Karakteristik Generasi Z pada Survei Indeks Optimisme 2022 – Pada tahun 2022, GNFI (Good News From Indonesia) bekerja sama dengan lembaga survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) berupaya memperbaiki metodologi dan operasional survei sehingga data yang dihasilkan lebih sahih dan kredibel untuk dijadikan rujukan masyarakat. Survei ini bertujuan untuk mengukur seberapa optimis generasi muda (khususnya generasi Z) mengenai masa depan Indonesia dalam berbagai sektor kehidupan, sekaligus sebagai upaya menghidupkan optimisme terhadap Indonesia dan menjadi rujukan dalam pengembangan kebijakan pemerintah, korporasi, dan lembaga masyarakat lainnya.
Dengan terus melakukan penyempurnaan dan pengembangan, Survei Indeks Optimisme tahun 2022 terbagi dalam lima isu utama, yaitu:
- Pendidikan dan kebudayaan;
- kebutuhan dasar;
- ekonomi dan kesehatan;
- kehidupan sosial; dan
- politik dan hukum.
Terdapat 906 orang responden yang terbagi dalam 11 kota besar di Indonesia, dengan persentase kategori generasi Z sebesar 41,6% dari keseluruhan responden. Secara lebih spesifik, survei ini mengukur bagaimana dampak pandemi Covid-19 dalam mengubah perilaku, kebiasaan, dan dinamika kehidupan masyarakat, terutama generasi Z.
Baca juga: Analisis Kekuatan Utama dalam Menciptakan Megatren
Melansir dari Kata Data, Generasi Z adalah generasi peralihan dari generasi Y saat teknologi mulai berkembang. Generasi ini disebut juga sebagai Gen Z atau i-generation. Hal ini membuat Gen Z memiliki karakteristik yang berbeda dari generasi yang lain. Mereka menggemari teknologi, fleksibel, lebih cerdas, dan toleran pada perbedaan budaya. Generasi Z yang terkenal open-minded dan suka berjejaring dalam dunia virtual, hampir tidak ada yang pesimis meskipun persentase optimisme terlihat beragam di sub-sektor tertentu. Berikut beberapa sektor tersebut.
1. Pemenuhan kebutuhan dasar merupakan hal yang penting
Hasil survei menunjukkan bahwa generasi muda optimis pada pemenuhan kebutuhan dasar, dengan indeks optimisme sebesar 80,6%. Optimisme pada sektor kebutuhan dasar ini terdiri dari beberapa aspek, yaitu memenuhi gizi seimbang untuk diri sendiri, memenuhi gizi seimbang untuk diri pasangan, memenuhi gizi seimbang untuk diri anak, membeli pakaian layak di masa depan, dan pembelian rumah di masa depan.
2. Generasi muda berkeyakinan bahwa pendidikan dan kebudayaan membantu dalam perkembangan di masa depan
Posisi kedua adalah sektor pendidikan dan kebudayaan, dengan indeks optimisme sebesar 77,0%. Para generasi Z optimis akan mendapatkan akses pendidikan berkualitas di masa depan, mendapatkan akses pendidikan berkualitas bagi keluarga di masa depan, produk kerajinan tangan serta budaya Indonesia dapat diterima dunia, produk fashion budaya Indonesia diterima dunia, produk musik yang berkembang di Indonesia bisa diterima dunia, mampu berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa depan, serta produk industri kreatif dan film budaya Indonesia dapat dinikmati banyak kalangan.
3. Sektor ekonomi dan kesehatan menjadi pusat perhatian
Permasalahan ekonomi yang berkaitan dengan lapangan pekerjaan dan persaingan dunia usaha juga menjadi salah satu isu yang diusung dalam survei. Hal ini termasuk dalam sektor ekonomi dan kesehatan. Berada di posisi ketiga, terdapat 73,0% responden optimis pada sektor ekonomi dan kesehatan. Generasi Z masih berkeyakinan bahwa mereka dapat terserap dalam dunia kerja di industri masa depan, peningkatan akses layanan kesehatan yang lebih layak, mendapat pekerjaan yang diinginkan sesuai passion di masa depan, dan menciptakan peluang usaha di masa depan.
Baca juga: Fitur Story di Media Sosial: Alat Pencitraan Diri dan Penipuan bagi Publik
4. Kehidupan generasi muda dalam melihat realita sosial
Posisi keempat adalah sektor kehidupan sosial dengan indeks 50,2%. Generasi Z yang semakin adaptif dan agile melihat bahwa laki laki dan perempuan akan memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang di masa depan, masyarakat Indonesia semakin memiliki sikap toleransi di masa depan, masyarakat Indonesia semakin memiliki kebebasan berpendapat di masa depan, dan pengguna media sosial Indonesia semakin beradab di masa depan.
5. Rendahnya tingkat optimisme generasi muda pada politik dan hukum
Sektor ini berada di paling bawah dengan -10,2%, sekaligus menempati posisi kelima. Di masa depan, Generasi Z melihat penegakan hukum di Indonesia masih diskriminatif, masih tinggi kasus korupsi, dan pemerintah belum bisa menerapkan kebijakan yang baik dan transparan (good government). Dengan ini, bidang politik dan hukum menjadi sektor yang membuat generasi muda pesimis, serta masih banyak miskonsepsi dalam hal tertentu.
Generasi Z beranggapan ada pemisahan ketika ingin berkontribusi dalam sektor yang satu dengan yang lain. Dalam kenyataannya, semua sektor tersebut saling berkaitan, terutama dalam hal pendidikan, sosial, ekonomi, dan kebutuhan dasar. Agregasi praktik baik dari pemerintah juga menjadi perhatian penting dalam melihat banyaknya generasi muda yang masih apatis dalam hal politik dan hukum.
Dengan ini, hasil diskusi Survei Indeks Optimisme tahun 2022 dapat menjadi rujukan bagi pengambilan keputusan dari otoritas yang berwenang serta semakin memberikan semangat optimis dan berdaya saing bagi generasi muda.
Editor: Widya Kartikasari
Illustrator: Salman Al Farisi