Yang Disampaikan Prilly Latuconsina itu Fakta, Kenapa Kalian Marah? – “…Karena banyak cewek independen, tapi cowok mapan dikit. Itu data valid, loh. Jadi, ya, mau gimana, cuma maksud aku ya, ini cewek-cewek, kita nih pengen protes gitu, sebagai cewek yang selalu dijadiin tempat singgah…”
Ini adalah kutipan kata-kata Prilly Latuconsina mengenai cewek independen yang membuatnya kena hujat netizen. Hal itu berawal dari sebuah potongan video yang dikutip pada 19 November 2024. Dalam video tersebut, Prilly sedang berada di sebuah bus bersama rombongan anak muda, mengenakan pakaian cokelat tua, memakai mikrofon di telinganya, dan berbicara di hadapan rombongan. Video tersebut kemudian viral, terutama setelah diunggah ulang oleh akun-akun gosip di media sosial X.
Beberapa netizen setuju dengan yang disampaikan Prilly, sedangkan sebagian lainnya menghujat dan menganggapnya “pick me girl”, seperti komentar-komentar yang berbunyi berikut ini.
“Iya, iya. Kamu independent, kurus, cantik, pinter, sukses, dll. Tepuk tangan buat kamu. Udah ya abis ini diem, berisik.”
“Pick me banget, mungkin yang deketin dia belum ada yang mapan jadi ngerasa si paling mapan wkwk. Yang udah mapan bagi dia gamau kali ama dia. Model-model begini biasanya dominan, sedangkan laki-laki mapan pasti maunya cewek yang gak ribet dan yang gak dominan.”
“Pembelaan diri karena belum laku.”
Saya tidak habis pikir, mereka yang marah-marah dan menghujat itu sebenarnya ada masalah apa? Tersinggung atau gagal paham dengan pesan yang disampaikan Prilly?
Fakta Sosial tentang Perempuan Mandiri dan Menurunnya Angka Pernikahan
Lagi pula, yang Prilly bilang soal jumlah cewek independen banyak dan cowok mapan sedikit itu memang fakta. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), angka pernikahan di Indonesia turun 128 ribu, dari 1,7 juta pada tahun 2022 menjadi 1,57 juta pada tahun 2023. Secara keseluruhan, jumlah perkawinan di Indonesia turun 28,63% dalam 10 tahun terakhir.
Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair), Bagong Suyanto menilai bahwa salah satu faktor penyebab menurunnya angka pernikahan adalah meningkatnya jumlah perempuan mandiri. Hal ini didukung oleh semakin terbukanya kesempatan bagi perempuan untuk bersekolah dan bekerja sehingga tingkat ketergantungan perempuan menurun.
Selain itu, meski jumlah perempuan pekerja formal masih lebih sedikit dibandingkan laki-laki, persentase perempuan sebagai tenaga kerja profesional menunjukkan tren peningkatan setiap tahunnya, terlebih sejak tahun 2017. Semakin meningkatnya jumlah tenaga kerja profesional perempuan, memengaruhi pemikiran perempuan terkait pilihan pasangan hidup. Jadi, tidak mengherankan ketika perempuan mandiri zaman sekarang lebih selektif dan cenderung memilih laki-laki mapan.
Masih ingatkah kalian dengan tren “marriage is scary” yang juga tidak kalah ramai di jagad media sosial? Tren ini sebenarnya masih relate dengan apa yang Prilly sampaikan di video itu. Bayangkan deh, kamu, perempuan bertemu dengan laki-laki yang sudahlah tidak modal, malas belajar, tidak punya tujuan hidup, tidak dewasa, patriarki pula. Belum lagi kalau punya suami yang penjudi, pemabuk atau pelaku kekerasan. Gimana gak “scary” coba pernikahan yang dijalani bersama laki-laki seperti itu?
Pentingnya Kesetaraan Pemikiran dalam Mencari Pasangan
Dalam potongan video yang lain, sebenarnya Prilly Latuconsina sudah menjelaskan konteks dari pernyataannya. Intinya, Prilly ingin menekankan bahwa mencari pasangan itu sebaiknya yang setara. Bukan setara dalam hal materi, melainkan pemikiran. Sebelumnya, Prilly juga mengatakan untuk mencari seseorang yang tidak minderan alias insecure dengan kesuksesan pasangannya.
Sayangnya, yang beredar dan viral di media sosial cuma satu potongan video. Sehingga, kurang bisa memberikan konteks yang lebih jelas dan utuh. Tahu sendiri, kan, kelakuan netizen +62 seperti apa? Lihat satu potongan video, baca satu artikel, sudah merasa paling pakar dan berhak berkomentar. Giliran ada yang mengoreksi pernyataan, bukannya introspeksi, minta maaf atau bilang terima kasih karena sudah dikoreksi, malah ngamuk.
Mulailah Introspeksi dan Meningkatkan Kualitas Diri
Imam Syafi’i berkata, “Jika engkau menyampaikan kebenaran, orang cerdas akan merenung, orang bodoh akan tersinggung.” Ketimbang langsung reaktif, mengapa kalian tidak cari tahu dulu apakah yang disampaikan Prilly itu fakta atau hoaks? Kalau memang faktanya seperti itu, tapi kalian punya argumen atau data lain, mengapa tidak disampaikan dengan cara-cara yang lebih intelek, ketimbang melancarkan serangan personal yang tidak ada hubungannya dengan argumen dia?
Berkaca dari kata-kata Imam Syafi’i di atas, harusnya laki-laki dengan maskulinitas yang lebih rapuh dari bunga dandelion ketiup angin itu mulai introspeksi dan meningkatkan kualitas diri. Bukan sedikit-sedikit menyalahkan dan menuding kalau perempuan zaman sekarang ribet, banyak menuntut dan gak mau diajak susah. Kalian pikir para perempuan cerdas dan mandiri itu sebelum bertemu kalian gak pernah berjuang? Tidak sedikit, lho, perempuan muda lajang yang bekerja keras bukan hanya untuk memperkaya dirinya, melainkan juga untuk mengangkat derajat hidup keluarganya atau berkontribusi positif bagi sesama.
Kalau kalian merasa belum mapan, ya belajarlah dan berjuanglah untuk menjadi mapan. Entah itu mapan dalam hal finansial, ilmu, pengendalian emosi, kecerdasan spiritual, dan sebagainya. Karena terkadang, yang lebih mengerikan bagi perempuan bukanlah berpasangan dengan laki-laki yang belum mapan secara ekonomi atau laki-laki yang karir dan pendapatannya lebih kecil. Melainkan menikah dengan laki-laki pemalas, tidak berilmu, tidak mau berkembang, dan tidak punya tujuan hidup yang jelas.