Seni Mengerjakan Tugas ala Mahasiswa – Sebagai mahasiswa, mendengar kata tugas sudah tidak asing lagi di telinga kita. Setiap masuk kuliah, kita akan dihadapkan pada tugas, tugas, dan tugas. Karena memang begitulah kehidupan mahasiswa yang dipenuhi hal-hal berbau ketidaknikmatan. Meskipun begitu, tidak menjadikan jalan-jalan yang merupakan sebuah bentuk kenikmatan menjadi terabaikan. Justru semakin banyak tugas yang diberikan, semakin sering juga jalan-jalan dilakukan. Alasannya tidak lain adalah sebagai penghilang rasa stres yang tak tertolong atau teman saya menyebutnya dengan strong.
Deadline vs Kualitas Kerjaan
Nah dari sini, muncul dilema dalam mengerjakan tugas-tugas tadi. Jika tidak segera dikerjakan, deadline pengumpulan tugas semakin dekat dan bisa jadi tugas tidak terselesaikan tepat waktu. Sebaliknya, melihat bertumpuknya tugas-tugas tadi, tidak mungkin kita menyelesaikan tugas-tugas tadi dalam semalam. Mungkin bisa terselesaikan dalam semalam tetapi hal itu jika tugasnya hanya satu. Meskipun begitu, perlu dipertanyakan kualitas dari pengerjaan tugas tersebut, karena hal ini bukan seperti cerita dongeng bangun candi yang selesai dalam semalam.
Dalam proses pengerjaan tugas seperti makalah, review tulisan, bahkan skripsi. Kita perlu mengumpulkan literatur-literatur terkait dengan tema tugas tersebut dan selanjutnya membacanya. Baru setelah itu, kita dapat memulai mengerjakannya. Bayangkan saja jika deadlinenya besok dan belum ada bahan sama sekali untuk mengerjakannya malam ini, tidak dapat dibayangkan betapa stresnya otak kita karena harus dipaksa mengerjakan dalam waktu dan tempo sesingkat-singkatnya. Lha wong untuk menghasilkan teks proklamasi yang beberapa lembar saja tidak bisa hanya dalam semalam, perlu perjuangan berhari-hari, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk merumuskan dan menuliskannya.
Tidak Tahu Apa yang Harus Dikerjakan
Alih-alih mengerjakan tugas dalam semalam, rasa kantuk justru mulai menyerang dan akhirnya tugas belum juga kelar karena tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Sungguh tidak terbayangkan jika sampai demikian, tugas yang direncanakan selesai dalam semalam akhirnya tumbang karena rasa kantuk tak tertahankan dan terlelap menuju pulau impian. Akhirnya saat deadline tiba, kabar tidak lulus dari mata kuliah tugas tersebut siap mengintai diri kita.
Baca juga: Fenomena Mahasiswa Data dan Aktivis Data yang Muncul Belakangan Ini
Jika diperhatikan secara seksama, kenapa mahasiswa itu lebih suka mengerjakan tugasnya sehari sebelum menjelang deadline datang? Jawabannya tidak lain dan tidak asing lagi adalah suka menunda. Kebiasaan yang remeh dan kecil, tetapi akan menjadi besar jika dibiarkan.
Menunda Itu Mengasyikkan
Menunda itu sangat mengasyikkan apalagi bagi mahasiswa yang stres karena beban tugas yang tak kunjung berkurang apalagi selesai. Lha gimana mau berkurang? Wong sukanya bilang, “Nantilah masih banyak waktu kok, santai saja.” Jadi, menunda hanya menjadi solusi sementara bagi stres tersebut. Ibarat narkoba yang membuat seseorang itu melayang-layang pikirannya seolah-olah masalahnya sudah selesai semua, padahal tidak sama sekali.
Menunda ialah hak segala bangsa, tetapi jika terlalu sering menunda dan tidak tahu kapan waktu untuk mengerjakan. Jangan harap tugas itu selesai pada waktunya. Jika tidak diri sendiri yang mengerjakan, siapa juga yang mau mengerjakannya? Kayaknya si joki makalah lebih siap untuk menampung tugas-tugas yang kita tunda karena kemalasan tadi. Dan tentu saja S&K berlaku dalam penampungan tersebut.
Sebaliknya jika kita menerabas tugas-tugas untuk segera diselesaikan dalam kedipan mata juga tidak baik karena akan berdampak pada kondisi mental kita. Jadi, harus bagaimana dong?
Pada akhirnya kuncinya cuma satu yaitu jangan malas. Sekali malas, seribu penyesalan akan siap menghadang. Tanpa kita sadari ketika malas, waktu yang terpakai akan sia-sia dan tidak memberikan apa-apa kecuali tugas yang datang silih berganti seperti air hujan yang turun dari langit tanpa diundang.
Dalam sehari, kita diberi waktu yang sama yaitu 24 jam. Dengan waktu yang sama, tinggal kita saja yang menentukan kapan harus mengerjakan dan kapan harus bersantai. Jika kita tidak paham makna penting dari waktu mungkin kita perlu bertanya kepada penumpang kereta api yang terlambat semenit. Si penumpang itu akan merasa kecewa pasti sekaligus rugi. Andaikata kereta api tadi menunggu si penumpang, bisa jadi para penumpang di dalamnya justru akan telat di tempat tujuannya dan semua jadi terbengkalai.
Begitu juga dengan mengerjakan tugas, jika tugas kita selalu kita tunda dalam pengerjaannya, maka akan berakibat fatal ke depannya. Baik dari segi waktu maupun ilmu.
Ilmu yang seharusnya didapat pada waktu itu akan datang terlambat akibat menunda dalam pengerjaan tugas. Dalam hal ini, sangat relevan sekali bunyi pepatah suatu hal yang besar berawal dari yang kecil.
Jadi, kesimpulannya jangan suka menunda dalam mengerjakan tugas-tugas. Karena konsekuensinya jelas harus selesai dalam semalam. Iya kalau selesai, kalau tidak bagaimana? Kita sendiri kan yang akan repot. Sekian, itu saja dari saya dan semoga bermanfaat!
Editor: Firmansah Surya Khoir
Illustrator: Natasha Evelyne Samuel