Suka Duka Menjadi Atlet di Indonesia

Suka Duka Menjadi Atlet

Suka Duka Menjadi Atlet di Indonesia – Pagelaran Sea Games 2022 yang diadakan di Vietnam dalam kurun waktu 3 minggu terakhir memang menyedot animo penggemar olahraga di Indonesia. Bahkan tidak sedikit masyarakat yang awam dengan dunia olahraga juga turut memeriahkan pagelaran olahraga Asia Tenggara yang sempat tertunda karena pandemi Covid-19 tersebut. Kontingen Indonesia pada Sea Games kali ini menurunkan atlet-atlet usia muda yang nama-namanya terbilang baru dalam dunia olahraga.

Tentunya hal ini menimbulkan rasa penasaran bagaimana ragam kehidupan atlet di Indonesia yang mungkin cukup jarang ter-expose pemberitaan publik, kecuali tentunya ketika atlet tersebut sedang berlaga atau ketika menyabet gelar di tingkat Internasional. Suka maupun duka kehidupan atlet tentunya perlu diketahui sebelum kamu ingin terjun ke dunia olahraga ini.

Harus Rela Mengesampingkan Dunia Akademik

“Jadi atlet harus rela mengesampingkan dunia akademik”, tentu statement tersebut sudah menjadi rahasia umum di masyarakat Indonesia dan tentunya di dunia olahraga. Pasalnya, jika kamu sudah memantapkan niat untuk menjadi seorang atlet maka harus rela juga mengesampingkan dunia pendidikan formal atau bahkan melepas total sekolah ataupun kuliah.

Baca juga: Serius Mau Lulus Kuliah Telat? Pertimbangkan Lagi!

Hal ini karena kehidupan atlet yang sehari-harinya melakukan berbagai latihan yang menyita banyak waktu. Belum lagi jika seorang atlet sudah memasuki tahap latihan rutin yang terprogram atau TC (Training Center), tentunya makanan setiap hari atlet-atlet tersebut adalah latihan, latihan, dan sesekali istirahat untuk memulihkan kondisi tubuh sebelum kembali berlatih. Jadi, bagi kamu yang ingin terjun ke dunia atlet harus memikirkan matang-matang karena tentunya tidak sedikit para atlet yang mengalami kendala dalam dunia pendidikan formal.

Dapat Kesempatan Jalan-Jalan ke Daerah Lain maupun Luar Negeri

Salah satu hal yang mungkin menjadi kesenangan dalam menjadi atlet tentunya ketika melakukan kegiatan di daerah lain seperti pelatihan maupun berkompetisi di luar daerah asal atau negara asal. Selain mengemban tugas untuk bertanding maupun berlatih ketat, tentunya hal ini juga dimanfaatkan untuk berlibur ke daerah tersebut. Tidak jarang di sela-sela waktu latihan maupun pertandingan yang cukup padat, para atlet tersebut seringkali melakukan kegiatan pelesiran singkat, hal umum yang biasa dilakukan adalah menikmati kuliner di daerah tersebut atau jalan-jalan ke objek wisata di daerah itu.

Belum lagi jika tempat yang dituju berada di luar negeri, tentunya hal ini menjadi kegembiraan tersendiri bagi para atlet karena bisa jalan-jalan ke luar negeri sekaligus bertanding mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional. Apalagi ketika pertandingan maupun latihan di luar kota tersebut dibiayai oleh dinas terkait, jadinya tidak perlu mengeluarkan biaya personal berlebih di luar kegiatan non-olahraga.

Dapat Kesempatan Menjadi Pegawai Negeri Sipil

Salah satu nilai plus menggeluti dunia atlet adalah bisa berperan sebagai batu loncatan untuk menjadi pegawai negeri sipil atau PNS. Umumnya hal ini sering dilakukan ketika para atlet tersebut telah berprestasi di kancah nasional maupun internasional. Selain mendapatkan apresiasi berupa uang yang beragam nominalnya, para atlet tersebut juga akan mendapatkan rekomendasi dari dinas tertentu untuk diangkat menjadi pegawai negeri sipil. Tidak heran “Hak Istimewa” yang diperoleh tersebut membuat dunia atlet masih memiliki peminat yang cukup tinggi dari tahun ke tahun.

Baca juga: Gaji UMK adalah Jackpot bagi Tenaga Pendidik (Guru)

Harus Siap dengan Kemungkinan Cedera

Kerasnya dunia atlet tentunya menimbulkan risiko yang cukup besar terjadinya cedera. Cedera yang dialami atlet umumnya sering kali terjadi saat latihan maupun ketika berkompetisi. Tidak jarang, cedera tersebut bisa membuat performa atlet menurun, bahkan hal yang terburuk adalah pensiun karena cedera. Hal ini tentunya sering kali menjadi momok tersendiri bagi para atlet, karena selain harus mengalami rasa sakit yang cukup luar biasa, pengobatan untuk pulih dari cedera terbilang cukup mahal jika tidak dibiayai oleh pihak lain.

Sering Dijadikan “Permainan” Segelintir Oknum

Hal ini mungkin yang jarang terdengar oleh publik. Dunia olahraga memang cukup rentan risiko “penyelewengan”. Mulai dari pendanaan atlet atau uang lelah yang tidak kunjung turun atau selalu tertahan di pihak tertentu, “permainan” yang dilakukan segelintir orang atau pihak tertentu untuk menjegal atlet-atlet tertentu, hingga meloloskan atlet yang dianggap “anak emas” pihak lain. Hal ini tentu termasuk dalam politik olahraga yang mau tidak mau harus terjadi di Indonesia meski banyak dilakukan kecaman bahkan dari kalangan atlet itu sendiri.

Mungkin hal-hal di atas bisa jadi pertimbangan kamu jika ingin menggeluti dunia keatletan di Indonesia. Tentunya beberapa permasalahan di atas masih belum mencakup seluruh suka dan duka ketika menjadi atlet di negeri ini. Beragam hal tentunya akan kamu temui ketika masuk ke dunia atlet yang tentunya berbeda antara satu cabang olahraga dengan cabang olahraga lainnya.

Editor: Widya Kartikasari
Illustrator: Salman Al Farisi

Bagikan di:

Artikel dari Penulis