Tinggal di Pinggiran Desa Membuat Saya Sering Mendengar Suara dan Melihat Penampakan Sosok Misterius – Rumah saya terletak di pinggiran desa, sudah barang tentu memiliki tetangga yang bisa dihitung dengan jari. Jarak dari satu rumah ke rumah lainnya pun terbilang cukup jauh. Lingkungan sekitar rumah saya terdiri dari hamparan sawah dan juga kebun. Orang-orang biasa menyebut wilayah ini dengan nama Blok Sawah Gondang.
Ketika malam tiba suasana di sekitar rumah saya pun sepi. Para tetangga tidak ada yang keluar rumah dan pintu rumahnya pun sudah terkunci. Wajar saja sepi, karena terletak di pinggiran desa. Pusat desanya juga sepi sih, hehe.
Saat awal saya tinggal di daerah tersebut sih, tidak betah. Karena sangat sepi, yang membuat saya tidak betah. Tetapi lama-kelamaan terbiasa juga dengan keadaan tersebut, seperti kata pepatah witing tresna jalaran saka kulina.
Beberapa orang pernah bertanya kepada saya, “Apakah tidak takut dengan penampakan, kata orang pernah melihat penampakan di sekitar rumah kamu, mulai dari kuntilanak di pohon rambutan hingga hantu setengah badan di dekat tiang listrik.” Saya pun menjawab, “Tidak takut!”
Setiap menjelang pukul 12 malam, seringkali terdengar suara gesekan sandal basah di jalan kecil depan rumah. Konon katanya suara tersebut adalah suara Hantu Jerangkong. saya sendiri tidak berani keluar rumah untuk memastikan suara apa itu. Melihat dari jendela saja saya tidak berani.
Selain suara tersebut, dulu setiap waktu senja seringkali terdengar suara lengkingan yang begitu memekik telinga di kebun samping rumah. Anehnya saat saya bertanya kepada tetangga terdekat tidak ada yang mendengar. Suara tersebut hanya terdengar oleh saya dan ibu. Kata ibu sih suara tersebut adalah suara Kelong Wewe Tua.
Sering terdengar juga suara orang mengetuk pintu dan mengucapkan salam, tetapi setelah saya buka pintu tidak ada orangnya. Maka dari itu ibu selalu mewanti-wanti supaya saat akan membukakan pintu dilihat dulu dari kaca jendela apakah ada orangnya apa tidak. Kalau tidak ada siapa-siapa, maka jangan membuka pintu serta menjawab salamnya. Kadang, suara ketukan pintu tersebut bukan hanya terjadi pada malam hari tetapi juga di siang hari.
Pernah suatu waktu ibu saya berada di dapur dan sedang memasak untuk sarapan. Dari luar pintu belakang terdengar suara perempuan, suaranya begitu halus dan berkata “Lagi memasak?” Ibu saya pun menjawab “Bar kelayapan kieh mesti, yawene tembeke balik, wis awan be muncul meden-medeni.” Setelah itu tidak ada jawaban, mungkin hantu tersebut berniat untuk menakut-nakuti, tetapi salah waktu, dan orang. Ibu saya kan orangnya pemberani.
Saya pernah beberapa kali melihat penampakan (kalau ibu sih lebih sering lagi). Diantaranya sewaktu saya hendak menutup lerekan (kain untuk menutup kaca jendela) jendela samping rumah saat pukul 6 sore, sudah gelap juga. Saat itulah saya melihat penampakan putih-putih terbang.
Setelah salat Isya atau setelah salat Magrib biasanya saya pergi ke rumah nenek untuk menjemput adik. Saya lupa harinya hari apa. Saat saya baru saja berjalan 10 meter dari rumah, di pertigaan jalan nampak anak kecil kepala botak berlari cepat sekali masuk ke rumah salah satu tetangga.
Penampakan lainnya terjadi di waktu saya pulang malam dari rumah nenek, sekitar pukul 10 malam. Penampakan tersebut terjadi di semak belukar yang terletak 10 meter dari rumah. Saat saya berjalan dekat dengan semak belukar tersebut tiba-tiba nongol sebuah kepala. Saya pun tersentak kaget, namun lucunya sang hantu pun juga terlihat kaget dan langsung masuk lagi ke dalam semak belukar dan menghilang.
Untung saja ponsel yang saya gunakan sebagai senter di tangan tidak terjatuh karena kaget. kalau ponsel saya terjatuh bisa berabai kan yah. Setelah itu saya pun langsung bergegas untuk lari.