Terkenal di Sekolah Gara-Gara Tugas Membuat Video Klip – Membuat video merupakan salah satu tugas yang terbilang rumit. Mengingat pengambilan video yang membutuhkan waktu lama, belum lagi soal edit-mengedit. Itu sebabnya saya paling sukar kalau ada tugas berkaitan dengan video. Belum lagi kalau tugasnya dilakukan secara kelompok, waktunya hanya habis digunakan untuk mendebatkan kapan shooting video akan dilakukan.
Saat di sekolah menengah atas, terdapat mata pelajaran seni budaya dan keterampilan yang disingkat SBK. Untuk memenuhi nilai UTS mata pelajaran SBK, siswa tidak diminta mengerjakan soal melainkan diberikan tugas, seperti membuat lukisan, cat timbul, patung, atau video klip. Ketika di semester 1 kelas 11, tugas untuk UTS adalah membuat video klip dengan lagu berbahasa Indonesia, dengan deadline pengumpulannya cukup lama yaitu sebelum pelaksanaan UAS.
Meskipun tenggat waktunya masih lama, tetapi saya bertekad untuk segera menyelesaikan tugas tersebut. Pokoknya yang penting buat, masalah bagus atau tidak urusan terakhir. Guru SBK membebaskan siswa memilih kelompoknya masing-masing. Boleh dengan teman satu kelas, boleh juga dengan teman yang berbeda kelas. Ada tiga teman sekelas saya yang bernama Makhin, Alfian, Fatah, memutuskan untuk satu kelompok bersama saya.
Saya sendiri menjadi sutradara yang bertugas menentukan konsep pembuatan video klip. Kami berempat secara bergantian bertugas sebagai kameramen karena kami juga ikut berperan dalam video klip. Dan yang bertugas mengedit video adalah Fata. Kami memutuskan untuk memilih lagu Tenangkanlah yang dinyanyikan oleh Opick.
Alur video klip yang dibuat kami cukup sederhana dan terkesan tidak serius, yaitu ada anak yang dibully, lalu anak yang membully tertabrak mobil dan ditolong oleh anak yang dibully, hingga akhirnya saling memaafkan. Untuk adegan tabrakan, kami menggunakan mobil yang sedang terparkir, entah milik siapa.
Singkat cerita jadilah video klip tersebut, dan dikumpulkan ke guru SBK. Ternyata, kelompok saya mengumpulkan tugas paling awal, sehingga video klip kami ditayangkan di semua kelas 11 sebagai contoh. Saat ditayangkan, semua teman-teman satu kelas tertawa terbahak-bahak, begitu pula dengan kelas yang lain. Gara-gara video klip tersebut, saya kerap disapa siswi kelas 11 yang notabenenya adalah teman satu angkatan. Mereka berbisik-bisik membicarakan keabsurdan video klip yang dibuat oleh kelompok saya. Makhin, Alfian, Fatah juga mengalami hal serupa.
Makhin sendiri pernah berujar kepada saya, “Seharusnya bikin video klip lagi, ganti konsep. Bikin malu. Banyak sekali yang bertanya kenapa konsepnya seperti itu.”
“Yang penting nilai aman. Justru gara-gara video klip itu kita jadi terkenal,” ujar saya.
“Tapi kan tetap saja malu,” balas Makhin.
Gara-gara video klip itu pula saat kelas 12 semester 1, ketika ada tugas yang sama, tidak ada yang mau sekelompok dengan saya. Agaknya mereka takut dengan hasil video klip jika satu kelompok dengan saya. Yang membedakan antara tugas membuat video klip saat kelas 11 dan 12 adalah soal pilihan lagu, di mana tugas untuk kelas 12 harus memakai lagu selain dari Indonesia.
Untungnya, saya diperkenankan bergabung dengan teman dari kelas lain yang bernama Choi. Choi adalah orang yang ahli dance dan begitu menggandrungi K-Pop. Sehingga lagu dalam video klip yang dipilih oleh kami adalah lagu Ddu-Du Ddu-Du milik Blackpink. Dalam video klip yang kami buat, saya dan Choi juga melakukan gerakan dance. Butuh waktu lama bagi saya untuk mempelajari tarian yang diciptakan oleh Choi ini.
Namun, usaha tidak menghianati hasil. Video klip yang kami buat terbilang bagus. Setelah diedit dan diserahkan ke guru SBK, kelompok kami ternyata mengumpulkan paling awal. Video klip kami ditayangkan di semua kelas 10, 11, dan 12. Hal tersebut membuat saya dan Choi terkenal satu sekolah.