5 Alasan Lebih Nyaman Tinggal di Kampung Halaman
Ada sebagian orang yang lebih nyaman tinggal di perantauan daripada tinggal di kampung halaman. Akan tetapi, ada juga sebagian orang yang lebih nyaman tinggal di kampung halaman. Pilihan ini bukan tanpa alasan. Pada tulisan kali ini, saya akan mengulik penyebab mengapa sebagian orang lebih memilih tinggal di kampung halaman. Berikut 5 alasan lebih nyaman tinggal di kampung halaman:
1. Kumpul Bersama Keluarga
Ada ungkapan yang mengatakan bahwa “mangan, ora mangan sing penting kumpul karo keluarga”. Ungkapan tersebut biasanya diucapkan oleh orang tua untuk mencegah anaknya pergi merantau. Bagi mereka yang memiliki kedekatan dengan keluarga, dalam hal ini orang tua, tentu akan merasa berat hati meninggalkan kampung halaman. Begitu juga sebaliknya, orang tua akan berat hati melepas anaknya merantau. Ketika di perantauan pun akan selalu terbayang-bayang rumah.
Saya pernah mengobrol dengan beberapa orang yang merantau hanya seumur jagung. Menurut mereka, mereka lebih nyaman tinggal di kampung halaman karena mereka bisa berkumpul bersama keluarga di kampung halaman.
Baca juga: Apa Salahnya Membuang Sampah di Sungai?
2. Memiliki Pekerjaan Mapan di Kampung Halaman
Kedua, penyebab lebih nyaman tinggal di kampung halaman adalah memiliki pekerjaan mapan di kampung halaman. Banyak orang memutuskan untuk merantau karena tidak memiliki pekerjaan di kampung halaman, atau gaji di kampung yang tidak seberapa. Maka dari itu, merantau adalah solusi untuk meningkatkan perekonomian. Lain halnya dengan mereka yang memiliki pekerjaan mapan di kampung halaman, tentu akan lebih nyaman di kampung halaman.
3. Biaya Hidup di Kampung Halaman Lebih Murah
Penyebab berikutnya adalah biaya hidup di kampung halaman yang lebih murah. Bukan sebuah rahasia lagi, bahwasanya biaya hidup di perantauan jauh lebih mahal dibandingkan dengan biaya hidup di kampung halaman, apalagi kalau tempat merantaunya adalah Jakarta.
Kalau di kampung, hanya dengan uang 3 ribu saya dapat membeli makanan untuk sarapan. Kalau di Jakarta, saya harus merogoh minimal uang 10 ribu untuk membeli sarapan. Jadi, tidak mengherankan apabila ada orang yang lebih memilih tinggal di kampung halaman karena alasan biaya hidup.
4. Di Kampung Halaman Lebih Santai
Keempat, penyebab lebih nyaman tinggal di kampung halaman adalah karena di kampung halaman lebih santai. Saya ngobrol dengan salah seorang kawan saya bernama Lucky di warung kopi. Obrolan kami ngalor-ngidul, salah satunya berkaitan dengan merantau. Menurutnya, kalau di kampung halaman bisa lebih santai dibandingkan dengan di perantauan. Saya yang juga sama-sama merantau di Jakarta, sependapat dengan apa yang dikemukakan oleh kawan saya tersebut. Ya, saya merasa di Jakarta semuanya serba cepat, baik motor, mobil, hingga manusianya itu saling berpacu dengan waktu.
“Coba kita rasakan suasana di Jakarta ini, motor, mobil, bahkan manusianya pun saling berpacu dengan waktu, seperti sedang terburu-buru. Tanpa kita sadari, kita juga malah jadi ikut terburu-buru, bahkan ketika saya libur pun saya masih saja terburu-buru. Lain halnya kalau di kampung, lebih santai,” ujar Lucky sambil menyeruput kopi cap naga.
Baca juga: Hidup di Jakarta: Pilihan atau Tuntutan?
5. Kampung Halaman Lebih Terasa Gotong Royongnya
Yang kelima, kampung halaman lebih terasa gotong royongnya. Gotong royong memang suatu hal yang sulit ditemukan di kota-kota besar, jangankan gotong royong, nama tetangga kanan kiri saja belum tentu kenal. Sementara di kampung, gotong royong sudah menjadi nafas dalam kehidupan sehari-hari.
Maka tidak mengherankan apabila ada orang yang sudah lama merantau, tidak pernah pulang kampung, tetapi giliran meninggal dimakamkan di kampung halaman. Dengan alasan kalau di kampung acara 7 hari, 100 hari, nyewu, mendak, akan dihadiri oleh banyak orang.
Editor: Widya Kartikasari
Illustrator: Natasha Evelyne Samuel