7 Tanda Kamu Terkena Sorry Syndrome, Yuk Kenali Ciri-cirinya – Meminta maaf adalah hal yang wajar saat seseorang sedang melakukan kesalahan. Dengan meminta maaf, hubungan yang renggang bisa didekatkan. Dengan meminta maaf, peristiwa yang tidak diinginkan, seperti pertengkaran atau keributan, bisa didamaikan. Meminta maaf memang salah satu perbuatan terpuji. Namun, bagaimana jadinya jika seseorang sering meminta maaf secara berlebihan dalam kehidupan sehari-hari maupun saat berinteraksi? Tanpa disadari, orang yang sering meminta maaf secara berlebih bisa jadi ia sedang mengalami Sorry Syndrome. Sebuah sindrom meminta maaf secara berlebihan dan terus dilakukan secara berulang.
Ciri-Ciri Sorry Syndrome
1. Kamu meminta maaf untuk hal-hal yang tidak kamu lakukan
Ini adalah pengalaman umum bagi seseorang yang empati. Ketika seseorang mengalami hari yang sulit, apakah kamu meminta maaf meskipun kesengsaraan mereka tidak ada hubungannya denganmu? Apakah kamu mendapati dirimu meminta maaf atas kesalahan temanmu? Apakah kamu meminta maaf atas hal-hal yang terjadi di luar kendalimu? Seperti cuaca yang buruk atau kereta yang terlambat. Jika demikian, kamu perlu mengubah perspektifmu tentang permintaan maaf dan mengubah sikapmu.
Baca juga: Masih Perlukah Berjabat Tangan, Meminta Maaf, Mengucapkan Tolong dan Terima Kasih?
2. Kamu meminta maaf untuk hal-hal kecil
Ini sering terjadi ketika seseorang menghubungkan antara permintaan maaf dengan kesopanan. Meminta maaf dalam situasi yang tepat adalah bagian dari sikap sopan, tetapi selalu meminta maaf dalam kejadian sehari-hari dapat dikatakan berlebihan. Misalnya, kamu meminta maaf saat membutuhkan waktu lebih lama beberapa menit untuk melakukan sesuatu.
3. Kamu meminta maaf hanya untuk menghindari konflik
Hal terburuk yang dapat kamu lakukan adalah meminta maaf hanya untuk menghindari konflik atau menyelamatkan muka. Sikap ini tidak hanya bisa menekan emosimu secara langsung, tetapi bisa mengarah pada kemungkinan peningkatan argumen yang meledak-ledak di masa depan. Tentunya ini menyebabkan melihat permintaan maaf tulusmu sebagai hal yang tidak jujur dan tidak berarti.
4. Kamu meminta maaf saat membuat permintaan yang wajar
Jika permintaanmu masuk akal atau masih dalam batas kewajaran, seperti meminta rekan kerja untuk mencetak salinan dokumen atau meminta sahabatmu untuk nitip dibelikan camilan, kamu tidak perlu meminta maaf. Jika kamu meminta maaf ketika meminta hal-hal sederhana, kamu kemungkinan menderita sorry syndrome.
Baca juga: Sindrom Cinderella Complex, Apakah Kamu Salah Satunya?
5. Kamu meminta maaf berulang kali
Jika kamu merasa sulit untuk menahan diri dari meminta maaf beberapa kali selama berinteraksi dengan teman, anggota keluarga, atau kolega, kamu mungkin telah mengembangkan permintaan maaf sebagai respon gugup ketika merasa tidak nyaman atau cemas. Meskipun mekanisme koping ini mungkin efektif untuk jangka pendek, penting untuk menemukan solusi yang sehat untuk bisa mengelola perasaanmu.
6. Kamu meminta maaf karena kamu merasa tidak nyaman
Meminta maaf, untuk alasan ini secara langsung terkait dengan self-esteem yang rendah. Sorry syndrome tumbuh subur pada mereka yang tidak melihat nilai mereka sendiri. Luangkanlah waktu untuk mengenali diri sendiri dan ingat bahwa dirimu juga sama pentingnya dengan orang lain. Cobalah untuk mengutarakan perasaan dan kebutuhanmu secara asertif tanpa rasa bersalah.
Baca juga: People Pleaser dan Tips Cara Mengatasinya
7. Orang-orang di sekitarmu telah memberitahumu untuk berhenti meminta maaf
Kadang kita menjadi tidak sadar akan suatu kebiasaan terutama kebiasaan secara otomatis atau tidak disadari. Inilah sebabnya masukan dari orang sekitar seperti teman dan keluarga bisa berarti. Cobalah untuk mendengarkan dan jangan terburu-buru diabaikan. Sering kali, pertama kali kamu menyadari bahwa dirimu memiliki masalah dengan permintaan maaf adalah ketika orang-orang di sekitarmu memintamu untuk berhenti sedikit-sedikit meminta maaf.
Tidak ada yang salah dengan meminta maaf saat seseorang sedang melakukan kesalahan atau hal-hal yang dirasa sengaja menyinggung perasaan. Yang menjadi masalah adalah saat kamu meminta maaf secara berlebihan bahkan untuk hal-hal yang tidak kamu lakukan. Bahkan ada kemungkinan juga terlalu berlebihan meminta maaf ini menjadi tanda kamu menjadi seorang people pleaser. Maka dari itu tetaplah menjadi bijak dalam menggunakan kata maaf sesuai porsi yang wajar dan seimbang. Karena tidak semua hal di dalam hidup bisa kamu kontrol dan menjadi tanggung jawabmu sepenuhnya.
Editor: Widya Kartikasari
Visual Designer: Al Afghani