Mengenal Hizbul Wathan, Kepanduan Milik Muhammadiyah yang Jarang Diketahui Anggotanya Sendiri

Hizbul Wathan

Hizbul wathan atau yang biasa disingkat HW adalah salah satu organisasi otonom di tubuh Muhammadiyah, yang mirisnya banyak warga Muhammadiyah sendiri ternyata kurang atau bahkan tidak tahu.

Ortom sendiri tidak tahu, sungguh hmmm….

Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia. Organisasi ini didirikan di Kauman, Yogyakarta oleh Muhammad  Darwis atau lebih dikenal dengan K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H atau bertepatan pada tanggal 18 November 1912 M. Pada tahun 2019 tercatat Muhammadiyah memiliki anggota sebanyak 60 juta orang. Angka tersebut bisa dipastikan bertambah pada tahun ini dan di tahun-tahun yang akan datang. 

Selain itu Muhammadiyah juga memiliki 7 organisasi otonom atau badan yang dibentuk oleh Persyarikatan Muhammadiyah. Organisasi otonom ini diberi hak dan kewajiban untuk mengatur rumah tangga sendiri, guna membina warga Persyarikatan Muhammadiyah dalam bidang-bidang tertentu. Semua itu dilakukan dalam rangka untuk mencapai maksud dan tujuan Muhammadiyah. Salah satu organisasi otonom yang ada di dalam Muhammdiyah adalah Hizbul Wathan.

Sejarah Hizbul Wathan

Hizbul Wathan atau yang sering disebut dengan HW, merupakan salah satu gerakan kepanduan di Indonesia yang sudah berdiri sejak tahun 1918. Hizbul Wathan sendiri memiliki arti “pembela tanah air”. K.H. Ahmad Dahlan sebelumnya memberi nama Padvinder Muhammadiyah akan tetapi pada tahun 1920 dirubah menjadi Hizbul Wathan oleh Kyai Raden Haji Hadjid. Pada era itu, banyak pemuda yang tertarik mengikuti Hizbul Wathan karena diberi pelatihan baris-berbaris, P3K, kerohanian, dan lain-lain.

Baca juga: Perihal Islam Nusantara, Ormas Biru Jelas Lebih Nusantara Dilihat dari Literatur Kadernya

Hizbul Wathan pernah mengalami dua kali masa terpaksa dinonaktifkan. Pertama pada masa pendudukan Jepang sampai dengan perang kemerdekaan Indonesia (1942-1950). Kedua pada tahun 1961 disebabkan oleh adanya KEPRES No 238 Tahun 1961 yang mengatur seluruh kepanduan di Indonesia dilebur menjadi satu dengan nama “Pramuka”. Hizbul Wathan diaktifkan kembali pada tahun 1999. Salah satu kader terbaik yang pernah lahir dari rahim Hizbul Wathan adalah Bapak Tentara Nasional Indonesia Jenderal Besar Sudirman.

Kepanduan Milik Muhammadiyah tetapi Jarang Diketahui Anggotanya

Tepat pada tanggal 20 Desember 2022 kemarin, Hizbul Wathan telah berumur 104 tahun. Saya di sini tidak akan membahas terlalu jauh tentang sejarah Hizbul Wathan atau yang sejenisnya. Akan tetapi yang akan dibahas adalah soal keresahan saya saat mengetahui ada orang yang mengaku Muhammadiyah tetapi tidak tahu soal Hizbul Wathan. Padahal Hizbul Wathan merupakan salah satu organisasi otonom Muhammadiyah.

Buat kalian sahabat HW pasti sering kali mengalami apa yang juga sering saya alami. Ketika berkegiatan di sekolah tidak semua guru mendukung kegiatan HW. Bahkan saya pernah menemui seorang guru yang mengajar mata pelajaran Kemuhammadiyahan sekaligus menjadi pembina Pramuka di sekolahannya. Sangat anehkan? Akan tetapi hal ini sungguh ada. Harusnya guru Kemuhammadiyahan tahu kepanduan milik Muhammadiyah itu HW bukan Pramuka. Selain itu ada juga beberapa sekolah milik Muhammadiyah yang masih memilih Pramuka daripada HW. Hal tersebut yang membuat saya sangat bingung.

Padahal dalam pedoman Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 01/PED/I.0/B/2018 Bagian 11 pasal 37 ayat 2 dan 3 mengenai kurikulum berbunyi: “Sekolah wajib menyelenggarakan kegiatan Ekstrakulikuler Kepanduan dan Beladiri”(Ayat 2). “Kepanduan yang dimaksud ayat (2) hanya Hizbul Wathan dan Beladiri sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) hanya Tapak Suci”(Ayat 3). Berarti sudah jelas kepanduan di sekolah Muhammadiyah hanyalah Hizbul Wathan! 

Baca juga: Kritik terhadap Pendidikan Muhammadiyah

Jika ada yang berkomentar, “Guru-guru tidak pernah ikut dan tidak tau HW itu apa”. Menurut saya harusnya guru tersebut bisa belajar dan membaca tentang kepanduan HW. Ilmu yang ada di dalamnya juga hampir sama dengan Pramuka. Hanya saja yang membedakannya adalah HW lebih menekankan soal agama. Tidak ada salahnya juga untuk belajar ilmu baru tentang kepanduan untuk memperluas wawasan kita. Jika HW ada di setiap sekolah Muhammadiyah, maka sama halnya dengan kita mendukung ORTOM sendiri.

Selain di lingkup sekolah, ada juga jajaran pimpinan Muhammadiyah yang masih belum tahu tentang HW bahkan tidak mendukung kegiatannya. Hal ini bisa diibaratkan dengan orang tua yang tidak tahu dan tidak mendukung tumbuh kembang anaknya. Padahal HW ini merupakan salah satu organisasi otonom tertua di Muhammadiyah. Akan tetapi masih ada juga pimpinan yang belum tau. Jika dalam kurun waktu lama HW tidak ada kegiatan, pasti yang disalahkan pimpinan HW-nya. Terus kita harus bagimana pak? Ada kegiatan jarang didukung, Tidak ada kegiatan ditegur.

Tulisan ini saya buat bukan karena saya benci dengan Pramuka. Hanya saja ini bentuk sebuah kritikan terhadap sekolah Muhammadiyah dan Pimpinan Muhammadiyah yang sampai sekarang tidak tahu dan tidak mendukung Hizbul Wathan. Sangat disayangkan jika orang-orang Muhammadiyah tidak mendukung HW. Anak-anak HW juga sering mengikuti kegiatan yang diadakan oleh Pramuka. Hal itu menunjukan agar kita (anggota HW) ada dan bangga dengan ORTOM Muhammadiyah. 

Ketika kegiatan kita memakai seragam lengkap dengan atribut kita. Bahkan kita tidak pernah malu walaupun seragam dan atribut kita berbeda. ketika kegiatan berlangsung pun kita sangat bersemangat dan kompak untuk menunjukan bahwa kita ini juga bisa bersaing dengan kepanduan yang lain.

Terakhir harapan saya kepada semua anggota Muhammadiyah. Mari kita dukung semua ORTOM Muhammadiyah agar semakin maju dan baik. Yang pasti bukan hanya dukungan secara materiil tetapi juga dukungan secara moril. Jika ORTOM Muhammadiyah maju dan baik, Muhammadiyah juga akan semakin baik.

Sekian dan terimakasih, dari saya Sahabat HW Adi setiawan.

Editor: Firmansah Surya Khoir
Visual Designer: Al Fghani

Bagikan di:

Artikel dari Penulis