks perguruan tinggi, sikap bahasa bisa diterapkan melalui penggunaan bahasa dalam kegiatan akademik. Seperti berkomunikasi dengan dosen atau sesama mahasiswa baik secara lisan maupun tulisan. Selain itu juga dapat diterapkan dalam konteks tulisan, seperti penulisan karya ilmiah yang secara formal sudah terdapat acuan dalam menghasilkan karya ilmiah yang bermutu dalam konteks kebahasaan yang baik dan benar.
Referensi:
Balawa, L. O. (2010). Pembinaan dan pengembangan bahasa. FKIP Unhalu.
Suhender, M. E. (1997). Pembinaan dan pengembangan Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Editor: Firmansah Surya Khoir
Visual Designer: Al Afghani