Meninjau Karya Sastra dan Keraguan Kita

Meninjau Karya Sastra

Meninjau Karya Sastra dan Keraguan Kita – Sederhananya, sastra adalah bahasa. Dan bahasa adalah segala hal yang merujuk pada kata, gaya bahasa, dan banyak hal lain yang bersangkutan dengan kebahasaan.

Jika kamu selesai membaca karya sastra kemudian kembali membaca karya sastra yang lain dengan terus-menerus, maka secara tanpa sadar manfaat sastra telah sampai kepadamu. Dan setelah membaca beberapa karya sastra itu kamu mendapat pengetahuan baru yang tidak pernah kamu dapatkan di dalam ilmu pengetahuan lain, maka manfaat karya sastra telah sampai kepadamu pula. Sebenarnya, karya sastra memiliki banyak manfaat. Tetapi kita cenderung tidak menyadarinya.

Sastrawan membuat karya sastra dan orang-orang membacanya. Dalam hal ini, apakah penulis dan pembaca saling menguntungkan? Tentu saja. Sebab kebanyakan penulis, khususnya penulis karya sastra, melampiaskan buah gagasan atau keresahannya di dalam karya sastra. Kemudian buah gagasan atau keresahan itu mewakili tiap-tiap pembacanya lantaran pembahasan karya sastra tidak jauh dari permasalahan di sekitar kehidupan manusia.

Karya sastra mampu menjadi teman, sahabat, orang tua atau apa pun itu jika keberadaannya kamu anggap penting dan berarti.  Bahkan bisa menjadi lembaga sosial yang bertindak sebagai perantara manusia dalam menciptakan lingkungan sosial. Sebab isi dari karya sastra itu berkaitan dengan manusia dengan manusia lainnya atau perasaan pribadi dari manusia.

Baca juga: Biografi Abdoel Moeis, Seorang Wartawan, Politikus, dan Sastrawan

Mereka yang menciptakan karya sastra, berarti mengomunikasikan ide dan mengapresiasikan pikiran. Sebagian dari mereka yang menulis karya sastra, berusaha menampilkan satu pengalaman ke pengalaman lain. Baik itu pengalaman dari rentetan kejadian yang pernah mereka alami secara langsung atau pengalaman mereka membaca karya-karya sastra yang sudah ada sebelumnya. Mereka punya banyak cara menciptakan karya sastra tapi tujuannya sama: mengomunikasikan ide dan mengapresiasikan pikiran.

Apakah kita telah membaca karya sastra dan menyimpulkan bahwa tidak ada yang bisa kita pelajari dari sana, selain membuat kita terhibur karena isi dari karya sastra tersebut?

Ya, saya jelaskan. Karya sastra yang baik akan selalu memberitahukan kepada para pembacanya bahwa dunia yang kita tinggali tidak selalu baik-baik saja. Selalu ada jurang di setiap sisi serta terjal dalam perjalanannya. Pasti ada masalah-masalah yang membuat seseorang berpikir keras mengenai bagaimana cara menyelesaikannya disebabkan dunia yang relatif dan ambigu ini, tidak pernah luput mempersembahkan kejutan dalam episode-episode kehidupan manusia. Kejadian-kejadian seperti itulah yang digunakan oleh kebanyakan sastrawan untuk menciptakan karya sastranya.

Setelah membaca Teori Sastra karya Budi Darma, ternyata dalam studi sastra dikenal dua macam sastra. 

1. Sastra Serius

Sastra serius tujuannya merangsang pembaca untuk menafsirkan atau menginterpretasikan karya sastra itu. Kamu bisa membaca Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer jika kamu ingin tahu bagaimana perjuangan masyarakat pribumi melawan penindasan dari bangsa asing. Kamu bisa membaca Dari Puya ke Puya karya Faisal Oddang yang mengkritik soal adat istiadat yang cenderung kaku. Dan masih banyak lagi contoh karya sastra serius yang bisa kamu baca hingga menemukan nilai ajaran dari karya sastra tersebut. 

2. Sastra Hiburan

Sastra hiburan adalah karya sastra untuk melarikan diri dari kebosanan, dari rutinitas sehari-hari, atau dari masalah yang sukar diselesaikan. Sebagaimana dijelaskan oleh Budi Darma, sastra hiburan memiliki sifat menghibur. Oleh karena itu banyak digemari oleh kalangan masyarakat. Karena banyak digemari itulah, maka sastra hiburan juga dinamakan sastra pop, sastra populer. Saat ini banyak penulis novel hiburan, demikian pula karya yang mereka tulis ada banyak sekali. Tetapi boleh dikatakan pembicaraan mengenai sekian banyak karya itu tidak ada. Semua karya itu hanya dibaca, dinikmati, setelah itu disimpan. Ya, disimpan. Atau barangkali kamu ingin jadi orang pertama yang mengkajinya. Haha, keren.

Editor: Firmansah Surya Khoir
Visual Designer: Al Afghani

Bagikan di:

Artikel dari Penulis