Self Love dan Komentar Negatif Orang-Orang di Sekitar Kamu

Self Love Komentar Negatif

Self Love dan Komentar Negatif Orang-Orang di Sekitar Kamu – Udah capek-capek bangun self love, eh diruntuhkan dengan komentar orang-orang di sekitar kita.

Pernah gak kalian merasa menjadi orang paling kurang di dunia? Menjadi orang yang paling salah di dunia? Seperti segala hal yang ada di diri kalian dan yang kalian lakukan semuanya selalu saja kurang dan salah di mata orang lain.

Mungkin, 7 dari 10 orang di dunia pernah mengalami itu.

Beberapa hari ini, aku sering mendapat cerita yang hampir sama dari kawan-kawan di sekitarku. Topiknya sama, tentang insecure atau yang berkenaan dengan kurang percaya diri, minder dan sebagainya. Penyebabnya hampir sama yaitu sering mendapat komentar yang bersifat negatif, tidak membangun dan cenderung mematahkan semangat.

Maka dalam tulisanku ini akan membahas beberapa hal tentang tawaran untuk merasa bodoamat kepada orang-orang yang akan meruntuhkan usahamu membangun ­self love.

Istilah Self Love dan Penggunaannya

Mencintai diri sendiri atau yang biasa disebut “Self Love” oleh kebanyakan muda mudi ialah kesadaran penuh dan utuh untuk menerima, menyukai, mengapresiasi, mencintai dan sebagainya yang ada pada diri kita baik itu kelebihan atau kekurangan sekalipun. Kebanyakan orang mengupayakan self love sebagai rasa syukur atas segala hal yang telah Tuhan berikan.

Namun, tak jarang juga mereka yang melakukan self love karena pernah merasa sakit hati atau disakiti oleh sebagian orang. Umumnya mereka banyak dicemooh perihal kondisi fisik yang kurang misalnya. Terkadang, kita juga tanpa sadar telah menyakiti orang lain dengan melakukan body shaming yang dibalut dengan candaan.

Mencoba Bodoamat pada Komentar Orang-Orang

“Pergilah ke puncak tertinggi agar kamu dapat melihat dunia, bukan agar dunia yang melihatmu.”

Pepatah di atas menjadi teguran ketika kita berada di posisi paling merasa “Serba salah” atau merasa diri sedang dalam keadaan jatuh, sejatuh-jatuhnya. Kita harus ingat, untuk bangkit kembali agar kita melihat dunia. Kita tidak perlu menuntut orang lain untuk selalu melihat kita.

Jika boleh aku tanya, lebih enak mana menjadi diri sendiri atau menjadi orang lain? Pasti kebanyakan orang akan menjawab lebih enak menjadi diri sendiri.

Selanjutnya, capek atau tidak jika kita menjadi orang lain? Ketika kita menjadi seperti yang orang lain inginkan? Sudah pasti capek bukan?

“Tapi aku juga capek dengar perkataan mereka”

Tidak semua lapar harus makan, tidak semua bunga harus mekar, tidak semua benih yang ditanam akan tumbuh, tidak semua pertanyaan perlu dijawab, serta tidak semua omongan perlu didengarkan. Terakhir, TIDAK ADA YANG SEMPURNA.

Kita hanya perlu ingat, ada yang jauh lebih kurang dari kita, ada yang (maaf) mungkin anggota tubuhnya saja tidak lengkap. Lalu, kenapa kita tidak punya alasan untuk mencintai diri sendiri sebagai bentuk rasa syukur kita?

Jika kamu tidak menemukan alasan mencintai diri sendiri karena ikhlas atau bersyukur, coba kamu temukan alasan kamu untuk self love dengan melihat orang-orang yang jauh lebih kurang dari kamu.

Sudah saatnya untuk bangkit dan percaya pada diri. Semangat yaa, kamu itu hebat, kamu pasti bisa kok, percaya deh.

Bagikan di:

Artikel dari Penulis