Yang Tersisa setelah Pasangan Satu Ormawa Putus

Yang Tersisa setelah Pasangan Satu Ormawa Putus

Yang Tersisa setelah Pasangan Satu Ormawa Putus – Kisah cinta satu organisasi adalah cerita lama yang terus berulang di setiap waktu dari masa ke masa dalam lingkungan kampus. Saya pun menjalankan cerita cinta satu organisasi. Akan tetapi, beruntungnya kami bisa mempertahankan hubungan pacaran sampai ke jenjang pernikahan.

Selain menjadi aktor utama dalam kisah cinta satu organisasi,saya juga telah banyak menyaksikan kisah cinta satu organisasi dari pasangan lain. Selain berakhir bahagia (menikah), enggak sedikit pula kisah cinta satu organisasi yang berguguran dalam medan asmara.

 Pada tulisan ini, saya ingin menjabarkan puing-puing yang tersisa setelah hancurnya suatu hubungan pasangan satu organisasi. Bukan untuk meng-ghibah-i, tetapi untuk pengalaman saja. Berikut hal-hal yang tersisa setelah pasangan satu ormawa putus.

1. Keduanya enggak lagi aktif di ormawa

Hal ini biasa terjadi pada pasangan satu angkatan yang umur semesternya masih muda, seperti masih semester satu atau dua. Setau saya, ada beberapa alasan yang membuat kedua orang tersebut enggak aktif ormawa lagi. Contohnya adalah khawatir mengingat kenangan bersama di ormawa dan takut dibercandain terkait hubungan asmara oleh teman atau senior di ormawa.

2. Salah satunya enggak aktif lagi di ormawa

Umumnya, kasus ini terjadi pada pasangan beda angkatan. Dan orang yang enggak aktif lagi di ormawa biasanya adalah individu yang angkatannya lebih rendah. Sebab, individu yang angkatannya lebih tinggi sudah memiliki tanggung jawab cukup berat di dalam organisasi. Sehingga berat atau sulit untuk meninggalkan ormawa.

3. Canggung ketika berkomunikasi di forum ormawa

Seandainya pasangan yang putus tersebut tetap aktif di ormawa, yang terjadi setelahnya adalah pertemuan yang penuh kecanggungan antara kedua individu tersebut. Jarang sekali ada pasangan satu ormawa yang ketika sudah putus dapat kembali berkomunikasi atau berteman dengan baik. Memang benar kata orang-orang, neggak ada putus baik-baik. Kalau hubungannya masih baik, enggak mungkin putus. 

4. Sulit untuk profesional

Agenda suatu ormawa dalam satu tahun kepengurusan pasti cukup banyak. Mulai dari kegiatan yang remeh-temeh seperti makrab sampai acara besar semacam seminar.

Percayalah, dalam rangkaian acara tersebut, bakal banyak kepanitiaan. Pada struktur kepanitiaan, akan digabung antara senior dengan junior. Jika kebetulan dua individu yang telah putus masuk ke dalam satu seksi yang sama, misal seksi acara, pasti akan sangat sulit untuk bekerjasama secara profesional. 

Sebagai bentuk pencegahan, biasanya dua individu yang telah berbeda jalan tersebut enggak akan dimasukan dalam satu seksi atau tanggungjawab yang sama. Agar enggak berhubungan secara langsung.

5. Jaga jarak dalam forum penting organisasi

Tanda-tanda pasangan satu ormawa bertengkar atau sudah putus adalah salah satunya menjaga jarak ketika ada forum-forum penting seperti rapat. Kedua orang yang biasanya terlihat akrab dan melempar senyum, tiba-tiba berubah dingin, bak enggak pernah saling mengenal lagi. Gara-gara pemandangan tersebut, biasanya orang-orang yang kenal baik dengan kedua individu tersebut menjadi kurang nyaman di dalam forum.

6. Kerap silang pendapat

Jika pasangan satu organisasi yang telah putus sama-sama memiliki karakter yang keras, biasanya mereka berdua akan meramaikan dinamika perdebatan saat rapat. Cuma yang enggak enaknya adalah mereka berdua biasanya kerap silang pendapat. 

Sebenarnya, tidak ada yang salah kalau perbedaan pendapatnya bagus untuk suatu diskusi dalam internal organisasi. Sayangnya, kadang silang pendapatnya malah berakhir ke permasalahan yang lebih personal antara kedua individu yang telah putus tersebut.Begitulah kira-kira imbas kurang baik ketika hubungan pasangan dalam satu ormawa telah kandas. Untuk para senior atau junior yang masih setengah-setengah atau kurang mantep untuk menjalankan hubungan dalam satu organisasi, sebaiknya kalian mengurungkan niat untuk menjalin hubungan tersebut agar enggak berefek pada organisasi atau orang lain dalam satu organisasi.

Editor: Widya Kartikasari
Visual Designer: Al Afghani

Bagikan di:

Artikel dari Penulis