Jika Jalan Setapak di Tengah Hutan Itu Bernama Sejarah, Pentingkah untuk Dipelajari? – Sejarah, sebagai ilmu yang mempelajari proses-proses dalam pelbagai peristiwa masa lampau, sering dianggap sangat penting oleh para sejarawan ataupun guru-guru sejarah. Namun, bagaimana pandangan orang awam yang tidak tahu-menahu akan metode-metode untuk mempelajari sejarah, yang hanya tahu sejarah adalah hal yang identik dengan masa lampau saja? Mereka pasti akan mengatakan sejarah adalah hal yang membosankan. Karena banyak yang menganggap bahwa pemahaman sempit akan sejarah tidaklah penting—terutama masyarakat umum yang awam akan sejarah.
Maka, saya simpulkan bahwa sejarah menjadi penting hanya bagi mereka yang mampu melihat lebih luas perihal sejarah dan memiliki kesadaran sejarah. Akan tetapi, mereka yang tidak memiliki kesadaran ini, sejarah akan dipandang sebagai suatu hal yang tidak penting. Entah untuk sekadar dipelajari ataupun dipahami.
Baca juga: Kisah Pilu Pramoedya Ananta Toer di Tanah Pembuangan
Bagi orang yang memiliki—banyak ataupun sedikit—ilmu atau pengetahuan tentang sejarah, seharusnya mampu melihat hal ini sebagai sebuah tantangan yang harus dihadapi. Tantangan yang disebabkan oleh ketidakpedulian dari seseorang yang tahu, kemudian terus mengakar di dalam kehidupan masyarakat awam akan sejarah. Ketidaktahuan akan sejarah hanya akan menuntun setiap individu pada suatu situasi dan kondisi asing, dan berakhir tersesat di tengah hutan yang lebat dengan ilmu-ilmu pengetahuan. Dalam tulisan saya kali ini, saya akan berfokus pada permasalahan yang dibahas, yaitu apakah sejarah merupakan hal yang penting untuk dipelajari?
Seorang dosen pernah mengatakan dalam suatu pertemuan kelas, “Sejarah itu berulang. Kita dapat menghitungnya. Sejarah akan berulang dalam jangka waktu 20-25 tahun ke depan. Peristiwanya mungkin berbeda, tetapi maknanya sama, pesan yang disampaikan di balik peristiwa itu sama.” Ketika saya mendengar hal itu, saya langsung mencoba mengingat dan memastikan, dengan mengingat sejarah-sejarah masa lampau dan peristiwa apa yang telah terjadi setelah dua puluh hingga dua puluh lima tahun setelahnya. Betapa semakin tertariknya saya dengan ilmu sejarah. Dan hal itu membuat saya teringat akan perkataan Karl Marx, “Sejarah terulang kembali, pertama sebagai tragedi, kedua sebagai lelucon.” Pertama sebagai tragedi, kedua sebagai tragedi, tetapi mengapa Marx mengatakannya sebagai lelucon? Saya sepakat dengan Marx. Keberulangan sejarah untuk kedua kalinya ialah lelucon. Itu menandakan manusia tidak pernah belajar dari kesalahan-kesalahan yang terdahulu. Mungkin kalau yang berulang adalah suatu tragedi mengenaskan, tetap saja itu sebuah lelucon. Karena manusia selalu melakukan kesalahan yang sama; bahwa mereka tidak pernah belajar.
Seperti apa yang dikatakan pula oleh George Santayana, “Mereka yang tidak mempelajari sejarah, akan terkutuk untuk mengulangi sejarah itu sendiri.” Dan ya, apa yang ditulis atau dikatakan oleh George Santayana ini semakin membuat saya yakin betapa pentingnya mempelajari sejarah, dan betapa berpengaruhnya sejarah bagi kehidupan manusia.
Bagi saya, sejarah itu penting bagi kehidupan umat manusia. Bahkan bisa saya katakan bahwa sejarah merupakan ibu dari segala jenis ilmu pengetahuan. Mengapa? Karena ilmu-ilmu yang kita pelajari sekarang ini—mulai dari ilmu politik, ekonomi, matematika, bahasa, fisika, kimia, hingga filsafat: yang merupakan bentuk awal dari suatu pengetahuan itu sendiri—dapat kita pelajari dari suatu ilmu bernama sejarah. Dari catatan-catatan masa lampau dan dari berbagai sumber-sumber data empiris yang ada, itu semua dapat kita pelajari hanya dengan memahami sejarah itu sendiri.
Sejarah mencatat ribuan fakta dan bukti pendukung yang menguatkan kebenaran akan suatu ilmu. Untuk mempelajari ilmu-ilmu pengetahuan ataupun kehidupan, kita dapat membaca catatan-catatan atau buku-buku yang menjabarkan suatu ilmu tersebut. Catatan-catatan, buku-buku yang jelas ditulis pada masa lampau. Inilah mengapa sejarah menjadi penting, dan kita tidak bisa menghindarinya meskipun kita berkata sejarah itu adalah suatu hal yang remeh dan tidak penting.
Bagi saya, sejarah adalah kunci untuk memahami, belajar, dan menjalani hidup dengan penuh pemaknaan. Siapa pun yang mempelajari sejarah dengan khidmat, mereka akan mampu menjalani hidup dengan bekal penuh persiapan dan kemampuan yang memadai untuk menghadapi segala medan rintang di kemudian hari. Oleh karena itu, sejarah adalah suatu ilmu penting yang harus dipelajari baik di sekolah, maupun di luar lingkungan akademik. Mempelajari sejarah adalah suatu hal yang perlu dan harus dilakukan.
Bagi saya, sejarah serupa dengan jalan setapak di tengah hutan. Jalan setapak itulah yang akan menuntun seseorang untuk mencapai sesuatu dan memahami bahwa dirinya adalah dirinya. Dengan kata lain, sejarah berperan sebagai jalan untuk mencapai mimpi dengan mempelajari masa lampau Sejarah juga berperan sebagai ilmu untuk mengenal identitas baik diri sendiri, maupun bangsanya. Bahwa di tengah hutan, jika kita berjalan pada jalan setapak yang ada yakni sejarah, kita tidak akan pernah tersesat di tengah hutan yang lebat akan segala ilmu pengetahuan. Itulah yang menjadikan sejarah sebagai hal yang harus dipelajari, karena dapat menuntun seseorang menjadi lebih bijak dalam melangkah ke depannya.