Tips Agar Tulisan Mudah Dipahami Pembaca – Topik atau ide yang menarik dalam suatu tulisan tidaklah cukup. Ketika terlalu fokus untuk menunjukkan sisi yang dianggap menarik ini, terkadang tulisan dipenuhi dengan banyak kalimat panjang, bahasa yang rumit, serta frasa dan kata-kata yang asing. Alih-alih menyuguhkan tulisan yang bagus, kita malah melupakan hal paling penting dalam menulis: membuat tulisan mudah dipahami pembaca.
Pada dasarnya, menulis merupakan upaya menyampaikan informasi melalui tulisan. Maka, informasi ini harus disampaikan dan dikemas dengan rapi agar tersampaikan dengan baik kepada pembaca. Inilah tujuan dari menulis.
Ketika kita berupaya untuk membuat tulisan lebih mudah untuk dibaca, pembaca akan lebih mudah memahami tulisan dan lebih cenderung mengingat poin penting dalam tulisan. Hal ini tidak menutup kemungkinan pembaca akan membaca tulisan kita di masa depan dan merekomendasikan tulisan kita kepada orang lain.
Baca juga: Cara Penulisan Daftar Pustaka dengan APA Style
Tips Agar Tulisan Mudah Dipahami Pembaca
Berikut beberapa cara agar tulisan mudah dipahami pembaca.
1. Gunakan Kata yang Sederhana
Untuk memberikan kesan tulisan yang berkualitas, terkadang penulis sengaja menggunakan kata dan istilah yang asing atau kurang awam. Hal ini justru akan mengganggu dan membingungkan kebanyakan pembaca, serta berpotensi membuat pembaca malas melanjutkan membaca tulisan.
Contoh:
Pemikiran komprehensif R. A. Kartini bisa membuktikan betapa berharganya wanita di mata dunia.
Kata “komprehensif” mungkin akan membingungkan bagi beberapa orang. Hal ini akan berbeda jika kata tersebut diganti kata “luas” yang lebih sederhana dan mudah dipahami.
Ingat, tujuan pembaca membaca tulisan kita adalah untuk mendapatkan informasi atau solusi yang ditawarkan dari tulisan, bukan mendapat kebingungan. Penulis bertugas memastikan pembaca memahami apa yang tertera dalam tulisan. Untuk itu, pembaca harus paham setiap kata yang kita gunakan dalam tulisan. Kalaupun harus menggunakan istilah asing yang kurang awam, penulis wajib menjelaskan makna dari kata atau istilah tersebut.
2. Tulis Kalimat Pendek dan Sederhana
Kalimat pendek dan sederhana lebih mudah dipahami. Kalimat yang panjang, berbelit-belit, dan berputar-putar akan membingungkan pembaca.
Melansir readable.com, survei keterbacaan di AS menunjukkan bahwa pembaca menganggap kalimat yang terdiri dari
- 8 kata atau kurang sangat mudah dibaca;
- 11 kata, mudah;
- 14 kata, cukup mudah;
- 17 kata, standar;
- 21 kata, cukup sulit;
- 25 kata, sulit dan
- 29 kata atau lebih, sangat sulit.
Jadi, buatlah kalimat singkat yang to the point.
3. Paragraf yang Pendek
Selain kalimat pendek, kemas tulisan dalam paragraf pendek. Paragraf yang panjang akan membuat pembaca bosan dan kesusahan mencari poin penting dalam satu paragraf. Paragraf yang pendek akan menyisakan banyak ruang putih dalam tulisan. Ini akan membuat tulisan terasa lebih mudah dan menarik untuk dibaca.
Baca juga: Perbedaan Topik, Tema, dan Judul
Untuk membuat paragraf yang tidak terlalu panjang, satu paragraf umumnya
- memuat satu pokok pikiran
- terdiri dari 3 hingga 5 kalimat
- memuat 50 hingga 70 kata.
Karena tiap paragraf terdiri dari 1 pokok pikiran, topik tiap paragraf harus saling berkaitan. Setiap paragraf harus terhubung dan membentuk kesatuan yang utuh dan solid. Walaupun dalam satu paragraf biasanya berisi lebih dari satu kalimat, tidak ada salahnya membuat paragraf yang hanya berisi 1 kalimat.
4. Menulis dalam Kalimat Aktif
Masih berkaitan dengan kalimat singkat, kalimat aktif biasanya memiliki jumlah kata yang lebih sedikit daripada kalimat pasif. Menulis dengan kalimat aktif berfungsi untuk mencegah kalimat menjadi panjang dan rumit.
Contoh:
Anak itu melampar batu. (Kalimat aktif)
Batu dilempar oleh anak itu. (Kalimat pasif)
Selain penulisan yang lebih singkat, kalimat pertama terasa lebih mudah dipahami daripada kalimat kedua. Kedua kalimat tersebut memiliki perbedaan struktur pembentuk kalimat. Kalimat pertama terdiri dari subjek+predikat+objek. Sedangkan struktur kalimat kedua terdiri dari objek+predikat+subjek.
Dengan mengetahui perbedaan struktur kedua kalimat tersebut, kita bisa dengan mudah membuat kalimat aktif yang benar. Namun, ada kalanya juga kalimat pasif dapat membantu penulis menjelaskan suatu poin tertentu. Tujuan penggunaan kalimat pasif adalah untuk menonjolkan objek kalimat yang memiliki nilai lebih tinggi dibanding subjeknya.
Contoh:
Kalimat aktif lebih mudah dipahami oleh pembaca.
Kalimat tersebut merupakan kalimat pasif yang bertujuan untuk menonjolkan “kalimat aktif” sehingga bagian tersebut berada di awal kalimat.
Baca juga: Penulisan Kata Depan yang Tepat dan Contohnya
5. Membuat Kalimat yang Kokoh
Struktur kalimat yang lengkap terdiri dari subjek, predikat, objek, dan keterangan (SPOK). Namun, susunan kalimat dapat diubah agar lebih variatif. Kalimat dapat disusun dengan struktur KSPO atau hanya menggunakan beberapa unsur saja, seperti SP, SPO, SPK, atau KSP.
Jadi, suatu kalimat sekurang-kurangnya harus terdiri dari subjek dan predikat agar menjadi kalimat yang utuh. Struktur kalimat yang tidak jelas dan berantakan dapat mengubah makna yang ingin disampaikan dan memicu kesalahpahaman.
Contoh:
- Krisis iklim yang menjadi ancaman besar bagi lingkungan, kemanusiaan, ekonomi, sistem keuangan, kesehatan, pangan, dan cara hidup.
- Berpotensi memiliki kerugian ekonomi akibat krisis iklim mencapai 112,2 triliun atau 0,5 persen dari PDB pada tahun 2023 mendatang.
Kedua tulisan tersebut terlihat seperti kalimat utuh, padahal tidak. Tulisan pertama hanya terdiri dari subjek dan tulisan kedua kekurangan unsur subjek. Kalimat pertama dapat diperbaiki dengan menghilangkan kata “yang”, sedangkan kalimat kedua dapat diperbaiki dengan menambahkan unsur subjek “Indonesia” di bagian awal.
Kedua kalimat tersebut akan menjadi seperti berikut:
- Krisis iklim menjadi ancaman besar bagi lingkungan, kemanusiaan, ekonomi, sistem keuangan, kesehatan, pangan, dan cara hidup.
- Indonesia berpotensi memiliki kerugian ekonomi akibat krisis iklim mencapai 112,2 triliun atau 0,5 persen dari PDB pada tahun 2023 mendatang.
Jika kita ingin pembaca membaca tulisan kita hingga akhir, kita harus memastikan tulisan mudah dibaca dan dipahami. Tulisan yang mudah dibaca dan dipahami pasti menggunakan kata yang sederhana dan ditulis dalam kalimat aktif yang singkat dan to the point, struktur kalimat jelas, dan tersusun dalam paragraf yang singkat, padat, dan jelas. Intinya, buatlah tulisan sesederhana mungkin. Topik yang menarik dan kata-kata indah akan percuma jika pembaca tidak bisa memahami maksud tulisan.
Editor: Firmansah Surya Khoir
Visual Designer: Al Afghani