Biografi Emil Salim, Ekonom Sekaligus Tokoh Lingkungan Hidup Nasional – Dari sekian banyak nama ekonom atau ahli ekonomi yang ada di Indonesia, tentunya nama Emil Salim merupakan salah satu tokoh perekonomian nasional yang tidak bisa dikesampingkan begitu saja. Emil Salim sendiri dikenal sebagai salah satu ahli ekonomi nasional yang memiliki rasa kepedulian yang cukup tinggi kepada lingkungan hidup. Oleh karena itu, dirinya pernah pula menjabat sebagai Menteri Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup Republik Indonesia. Berikut adalah profil singkat serta biografi dari Emil Salim.
Profil Singkat Emil Salim
Nama | Emil Salim |
Tempat Lahir | Lahat, Palembang, Hindia-Belanda (sekarang masuk provinsi Sumatera Selatan) |
Tanggal Lahir | 8 Juni 1930 |
Pendidikan | – Frobel School di Banjarmasin, Hindia-Belanda (1935-1936) – Europesche Lagere School (Sekolah Dasar Eropa) di Banjarmasin (1936-1940 dan Lahat (1940-1942) – Dai Ichi Syo-Gakko cabang Palembang (1942-1944) – Sekolah Menangah Umum Pertama Palembang (1945-1948) – SMA Negeri 1 Bogor (1948-1951) – Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia (1951-1958) – University of California, Berkeley, Amerika Serikat, Department of Economics (1959-1964) (Strata-2 dan Strata-3) |
Ayah | Baay Salim |
Ibu | Siti Syahzinan |
Keluarga | – Agus Salim (Paman) – Roosminie Roza (Istri) – Roosdinal Salim (Anak) – Amelia Farina Salim (Anak) – Karina Salim (Cucu) – Jezzie Setiawan (Cucu) |
Profesi | – Ahli Ekonomi – Menteri – Politikus |
Agama | Islam |
Biografi Emil Salim
Latar Belakang dan Kehidupan Pribadi Emil Salim
Emil Salim merupakan salah satu tokoh ekonomi nasional yang lahir di Lahat, Palembang, Hindia-Belanda (kini masuk wilayah Provinsi Sumatera Selatan) pada tanggal 8 Juni 1930. Dirinya merupakan putra dari pasangan Baay Salim dan Siti Syahzinan. Beliau sendiri masih merupakan keponakan dari pahlawan Nasional, Haji Agus Salim yang dikenal sebagai salah satu diplomat ulung yang pernah dimiliki oleh Indonesia.
Baca juga: Biografi Haji Agus Salim, Sang Diplomat Ulung Perumus Piagam Jakarta
Masa kecilnya dihabiskan dengan berpindah-pindah tempat. Beliau pernah tumbuh di daerah Lahat, Palembang sebelum pada akhirnya pindah ke Banjarmasin, Borneo (Kalimantan Selatan). Di Banjarmasin, dirinya menempuh pendidikan dasar Frobel School yang masih setara dengan pendidikan dasar selama setahun dari tahun 1935-1936. Lalu, dirinya kembali melanjutkan pendidikannya ke Europesche Lagere School (ELS) dari tahun 1936-1940. Lalu, dirinya melanjutkan pendikan dasarnya di Lahat, Palembang karena kembali pindah ke tanah kelahirannya tersebut.
Di Lahat, dirinya meneruskan sekolahnya di Europesche Lagere School (ELS) cabang Lahat dari kurun waktu 1940-1942. Saat Jepang menduduki Indonesia, dirinya kemudian berpindah sekolah ke Dai Ichi Syo-Gakko di Palembang pada tahun 1942-1944. Dirinya lalu melanjutkan pendidiannya selepas Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya di tahun 1945 di Sekolah Menengah Umum Pertama Palembang. Dirinya juga sempat tergabung dengan pasuak Tentara Pelajar cabang Palembang dan sempat menjadi ketua cabang di tahun 1946-1949.
Dirinya kemudian pindah ke Bogor di tahun 1948 dan melanjutkan sekolahnya di SMA Negeri 1 Bogor dari tahun 1948-1951. Usia lulus dari dunia sekolah, Emil Salim lalu melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi di Universitas Indonesia. Dirinya mengambil sub-lingkup ekonomi di Fakultas Ekonomi. Dirinya berkuliah di Universitas Indonesia dari tahun 1951 dan lulus Strata-1 pada tahun 1958.
Usai lulus dari Universitas Indonesia, Emil Salim kemudian melanjutkan pendidikannya ke Amerika Serikat. Dirinya mendapatkan kesempatan berkuliah di University of California at Berkeley di tahun 1959. Dirinya di Amerika Serikat menempuh pendidikan master dan doktoralnya di Berkeley. Dirinya kemudian lulus dan mendapatkan gelar Master di tahun 1962 dan gelar doktoralnya di tahun 1964. Disertasinya kala itu berjudul “Institutional Structure and Economic Development” dianggap sebagai salah satu disertasi terbaik di University of California at Berkeley pada masanya.
Masuk ke dalam Pemerintahan dan Dianggap Terlibat dalam “Mafia Berkeley”
Karir Emil Salim di dunia politik pemerintahan dimulai di masa kepemimpinan Soeharto pada tahun 1966. Kala itu, dirinya bersama beberapa tokoh ekonomi lainnya seperti Widjojo Nitisastro, Soemitro Djojohadikusumo, Ali Wardhana dan beberapa nama lainnya mengikuti seminar politik dan ekonomi yang digelar di SESKOAD (Sekolah Staf Komando Angkatan Darat) di tahun 1966. Seminar yang dihadiri oleh Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto tersebut sukses membuat nama Emil Salim mulai dipercaya sebagai salah satu orang penting dalam merombak dunia perekonomian di Indonesia.
Baca juga: Biografi Sri Mulyani, Ekonom Terkemuka Sekaligus Menteri Keuangan Indonesia ke-26
Pada tahun 1971, Emil Salim ditunjuk sebagai Menteri Negara Penyempurnaan dan Pembersihan Aparatur Negara. Beliau menjabat posisi tersebut dari tahun 1971 hingga tahun 1973. Namun, pengangkatan beliau sebagai menteri diindikasikan ada hubungan dengan komplotan tak resmi yang dikenal dengan nama “Mafia Berkeley”. Komplotan ini sendiri diyakini merupakan kaki tangan dari lembaga CIA Amerika Serikat yang diperintah untuk mengatur kebijakan di Indonesia, khususnya di bidang Ekonomi. Namun, hingga kini tuduhan tersebut tak pernah bisa dibuktikan.
Dirinya saat menjabat Menteri Negara Penyempurnaan dan Pembersihan Aparatur Negara juga merangkap sebagai Ketua Bappenas dari tahun 1971 hingga tahun 1973. Di tahun 1973, dirinya kemudian ditunjuk sebagai Menteri Perhubungan dan menjabat hingga tahun 1978. Di masa ini, dirinya mulai memperhatikan kondisi lingkungan hidup yang sejatinya bisa bermanfaat bagi negara dan tanpa merusak keseimbangan lingkugan tersebut.
Dirinya kemudian ditunjuk sebagai Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia dari tahun 1978 hingga tahun 1983. Jabatan menteri terakhir yang dipegang oleh beliau adalah saat ditunjuk sebagai Menteri Negara Pengawasan dan Pembangunan Lingkungan Hidup pada tahun 1983-1993. Beliau juga sempat menjabat sebagai Ketua Dewan Penasihat Presiden dari tahun 2010 hingga tahun 2014.
Selama menjabat sebagai Menteri Lingkungan Hidup, dirinya beberapa kali mencetuskan banyak gagasan mengenai pentingnya menjaga ekosistem lingkungan hidup agar bisa bermanfaat secara maksimal bagi negara. Fokusnya kepada isu lingkungan yang di masa orde baru sedikit terabaikan membuatnya akhirnya membuatnya beberapa kali melakukan pertemuan dengan organisasi lingkungan non-pemerintah yang kelak menjadi cikal bakal dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI).
Pengharagaan yang Diterima oleh Emil Salim
Sebagai salah satu menteri dan tokoh negara yang cukup memberikan perhatian kepada isu lingkungan, Emil Salim juga pernah diberikan beberapa penghargaan, baik dari negara maupun dari pihak luar. Dirinya pernah diberikan penghargaan “The Leader for the Living Planet Award” dari organisasi World Wide Fund (WWF). Emil Salim juga pernah diberikan penghargaan sebagai salah satu orang yang mencetuskan dan melakukan konervasi mandiri dengan nama penghargaan “Blue Planet Prize” di tahun 2006.
Beberapa penghargaan lain yang diperoleh oleh Emil Salim:
- Bintang Mahaputera Adipradana (1973)
- Grand Decoration of Honour in Silver with Sash of the Decoration of Honour for Services to the Republic of Austria (Austria)
- Commander of the Most Excellent Order of the Golden Ark (1982) (Belanda)
- Grand Cross of the Order of the Crown (Belgia)
- Knight Grand Cross of the Order of Merit of the Italian Republic (OMRI) (1972) (Italia)
- Grand Cross of the National Order of Merit (1972) (Prancis)
Demikianlah profil singkat dan biografi lengkap dari Prof. Emil Salim.