Sudah susah payah saya mencari televisi mini ke mana-mana. Berbagai toko barang elektronik sudah kakek saya kunjungi, tetapi tidak kunjung juga menemukannya yang ada hanya televisi yang berukuran besar.
Cerita ini berawal saat saya berumur lima tahun, waktu itu saya punya salah seorang teman main, ia anak orang kaya dari dukuh sebelah. Alasan teman saya yang kaya ini mau main dengan saya dan juga kawan-kawan saya yang lain adalah karena ia tidak punya teman di dukuhnya untuk diajak main. Sehingga ia bermain ke dukuh saya. Tetapi ia seringkali bikin kesel yaitu sombong dan suka pamer. Setiap kali bermain ia selalu membawa mainan terbaru.
Saya dan teman teman yang lain hanya melihatnya saja, tanpa berani meminjamnya. Karena memang tidak boleh karena takut malah rusak. Suatu hari ia membawa sebuah televisi mini. Lalu ia pun membawa televisi mini tersebut ke rumah kerabatnya untuk dinyalakan dan ia juga mengajak teman teman yang lain untuk melihatnya.
Sesampainya di sana televisi pun berhasil dinyalakan, terlihat acara televisi sedang disiarkan. Tetapi dia malah mengusir saya, melarang saya untuk menonton televisi mini tersebut. Kemudian saya pun memutuskan untuk pulang ke rumah. Sesampainya di rumah kakek mengatakan kepada saya bahwa ia akan membelikan saya televisi mini, ternyata kakek tahu kalau saya dilarang ikut menonton televisi mini oleh teman saya.
Keesokan harinya kakek mencari televisi mini ke berbagai toko elektronik tetapi tidak menemukannya. Saat itu saya tidak ikut, karena saya sekolah saat itu saya duduk di bangku taman kanak-kanak. Kakek pun mengatakan kepada saya bahwa ia tidak menemukan televisi mini di toko-toko elektronik.
Baca juga: Kaum Miskin Dipelihara Youtuber
Kakek saya pun teringat bahwa adiknya punya televisi mini. Ketika hari Ahad kakek saya mengajak saya untuk berkunjung ke rumah adiknya. Kakek pun menceritakan maksud dan tujuannya. Ternyata televisi mini milik adik kakek rusak dan tidak bisa menyala. Kakek pun tidak mempermasalahkannya, katanya akan ia perbaiki kerusakan televisi mini tersebut sendiri. Saya dan kakek pun pulang dari rumah adik kakek membawa televisi mini ini.
Kami tidak langsung pulang ke rumah, kakek mengajak saya ke rumah temannya yang biasa memperbaiki barang elektronik. Hanya butuh waktu beberapa jam saja kawan kakek ini dapat memperbaiki televisi mini tersebut. Saya dan kakek sampai di rumah sore hari. Meskipun sudah diperbaiki kerusakannya, televisi mini tersebut belum bisa digunakan. Karena belum ada antena. Kakek pun menyuruh paman keesokan harinya untuk membeli antena mini.
Setelah membeli antena, paman ditugaskan oleh kakek untuk membuat televisi mini tersebut menyala. Namun antena mini tidak bisa dipasangkan ke televisi mini tersebut, karena kabel antena tidak bisa masuk ke televisi mini. Berbagai cara dilakukan, tapi tidak bisa malahan antena mininya rusak. Maklum saja paman saya masih amatiran.
Kemudian televisi mini tersebut pun beralih fungsi menjadi radio. Jadi televisi mini tersebut juga bisa menjadi radio, kalau radio tidak perlu menggunakan antena. Pernah suatu ketika televisi mini tersebut bisa menyala menyiarkan acara televisi dan gambarnya begitu jelas. Padahal tidak ada antenanya. Tetapi itu hanya berlangsung selama satu hari, di hari-hari selanjutnya tidak bisa.
Kini televisi mini tersebut entah berada di mana, katanya sih disimpan di gudang. Saya pernah mencarinya di gudang tetapi tidak menemukannya. Saya menduga televisi mini tersebut sudah diambil oleh seseorang. Karena letak gudang tersebut di belakang rumah dan tidak dikunci.
Editor: Firmansah Surya Khoir
Illustrator: Umi Kulzum Pratiwi Nora Putri