Biografi Mohammad Yamin, Sastrawan Sekaligus Politikus Perumus Piagam Jakarta – Berbicara mengenai perumusan Piagam Jakarta, tentunya juga tidak bisa lepas dari nama seorang salah satu tokohnya, yakni Mohammad Yamin. Selain nama Ir. Soekarno dan Dr. Soepomo, Mohammad Yamin juga menjadi salah satu orang yang turut menyumbangkan gagasannya untuk membentuk dasar negara bangsa Indonesia yang kala itu memang masih belum memiliki ideologi dan asas bernegara. Hal inilah yang membuatnya menjadi salah satu tokoh penting dalam masa pembentukan negara Indonesia.
Berikut adalah biodata atau profil singkat dan biografi lengkap seorang Mohammad Yamin. Seorang sastrawan, politikus, sekaligus salah satu tokoh penting dalam pendirian NKRI ini.
Biodata Mohammad Yamin
Nama | Mohammad Yamin |
Tempat Lahir | Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat |
Tanggal Lahir | 24 Agustus 1903 |
Pendidikan | – Hollandsch-Inlandsche School, Palembang (Sekolah Dasar) – Algemeene Middelbare School, Yogyakarta (Sekolah Menengah) – Rechtshoogeschool te Batavia (Sekolah Tinggi) |
Ayah | Usman Baginda Khattib |
Ibu | Siti Saadah |
Keluarga | – R.A. Siti Sundari (Istri) – Dang Rahadian (Anak) – Sinayangsih Yamin (Anak) – Muhammad Yaman (Saudara) – Djamaluddin Aminegoro (Saudara) – Ramana Usman (Saudara) – Mohammad Amir (Saudara) |
Profesi | – Sastrawan – Politikus – Budayawan |
Agama | Islam |
Biografi Mohammad Yamin
Latar Belakang dan Kehidupan Pribadi
Mohammad Yamin merupakan salah satu tokoh perjuangan terkemuka yang berasal dari pulau Sumatera. Dirinya lahir di Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat pada tanggal 24 Agustus 1903. Beliau merupakan putra dari pasangan Usman Baginda Khattib asal Sawahlunto dan Siti Saadah yang berasal dari Padang Panjang. Ayahnya merupakan salah satu tokoh terkemuka di Sawahlunto, sehingga Mohammad Yamin dan hampir seluruh saudaranya mendapatkan pendidikan yang cukup baik dan kelak banyak diantaranya yang menjadi seorang intelektual handal.
Mohammad Yamin sendiri menempuh pendidikan dasar di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) yang berada di Palembang. Lalu, dirinya melanjutkan sekolah menengah di pulau Jawa, tepatnya Algemeene Middelbare School (AMS) yang berada di Yogyakarta. Disinilah dirinya mulai mempelajari banyak ilmu pengetahuan secara mendalam. Mulai dari ilmu sejarah, ilmu bahasa, budaya dan juga ilmu politik.
Baca juga: Biografi Alexander Andries Maramis, Perumus Piagam Jakarta dan Menteri Keuangan Pertama Indonesia
Dirinya dianggap sebagai salah satu individu yang memiliki kecerdasan yang cukup tinggi di rekan seangkatannya kala itu. Oleh karena itu, dirinya sempat ingin melanjutkan pendidikannya di Leiden, Belanda. Namun, hal itu diurungkannya setelah mendapatkan ayahnya meninggal dunia. Dirinya pada akhirnya menempuh sekolah tinggi jurusan hukum di Jakarta (Batavia), tepatnya di Rechtshoogeschool te Batavia. Dirinya akhirnya lulus dan mendapatkan gelar Meester in de Rechten atau sarjana hukum di tahun 1932.
Karir sebagai Seorang Sastrawan dan Politikus
Ketertarikan Mohammad Yamin kepada dunia sastra dan bahasa mulai tumbuh saat dia bersekolah di Yogyakarta. Dirinya diketahui mampu berbahasa asing dengan cukup baik. Mulai dari bahasa Inggris, Belanda, Yunani bahkan juga bahasa latin. Dirinya juga cukup piawai dalam berbahasa Indonesia dan juga Melayu yang kian menumbuhkan minatnya dalam dunia sastra.
Beliau memulai karirnya sebagai seorang penulis sastra pada dekade 1920-an. Di masa tersebut memang menjadi titik balik perkembangan dunia sastra di Indonesia. Pada awal masa perintisan karir sastranya, dirinya kerap kali menulis beragam karya sastra klasik berbahasa melayu yang diterbitkan ke dalam jurnal Jong Sumatran. Jurnal ini sendiri berbahasa Belanda yang cukup populer di dekade 1920-an.
Karir penulisan di dunia sastra klasik inilah yang membawanya juga terjun ke dunia jurnalistik di dekade 1930-an. Dirinya bergabung dengan redaksi surat kabar Panorama. Kemudian, dirinya mulai merintis surat kabarnya sendiri bersama rekan-rekannya di pertengahan dekade 1930-an. Surat kabar tersebut dikenal dengan nama “Kebangoenan” yang mulai terbit di tahun 1936 hingga tahun 1941.
Mohammad Yamin juga memiliki ketertarikan dalam dunia politik. Karir politiknya dimulai saat dirinya mulai berkuliah di Jakarta. Saat itu, dirinya tergabung dalam organisasi “Jong Sumatranen Bond”. Dirinya juga turut andil dalam menyusun ikrar Sumpah Pemuda yang kemudian dibacakan pada Kongres Pemuda II pada 27-28 Oktober 1928. Dirinya juga yang mencetuskan bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan dan bahasa perjuangan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Baca juga: Biografi Ki Bagus Hadikusumo, Tokoh Muhammadiyah dan Bangsa
Dirinya juga tercatat bergabung bersama beberapa partai politik pada dekae 1930-an. Salah satunya adalah Partai Indonesia (Partindo) di tahun 1932 Dirinya kemudian mendirikan Gerindo (Gerakan Rakyat Indonesia) bersama rekannya, Adnan Kapau Gani dan Amir Sjarifoeddin. Dirinya kemudian mendirikan lagi Partai Persatuan Indonesia (Parpindo) pada akhir dekade 1930-an. Di masa yang sama, dirinya juga diangkat menjadi anggota “Volksraad” atau dewan rakyat pada tahun 1939 hingga tahun 1942.
Karir Politik pada Masa Jepang hingga Diangkat Menjadi Menteri selepas Kemerdekaan
Mohammad Yamin semasa pendudukan Jepang di Indonesia memegang beberapa posisi penting. Salah satunya adalah anggota PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat). Pada tahun 1945, dirinya kemudian masuk ke dalam BPUPKI dan ditunjuk menjadi salah satu anggota dari Panitia Sembilan yang bertugas membuat dasar negara Indonesia saat sudah merdeka. Dirinya juga turut menyumbang ide-ide dalam pembentukan dasar negara bersama Dr. Soepomo dan Soekarno yang pada akhirnya melahirkan Piagam Jakarta (Jakarta Charter) yang kelak menjadi Pancasila.
Selepas Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Mohammad Yamin sempat menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat di tahun 1950. Lalu, dirinya pernah menjabat sebagai Menteri Kehakiman di tahun 1951. Kemudian, dirinya ditunjuk sebagai Menteri Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan dari tahun 1953 hingga tahun 1955. Dirinya juga pernah menjabat sebagai Menteri Sosial dan Kebudayaan di tahun 1959 dan terakhir dirinya menjabat sebagai Menteri Penerangan di tahun 1962.
Mohammad Yamin juga pernah ditunjuk sebagai Ketua Dewan Perancangan Nasional di tahun 1958-1962. Dirinya juga pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas IKBN Antara dari tahun 1961 hingga tahun 1962. Mohammad Yamin benar-benar dianggap sebagai salah satu sosok politikus dan negarawan yang cukup berpengaruh pada dekade 1950-an hingga awal dekade 1960-an dengan menempati banyak posisi strategis di pemerintahan kala itu.
Semasa menjadi menteri, dirinya sempat memberikan keputusan saat menjabat menteri kehakiman, yakni membebaskan sekitar 900 orang tahanan yang diduga terlibat dalam gerakan komunisme di tahun 1950-an. Kebijakan ini sempat mendapatkan protes dari DPR kala itu, namun Mohammad Yamin tetap mengambil keputusan tersebut dan bertanggung jawab atas kebijakannya. Dirinya juga turut mendorong pembangunan berbagai Universitas Negeri dan Swasta di seluruh Indonesia saat menjabat Menteri Pendidikan. Salah satunya adalah Universitas Andalas dan Universitas Pendidikan Indonesia.
Akhir Hayat sang Sastrawan dan Politikus
Mohammad Yamin tutup usia pada 17 Oktober 1962 di Jakarta pada usia 59 tahun. Beliau meninggal dunia saat masih menjabat sebagai Menteri Penerangan Republik Indonesia ke-4 dan juga Ketua Dewan Perancangan Nasional Ke-4. Beliau kemudian dimakamkan di Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat yang notabene merupakan tempat kelahirannya.
Meskipun selepas masa kuliah beliau seringkali menghabiskan karirnya sebagai seorang negarawan dan politikus, namun dirinya tetap dianggap sebagai salah seorang yang sukses mempengaruhi dunia sastra dan budaya di Indonesia, khususnya di periode 1950-an hingga 1970-an. Atas dedikasinya terhadap negara dan dunia sastra serta budaya di Indonesia, Mohammad Yamin diberi gelar pahlawan Nasional pada tahun 1973.
Beberapa Karya Sastra dan Puisi dari Mohammad Yamin
- Tanah Air – kumpulan puisi (1922)
- Indonesia, Tumpah Darahku – kumpulan puisi (1928)
- Proklamasi dan Konstitusi Republik Indonesia – sejarah (1951)
- Bumi Siliwangi – kumpulan soneta (1954)
- Kebudayaan Asia-Afrika – sejarah (1955)
- Konstitusi Indonesia dalam Gelanggang Demokrasi – hukum (1956)
- 6000 Tahun sang Merah Putih – sejarah (1958)
Demikianlah biografi lengkap dari Mohammad Yamin, seorang sastrawan sekaligus politikus yang ikut andil dalam perumusan Piagam Jakarta atau Jakarta Charter.