Raden Sayyid Agil bin Muhammad Ba’abud dan Pendidikan Pesantren di Purworejo – Kabupaten Purworejo terletak di bagian selatan Jawa Tengah. Daerah ini memiliki beberapa pesantren besar dengan sejarah panjang dalam perkembangan Islam. Pesantren berperan sebagai tempat menuntut ilmu agama Islam, bertujuan menyebarluaskan serta mengembangkan ajaran-ajaran Islam. Salah satu pesantren yang berpengaruh di Purworejo adalah Pesantren Al-Iman.
Raden Sayyid Agil bin Muhammad Ba’abud
Nama lengkap beliau adalah Sayyid Agil bin Muhammad Ba’abud, dikenal juga dengan panggilan Wan Agil atau Ndoro Agil. Sayyid Agil lahir di Bulus, Purworejo, pada tahun 1918 M. Beliau adalah putra dari Sayyid Muhammad Ba’abud dan Raden Ayu Salimah, cucu Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Khasan Mukmin, seorang penghulu Landrat di Karanganyar, Kebumen.
Sebagaimana ulama lain, Sayyid Agil memulai pendidikannya dengan belajar kepada ayahnya. Kemudian, beliau melanjutkan pendidikan al-Qur’an kepada KH. Dalhar di Watucongol, Muntilan, Magelang. Setelah itu, beliau memperdalam ilmu tasawuf kepada KH. Maksum Lasem dan mempelajari hadits serta bahasa Arab dari Sayyid Segaf bin Abdurrahman al-Jufri. Setelah menyelesaikan rihlah ilmiyyah (perjalanan intelektual), Sayyid Agil kembali ke Purworejo untuk mengembangkan Pesantren Islam Al-Iman.
Pesantren Al-Iman Purworejo
Pesantren Al-Iman merupakan pesantren tertua di Kabupaten Purworejo yang didirikan oleh seorang ulama besar, yakni Mbah Ahmad Alim. Beberapa sumber menyebutkan bahwa bahwa pesantren ini berdiri pada tahun 1700-an. Pada masa kolonial Belanda, Mbah Ahmad Alim dibuang ke hutan belantara, di mana beliau membuka lahan dan mendirikan pesantren.
Pasca sepeninggalan Mbah Ahmad Alim, kepemimpinan pesantren dilanjutkan oleh Sayyid Ali Ba’abud, putra dari Sayyid Hasan Al-Munadi Ba’abud dan Bendara Raden Ayu Samparwandi. Pada masa Sayyid Ali, sistem pendidikan pesantren masih sederhana dan belum tertata, hanya mengaji biasa yang diikuti oleh kumpulan orang tua yang diajarkan adalah Tarekat Syatariyah.
Baca juga: Dakwah dan Jejak Ajaran Islam Habib Muhammad bin Abdurrahman Al-Baar di Ternate
Kepemimpinan kemudian berpindah ke Sayyid Muhammad, yang mulai menerapkan sistem pendidikan klasikal (madrasi). Pada masa ini, madrasah dibangun dan metode pembelajaran ditata. Setelah Sayyid Muhammad, pesantren dipimpin oleh putranya, Sayyid Dahlan (1930–1938), yang mengembangkan pendidikan madrasah dengan nama Madrasah al-Islamiyah. Menariknya, madrasah ini adalah pendidikan agama Islam pertama di Purworejo yang menggunakan sistem menulis Arab di papan tulis.
Sepeninggal Sayyid Dahlan, kepemimpinan dilanjutkan oleh Raden Sayyid Agil Ba’abud. Beliau melakukan pembaruan di pesantren itu, salah satunya memberi nama pesantren Al-Iman sesuai nama pondok tempat beliau belajar pada Sayyid Segaf Al-Jufri.
Raden Sayyid Agil Ba’abud terkenal dengan tokoh yang memiliki visi pendidikan modern dan mengembangkan model dengan pendidikan kurikulum yang berjenjang antar-kelas. Beliau mendirikan Madrasah Muallimin pada 1 Januari 1958 M. Sistem pembelajarannya sudah menggunakan ujian nasional dan memasukkan pelajaran umum (Rahmawaty, 2019).
Selain mengembangkan sistem pendidikan, Raden Sayyid Agil Ba’abud juga banyak menulis beberapa kitab. Beberapa karyanya juga digunakan dalam mengajar santrinya, seperti:
- Kitab Jurumiyah beraksara Jawi yang disyarahinya lengkap dengan contoh
- Buku Panduan Qawaidul Arabiyah yang digunakan untuk memperdalam tata bahasa Arab dan membaca naskah klasik untuk memperdalam ilmu keagamaan (Siswayanti, 2015).
Selain menulis kitab-kitab tersebut, beliau juga menulis kitab-kitab lain berupa doa-doa untuk dibaca dan diamalkan demi memperoleh ketenangan, kedamaian, dan keridhaan Allah Swt.
Kini, Pesantren Al-Iman dipimpin oleh putra Raden Sayyid Agil, yakni Raden Sayyid Hasan bin Agil Ba’abud. Pesantren terus berkembang, melanjutkan warisan pendidikan Islam yang telah dirintis para pendahulunya.
Baca juga: Habib Hamid bin Abbas Bahasyim dan Perannya dalam Syiar Islam di Kota Banjarmasin
Perjalanan panjang Raden Sayyid Agil bin Muhammad Ba’abud dan Pesantren Al-Iman menunjukkan betapa pentingnya peran pesantren dalam menjaga dan mengembangkan tradisi keislaman di Purworejo. Dengan fondasi kuat yang diwariskan oleh para pendahulu, Pesantren Al-Iman terus melangkah maju, memberikan kontribusi besar dalam mencetak generasi muslim yang berilmu dan berakhlak mulia. Semoga perjuangan Raden Sayyid Agil dan para penerusnya menjadi inspirasi bagi kita semua.
Referensi
Arwani, M. (t.thn.). Agil Ba’abud: Habib Masyhur yang Bersumbangsih Banyak pada NKRI. Diambil kembali dari khilafah.id.
Rahmawaty, E. O. (2019). Modernisasi Pendidikan Pesantren Melalui Konversi Kurikulum di Pondok Pesantren Al-Iman Bulus Purworejo. Semarang: Skripsi UIN Walisongo.
Siswayanti, N. (2015). Karakteristik Karya Ulama Purworejo. Jurnal Lektur Keagamaan.