Analisis Pendekatan Struktural pada Puisi “Sembahyang Rumputan” Karya Ahmadun Yosi Herfanda – Langkah awal dalam menganalisis karya sastra adalah dengan mengadakan analisis struktural, sebagai jalan menemukan fungsi dan makna dari keseluruhan karya sastra yang ingin dikaji. Taum (1994: 282) menegaskan bahwa pendekatan struktural merupakan pendekatan yang lebih berfokus terhadap fungsi karya sastra sebagai sebuah struktur yang otonom (memiliki berbagai aturan sendiri). Oleh karena itu, pendekatan ini dipakai dalam menganalisis karya sastra guna menemukan fungsi dan makna dari keseluruhan karya sastra yang ingin dikaji.
Berdasarkan teori struktural, karya sastra memiliki keterikatan antara satu unsur dengan unsur yang lain. Ada timbal balik, saling memengaruhi, dan saling menentukan dalam unsur-unsur tersebut yang membentuk satu kesatuan yang utuh.
Analisis struktural karya sastra dapat dilakukan dengan mengidentifikasi, mengkaji, mendeskripsikan, fungsi serta hubungan antarunsur pembangun suatu karya sastra. Tahapan awal yang dapat dilakukan adalah dengan mengidentifikasi dan mendeskripsikan setiap unsur pembangunnya. Kemudian, dijelaskan bagaimana fungsi dari masing-masing unsur tersebut mampu menunjang makna secara keseluruhan serta bagaimana hubungan antarunsur tersebut mampu membentuk totalitas kemaknaan yang padu.
Pendekatan struktural inilah yang akan dipakai untuk menganalis puisi karya Ahmadun Yosi Herfanda yang berjudul “Sembahyang Rumputan”.
Puisi “Sembahyang Rumputan” Karya Ahmadun Yosi Herfanda mengandung beberapa unsur pendekatan struktural atau unsur intrinsik yang berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Seperti tema, perasaan, nada, diksi, citraan, gaya bahasa, rima, dan amanat. Dengan demikian, puisi “Sembahyang Rumputan” karya Ahmadun Yosi Herfanda mampu membentuk satu kesatuan puisi yang utuh yang mampu memengaruhi antara satu dengan yang lain. Berikut penjelasannya.
Tema
Puisi dengan judul “Sembahyang Rumputan” karya Ahmadun Yosi Herfanda memiliki tema “Ketaatan menjalankan perintah/ibadah kepada Allah SWT.
Perasaan
Perasaan yang dimunculkan dalam puisi “Sembahyang Rumputan” karya Ahmadun Yosi Herfanda adalah perasaan yang menenangkan hati, pikiran, dan suasana.
Nada
Puisi dengan judul “Sembahyang Rumputan” karya Ahmadun Yosi Herfanda bernada tenang dan khusyu’ (sungguh-sungguh).
Diksi
Ada beberapa diksi atau pilihan kata yang mudah dipahami dalam puisi “Sembahyang Rumputan” karya Ahmadun Yosi Herfanda. Hal tersebut dapat dilihat pada bait pertama baris ketiga yang berbunyi “Aku rumputan” yang mengandung makna sejatinya “Aku manusia”. Kata rumputan memiliki arti “manusia”.
Citraan
Ada beberapa citraan dalam puisi “Sembahyang Rumputan” karya Ahmadun Yosi Herfanda, diantaranya:
- Citraan penglihatan yaitu citraan yang dapat dilihat oleh mata manusia pada umumnya. Hal tersebut terdapat pada bait “Topan menyapu luas padang”.
- Citraan pendengaran yaitu citraan yang dapat didengar. Hal tersebut terdapat pada bait “Tapi zikirku menggema”
- Citraan perasaan yaitu citraan citraan yang dapat dirasakan. Hal tersebut terdapat pada bait “Yang rindu berbaring di pangkuan tuhan”.
Gaya Bahasa
Berikut beberapa gaya bahasa yang dipakai dalam puisi “Sembahyang Rumputan” karya Ahmadun Yosi Herfanda.
- Majas metafora yakni gaya bahasa yang membandingkan dua hal secara langsung tanpa adanya kata-kata pembanding diantaranya. Hal tersebut dapat dibuktikan pada bait “Aku rumputan” yang berasal dari kata-kata “aku” dan “rumputan”. Kata “aku” berarti orang pertama atau tunggal yang secara sistematis kata tersebut menunjukkan seseorang baik laki-laki ataupun perempuan, sebagai kata ganti pertama (tunggal) serta jelas menujukkan adanya manusia.
- Majas personifikasi yaitu gaya bahasa yang menggambarkan benda-benda mati yang digambarkan seolah-olah hidup seperti manusia. Hal tersebut dapat dibuktikan pada bait “Topan menyapu luas padang”. Bait tersebut memberikan pengertian bahwa seolah-olah angin sebagai benda mati yang dapat menyapu halaman yang luas.
Rima
Secara keseluruhan, puisi “Sembahyang Rumputan” karya Ahmadun Yosi Herfanda didominasi dengan vocal /a/, /u/ dan /i/. Sedangkan bunyi konsonan yang dominan adalah /n/ dan /g/.
Amanat
Pesan dalam puisi “Sembahyang Rumputan” karya Ahmadun Yosi Herfanda yaitu: tetaplah menjalankan kewajiban (perintah) Allah SWT meskipun keadaanmu sedang tidak baik-baik saja (tidak memungkinkan untuk melakukannya).
Berdasarkan penjelasan di atas, puisi “Sembahyang Rumputan” karya Ahmadun Yosi Herfanda memiliki keterkaitan antar unsur (terkhusus unsur intrinsik).
Referensi
Herfanda, A. (2005). Sembahyang Rumputan. Embun Publishing.
Samsuddin. (2019). Buku Ajar Pembelajaran Kritik Sastra. Yogyakarya: Penerbit Deepublish.
Taufiqi, M. (2021). Pesan Dakwah Ahmadun Yosi Herfanda Dalam Puisi Tentang Sembahyang Rumputan Di Media Sosial. Doctoral Dissertation: UIN Sunan Ampel Surabaya.
Editor: Widya Kartikasari