Biografi Alexander Andries Maramis, Perumus Piagam Jakarta dan Menteri Keuangan Pertama Indonesia

Biografi Alexander Andries Maramis

Biografi Alexander Andries Maramis, Perumus Piagam Jakarta dan Menteri Keuangan Pertama Indonesia – Alexander Andries Maramis atau yang lebih dikenal dengan nama Mr. A. A. Maramis mungkin sedikit kurang familiar dibandingkan beberapa nama seperti Mohammad Hatta, Ir. Soekarno, Muhammad Yamin ataupun KH Wachid Hasyim sebagai perumus piagam Jakarta atau Jakarta Charter yang kelak menjadi dasar dari perumusan Pancasila. Namun, nama A. A. Maramis juga tidak kalah penting dalam perumusan piagam Jakarta, sehingga beliau diberi gelar pahlawan Nasional pada tahun 2019 silam.

Selain sebagai salah satu perumus piagam Jakarta, A. A. Maramis juga dikenal sebagai salah satu bapak keuangan di Indonesia. Dirinya juga pernah ditunjuk sebagai Menteri Keuangan Republik Indonesia kedua secara de facto menggantikan Dr. Samsi Sastrawidagda yang hanya menjabat sebagai Menteri Keuangan Indonesia selama kurang lebih 1 bulan lamanya karena mengundurkan diri dengan alasan kesehatan.

Biodata Alexander Andries Maramis

NamaAlexander Andries Maramis
Tempat LahirManado, Sulawesi Utara
Tanggal Lahir20 Juni 1897
AyahAndries Alexander Maramis
IbuCharlotte Ticoalu
KeluargaMaria Walanda Maramis (Tante)
PendidikanSekolah Dasar Bahasa Belanda ((Europeesche Lagere School) di ManadoSekolah Menengah Belanda (Hogere Burgerschool) di Batavia (sekarang Jakarta)Universitas Leiden, Belanda
ProfesiAdvokatMenteri Keuangan
AgamaKristen

Biografi Alexander Andries Maramis

Latar Belakang dan Kehidupan Pribadi

Alexander Andries Maramis lahir di Manado, Sulawesi Utara atau saat itu masih masuk dalam administrasi Hindia-Belanda pada tanggal 20 Juni 1897. Dirinya merupakan anak dari Andries Alexander Maramis dan Charlotte Ticoalu. Dirinya merupakan keponakan dari Maria Walanda Maramis yang juga merupakan pahlawan nasional. Sejak kecil, ayahnya yang juga merupakan pejabat lokal mengajarkannya banyak ilmu pengetahuan dasar dan kemudian menyekolahkannya di ELS (Sekolah Dasar Bahasa Belanda) di Manado. Selepas lulus pendidikan dasar, dirinya kemudian melanjutkan sekolah di HBS (Sekolah Menengah Belanda) di Batavia. Dirinya kemudian melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi di Belanda dan berkuliah di Universitas Leiden dengan fokus ilmu hukum.

Selama di Belanda, dirinya aktif berorganisasi dengan masuk ke dalam organisasi Perhimpunan Indonesia (Indische Vereeniging) sebelum akhirnya kembali ke Hindia-Belanda atau Indonesia setelah lulus di tahun 1924. Dirina kemudian memulai karirnya sebagai advokat di tahun 1925 saat bertugas di Pengadilan Negeri di Semarang. Lalu, selang beberapa waktu, dirinya dipindah tugaskan ke Palembang.

Karier Politik dan Menjadi Bagian Panitia Sembilan

A.A. Maramis mulai memasuki karir politiknya saat diangkat sebagai salah satu anggota BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada bulan Maret 1945. Dalam badan ini, dirinya termasuk ke dalam “Panitia Sembilan” bersama beberapa nama lainnya seperti Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Muhammad Yamin, KH. Wachid Hasyim, Achmad Soebardjo dan beberapa nama lainnya.

Panitia ini kemudian merumuskan dasar-dasar landasan ideologis yang kelak dikenal dengan nama Piagam Jakarta yang juga menjadi dasar dari perumusan Pancasila yang diusulkan oleh Soekarno sebagai dasar negara Republik Indonesia pada tanggal 1 Juni 1945. A.A. Maramis juga ditunjuk sebagai salah satu anggota Panitia Perancang Undang-Undang Dasar yang dibentuk dalam sidang BPUPKI 11 pada Juli 1945.

Menjadi Menteri Keuangan Indonesia dan Menjabat Duta Besar

Selepas Indonesia memproklamasikan kemerdekannya pada 17 Agustus 1945, A.A. Maramis tidak langsung ditunjuk sebagai Menteri Keuangan pertama kala itu. Dirinya baru resmi ditunjuk sebagai Menteri Keuangan Republik Indonesia pada 26 September 1945 setelah Dr. Samsi Sastrawidagda yang menjabat Menteri Keuangan pertama mengundurkan diri karena masalah kesehatan.

 Ada beberapa perbedaan pendapat yang menganggap Maramis adalah Menteri keuangan pertama di Indonesia karena Dr. Samsi Sastrawidagda hanya menjabat dalam waktu singkat sebagai menteri. Namun, beberapa pihak menyebut A.A. Maramis sebagai menteri keuangan kedua kendati masuk ke dalam kabinet Indonesia Pertama.

Semasa menjabat sebagai Menteri Keuangan Republik Indonesia, A.A. Maramis dianggap sebagai salah satu tokoh ekonomi atau bisa dikatakan salah satu bapak perekonomian di Indonesia kala masih baru merdeka. Dirinya berperan dalam pengembangan dan percetakan uang kertas pertama Indonesia atau yang dikenal dengan nama ORI (Oeang Republik Indonesia). Uang ORI ini sendiri dikeluarkan untuk menggantikan uang kertas Jepang yang diedarkan oleh pemerintah Hindia-Belanda di tahun 1946.

A.A. Maramis tercatat setidaknya 4 kali menjabat sebagai Menteri Keuangan Republik Indonesia, yakni pada masa kabinet Indonesia, Kabinet Amir Sjarifuddin I, Kabinet Amir Sjarifuddin II dan juga Kabinet Hatta I. Bahkan, selama agresi militer Belanda II, A.A. Maramis sempat menjabat sebagai Menteri luar negeri dan berkedudukan di New Delhi, India saat kabinet Pemerintahan Darurat Republik Indonesia dibentuk di Sumatera imbas dari Agresi Militer II tersebut.

Menapaki Karier sebagai Duta Besar

Selepas melepas jabatan sebagai Menteri Keuangan di di pertengahan tahun 1949, A.A. Maramis pernah ditunjuk sebagai duta besar Indonesia untuk Filipina di tahun 1950.  Namun, sebelumnya dia pernah diangkat sebagai Duta Istimewa Indonesia yang mengawasi para wakil-wakil dari Indonesia yang berada di luar negeri. A.A. Maramis sendiri menjadi duta besar untuk Filipina selama kurang lebih 3 tahun, yakni dari tahun 1950 hingga tahun 1953 dan berkantor di Manila, Filipina.

Dia juga pernah menjabat sebagai Duta besar Indonesia untuk Jerman Barat sejak melepaskan posisi sebagai Duta besar Indonesia untuk Filipina di awal tahun 1953. Dirinya menjabat sebagai Duta besar Indonesia untuk Jerman Barat selama kurang lebih 3 tahun lamanya, yakni dari tahun 1953-1956. Kemudian, dirinya ditarik ke Jakarta dan diangkat sebagai Kepala Direktorat Asia/Pasifik di Kementerian Luar Negeri. Akan tetapi, jabatan ini hanya diembannya selama beberapa bulan saja.

Pada bulan Oktober 1956, dirinya ditunjuk sebagai Duta besar Indonesia untuk Uni Soviet dan berkantor di Moskow, Uni Soviet. Kala itu, hubungan bilateral antara Indonesia dengan Uni Soviet maupun negara-negara blok timur lainnya dianggap cukup akrab. Bahkan, semasa inilah A.A. Maramis seringkali menemani pihak dari Uni Soviet maupun Indonesia yang tengah berkunjung ke Moskow. Dirinya menjabat sebagai Duta besar Indonesia untuk Uni Soviet dari tahun 1956 hingga 1959.

Semasa menjabat sebagai Duta besar Indonesia untuk Uni Soviet, A.A. Maramis juga ditunjuk sebagai Duta besar Indonesia untuk Finlandia di tahun 1958. Namun, dirinya tetap berkedudukan di Moskow, Rusia hingga akhir tahun 1959. Dirinya kemudian mengakhiri karirnya sebagai duta besar dan diplomat pada tahun 1960 setelah menyelesaikan tugasnya sebagai Duta besar Indonesia untuk Finlandia.

Akhir Hayat A.A. Maramis

Selepas melepaskan jabatannya sebagai Duta besar Indonesia selama kurang lebih 10 tahun lamanya, A.A. Maramis lantas tidak langsung kembali ke Indonesia. Dirinya lebih memilih menetap di negara Swiss sejak tahun 1960 hingga tahun 1976. Dirinya dan keluarganya kala itu diketahui menetap di Lugano, Swiss.

Usai menetap selama kurang lebih 20 tahun di luar negeri, A.A. Maramis akhirnya memutuskan kembali ke Indonesia pada tahun 1976 karena dirinya mengakui cukup merindukan negeri kelahirannya tersebut. Namun, keinginan kembalinya ke Indonesia tersebut seakan-akan menjadi kode bahwa dirinya akan tidak lama lagi berpulang ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa. Setahun kemudian, tepatnya di tahun 1977 dirinya harus dirawat di rumah sakit setelah mengalami pendarahan.

A.A. Maramis pada akhirnya harus menghembuskan nafas terakhirnya pada 31 Juli 1977 di Rumah sakit Angkatan Darat Gatot Soebroto. Jenazahnya kemudian disemayamkan di Departemen Luar Negeri guna mengenang jasanya sebagai salah satu diplomat handal sebelum akhirnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Itulah biodata serta biografi lengkap dari Alexander Andries Maramis atau yang biasa juga dikenal dengan A.A. Maramis, salah satu perumus Piagam Jakarta dan Menteri Keuangan pertama Indonesia.

Bagikan di:

Artikel dari Penulis