Principles Economics: Analisa dan Logika dalam Cinta
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian ekonomi adalah ilmu tentang asas-asas produksi, distribusi, dan pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti hal keuangan, perindustrian, dan perdangangan). Sederhanaya, ekonomi adalah ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang berkaitan dengan aktifitas ekonomi produksi, distribusi, sampai konsumsi. Ada kutipan menarik dari Anthony Trollope seorang penulis novel “Love is like any other luxury: you have no right to it unless you can afford it”. Cinta seperti barang berharga dan hanya orang-orang yang mampu membeli yang dapat merasakan makna cinta tersebut.
Dalam buku Principles of Economics (1997), Nicholas Gregory Mankiw yang menjelaskan tentang prinsip ekonomi. Gregroy Mankiw yang saat ini menjadi profesor ekonomi di Universitas Harvard, Mankiw paling dikenal di dunia akademis karena karyanya tentang ekonomi Keynesian Baru. Sebagian dari kita mengira jika urusan percintaan termasuk dalam ramah psikologi, ilmu sosial, atau biologi, tapi realita yang sesungguhnya, cinta bisa dianalisa oleh logika dan perhitungan yang didasari ilmu ekonomi. Berikut ini segala teori atau prinsip-prinsip yang dipaparkan mungkin berguna dalam hubungan asmara yang kamu jalani bersama areknya:
Baca juga: Mencintai Diri adalah Wujud Mencintai Manusia, Bukan Mencintai Ego
1. People Face Tradeoffs: Setiap Orang Menghadapi Trade-off
Trade-off merupakan usaha untuk meningkatkan kualitas atau aspek tertentu dengan mengurangi kualitas atau aspek dari sesuatu yang lain. Dapat dikatakan, trade-off apabila pertukaran kondisi atau konsekuensi dari sebab-akibat. Sebab ada situasi di mana seseorang harus membuat keputusan terhadap dua hal atau lebih, mengorbankan/kehilangan suatu aspek dengan alasan tertentu untuk memperoleh aspek lain dengan kualitas yang berbeda sebagai pilihan yang diambil.
Untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan, kita harus mau merelakan sesuatu agar tujuan tersebut tercapai. Dengan melakukan trade-off, manusia akan belajar mengetahui berbagai kemungkinan atau pilihan yang ada.
Yang bisa dijadikan contoh dari prinsip ini adalah seorang pemuda yang berencana mengutarakan perasaan kepada gadis yang didambakan, dia telah bekerja sebagai staff pada perusahaan multicompany sehingga muncul pilihan-pilihan yang harus diambil antara fokus mengembangkan karir terlebih dahulu atau mengutarakan perasaan dan segera melamar gadis tersebut. Keputusan yang dipilih pemuda tersebut tentunya memiliki konsekuensi dan pengorbanan masing-masing.
2. The Cost of Something Is What You Give Up to Get It: Perlu Biaya untuk Mendapatkan Sesuatu
Setiap keputusan yang akan diambil perlu mempertimbangkan antara biaya dan manfaat yang akan didapatkan. Biaya tidak melulu berbentuk uang. Kesempatan atau peluang juga termasuk biaya. Karena itu, dikenal istilah Biaya Peluang (Opportunity Cost). Biaya Peluang adalah segala sesuatu yang harus direlakan demi memperoleh sesuatu.
Baca juga: Hikmah setelah Dua Minggu Nonstop Dengerin Lagu Hati-Hati di Jalan
Berikut ini yang merupakan contoh dari prinsip ekonomi adalah seseorang perempuan freshgraduate memutuskan untuk melanjutkan pendidikan magister atau S-2 agar memperdalam ilmu sebelum bertemu pasangan hidup, perempuan tersebut mengeluarkan biaya kuliah selama 1 semester sebesar Rp 10.000.000. Biaya kuliah tersebut adalah biaya peluang.
Apabila perempuan tersebut memilih bekerja dan tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang magister. Meskipun tidak mengeluarkan biaya untuk kuliah, tapi ia tetap harus mengeluarkan biaya untuk mencetak daftar riwayat hidup (CV), membeli paket data internet agar bisa berselancar mencari lowongan pekerjaan hingga membeli makan, dan lain-lain. Semua biaya harus dikeluarkan, belum termasuk biaya terbesar dan paling berharga bagi perempuan tersebut, yaitu waktu.
3. Rational People Think at the Margin: Berpikir Rasional untuk Mendapatkan Keuntungan
Seseorang akan berpikir secara rasional untuk mendapatkan keuntungan dari peluang yang dipilih. Apapun kondisinya, manusia akan membuat suatu keputusan untuk mendapatkan manfaat maksimal. Berulang kali prinsip ekonomi ini diajarkan dari tahun ke tahun bersama prinsip lainnya. Manusia rasional berpikir di perbatasan, berpikir untuk untung seuntung-untungnya. Manusia rasional bisa saja memaksimalkan kepuasannya dengan batasan tertentu.
Contohnya, di dompet kamu ada uang 100 ribu rupiah dan kamu ingin mengajak ayang jalan-jalan. Kamu berfikir di antara dua pilihan yang dapat kamu lakukan, misalnya kamu dapat menukar uang 100 ribu untuk menonton bioskop berdua atau hangout untuk sekedar makan berdua.
Baca juga: Masa Depan Wibu dalam Pusaran Metaverse
Pertanyaannya? Kamu pilih yang mana? Teori ekonomi menyatakan bahwa dengan kendala tertentu (dalam kasus ini uang 100 ribu di kantong), kamu akan memilih yang memberikan utilitas paling besar buat kamu. Ada pertanyaan selanjutnya, utilitas itu apa sih? Simpelnya, utilitas itu mirip dengan kepuasan yang kamu dapatkan ketika mengonsumsi barang. Semakin kamu puas, semakin kamu senang, semakin besar utilitas. Dengan kata lain, utilitas merupakan kepuasan kamu yang diukur pake angka (kualitatif yang dibuat kuantitatif dengan pendekatan keilmuan).
Lalu, pilihan mana yang bisa memberikan utilitas paling besar buat mereka berdua? Bagi yang suka menonton film atau drama di bioskop, mungkin utilitas yang kamu dapat lebih besar ketika mengajak ayang menonton bioskop. Apabila ayang suka curhat atau berdiskusi bisa jadi hangout berdua memberikan kepuasan tersendiri.
4. People Respond to Incentives: Reaksi Terhadap Insentif
Seperti yang telah dijelaskan di atas, seseorang akan selalu membandingkan antara biaya dan manfaat yang akan diperoleh. Saat terjadi perubahan pada biaya dan manfaat, maka perilaku seseorang juga akan berubah.
Manfaat atau keuntungan yang didapatkan bertambah, maka akan membuat seseorang jadi lebih produktif. Karyawan rajin bekerja untuk mencapai target, perusahaan menjanjikan imbalan berupa bonus uang jutaan rupiah, sehingga tak ada alasan bagi karyawan bersantai, ia akan lebih bersemangat terhadap insentif.
Sebagai contoh, ada seorang laki-laki yang rela mati-matian memperhatikan seorang perempuan yang ia sukai, jujur, tentu laki-laki itu melakukannya bukan hanya karena ingin menunjukkan seberapa besar cintanya, karena ia telah memberikan semua apa yang perempuan itu mau, tetap dalam hati kecilnya ia mengharapkan respons berupa cinta dan perlakuan yang sama oleh perempuan tersebut kepadanya.
Editor: Firmansah Surya Khoir
Illustrator: Made Mirah