Makan Nasi Putih Dicampur Nasi Goreng itu Bukan Dosa!! – Kalian pernah dengar atau lihat orang makan nasi putih dicampur dengan nasi goreng? Atau mungkin pernah lihat teman kalian beli nasi goreng dibungkus, kemudian dimakan dengan sambal dicampur nasi putih? Ya, intinya nasi putih dan nasi goreng dicampur. Apa yang muncul di pikiran kalian?
“Ah sungguh laknat, menjijikkan, aneh, penistaan”.
Apakah itu yang otomatis muncul di pikiran? Kalau iya, maka mari saya luruskan pemikiran kalian ini.
Karena MAKAN NASI PUTIH DICAMPUR NASI GORENG ITU BUKAN DOSA.
Akan saya mulai dari kemungkinan-kemungkinan orang mencampur kedua entitas nasi tersebut.
Yang pertama itu bisa karena punya nasi putih, kemudian malah masak, akhirnya beli nasi goreng dan nasi putihnya digunakan sebagai tambahan agar porsinya bertambah. Ini adalah tipikal orang-orang yang lagi malas tapi menolak untuk membuang makanan (nasi putih).
Yang kedua adalah ya memang suka atau ingin saja, dan saya adalah golongan yang kedua ini.
Sekarang mari saya beritahu argument saya terkait pencampuran kedua nasi ini. Nasi goreng, hanyalah nasi yang dibumbui lalu digoreng, selesai. Sedangkan nasi putih adalah entitas asli dari nasi goreng sebelum dibumbui dan digoreng. Sehingga saat keduanya dicampur, ini layaknya simbiosis komensalisme, salah satu diuntungkan dan yang lain netral tidak dirugikan.
Nasi putih dengan kepolosannya saat masuk ke mulut, lidah akan merasakan nasi putih ini menjadi berbaur dengan rasa nasi goreng yang sudah dibumbui dan digoreng. Sedangkan nasi goreng sendiri tidak dirugikan, karena tidak ada yang berkurang dari dirinya. Apalagi kalau nasi gorengnya ada daging ayam, sosis, sayur, malah menjadi semakin lengkap. Seolah si nasi putih numpang masuk saja.
Sekali lagi, ini bukan dosa atau penistaan terhadap nasi goreng ya. Malahan ini memberi cita rasa yang unik dan nikmat daripada hanya nasi goreng saja. Lagi pula apa bedanya dengan makan nasi putih kemudian dicampur dengan mi goreng atau tumis kangkung? Sama saja.
Stigma-stigma yang buruk pada pemakan nasput + nasgor ini disebabkan masyarakat yang suka mengkotak-kotakkan dan mencocok-cocokkan makanan ini harus dimakan bersama makanan itu, masakan a harus dimakan dengan b, masakan c harus dimakan sendiri. Ini problematika sosial jangan dibawa-bawa ke ranah perut.
Sejak kapan orang Jawa makan roti dicampur sayur, daging, dan saos yang kita sebut sekarang dengan nama burger? Tapi nyatanya banyak yang makan. Jadi mencampur makanan itu tidak salah dan tidak dosa.
Saya pernah nonton youtube, video seorang yutuber terkenal. Beliau meroasting orang yang makan nasput dicampur nasgor. Dan tidak ada argument di sana, hanya meroasting saja. Yang artinya, beliau ini belum pernah mencoba.
Saran saya, untuk orang-orang yang suka menghina kami para pencampur nasput dan nasgor segera bertobatlah, cobalah, dan rasakanlah. Kalau setelah mencoba masih tidak suka dengan rasanya, ya artinya selera kita berbeda. Cukup begitu saja.
Kami para pencampur juga tidak pernah menghina yang bukan pencampur. Cara menilai seseorang open minded atau tidak salah satunya bisa dilihat dari tanggapannya terkait makan nasi putih dicampur nasi goreng. Belajarlah bertoleransi melalui hal yang sederhana seperti masalah makan nasi.
Sebagai penutup, saya akan berpesan pada kalian semua yang membaca tulisan ini.
“Percayalah, dicampur itu nikmat”