Memori: Kembali ke Masa Lalu atau Melupakan yang Telah Berlalu?
Pernahkah kamu berpikir untuk kembali ke masa lalu? Atau mencoba memecahkan pertanyaan, apakah ada yang menciptakan mesin waktu untuk mengulang setiap kejadian yang disebut kenangan?
Mengenal “memori” pada otak manusia
Manusia dianugerahi akal budi guna memproses kejadian-kejadian yang akan tersimpan apik dalam memori dengan kapasitas penyimpanan yang sangat luar biasa, sampai tidak terhingga. Memori mempunyai peran penting bagi manusia, di mana saat sedang melakukan aktivitas berpikir dan bernalar, sebagian besar otak memproses fakta yang telah tersimpan pada memori atau yang sering dikenal dengan istilah ingatan. Dengan adanya memori inilah, manusia dapat disebut sebagai makhluk bersejarah, artinya makhluk yang tidak ditentukan oleh pengaruh proses dari hal yang terjadi saat kini saja, tetapi berkembang dalam sejarah masa lalu yang telah berlalu dan sewaktu-waktu dapat kembali diingat (recall).
Baca juga: Hikmah setelah Dua Minggu Nonstop Dengerin Lagu Hati-Hati di Jalan
Kemampuan mengingat pada manusia menunjukkan adanya indikasi bahwa manusia mampu menyimpan dan membuka kembali suatu kejadian yang pernah dialami. Namun, Ini bukan berarti semua kejadian yang pernah dialami akan tetap terekam sepenuhnya dalam ingatan manusia. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi daya kerja ingatan seseorang dalam mengingat suatu hal, diantaranya adalah kondisi jasmani, misalnya kelelahan, sakit dan kurang tidur, sehingga dapat menurunkan prestasi ingatan. Faktor lain yang turut mempengaruhi daya kerja ingatan adalah emosi. Dalam hal ini seseorang akan mengingat sesuatu lebih baik apabila terdapat peristiwa-peristiwa yang menyentuh perasaan, sedangkan kejadian yang tidak menyentuh emosi akan diabaikan saja, atau dengan sekejap dapat dilupakan.
Manusia berhubungan dengan kejadian masa lalu
Tidak ada manusia yang terlahir tanpa meninggalkan kisah lampau, menggores cerita yang akan diingat pada kehidupan berikutnya. Berbicara mengenai masa lalu, tentu semua orang pernah mengalami suatu kejadian pada satu waktu yang telah berlalu. Kejadian tersebut mungkin akan dilupakan jika memang tidak perlu ataupun akan selalu terekam jika memang terkenang.
Seperti halnya luka, yang pernah tergores pada kejadian lampau dan akan menjadi kenangan nestapa pada bagian hidup seseorang. Tentu tidak mudah untuk bangkit tanpa bayang-bayang cerita kelam. Butuh effort atau usaha dan perjuangan ekstra agar dapat kembali sembuh dan bertumbuh. Luka lama memang akan selalu terkenang, tetapi akan bisa sembuh dan terobati dengan hadirnya cerita baru.
Baca juga: Mengenang 3 Acara Televisi Era 2000-an yang Bikin Bulu Kuduk Merinding
Proses penyembuhan luka setiap orang tentu berbeda, kita punya versi terbaik agar bisa kembali sembuh. Analoginya seperti saat terjatuh tentu ada bagian dari fisik kita yang terluka, ada dua kemungkinan untuk menyembuhkan luka tersebut, entah menutup luka yang ada dengan bantuan hansaplas ataupun membiarkannya kering dan sembuh meskipun membutuhkan waktu yang lebih lama.
Jangka waktu penyembuhan setiap orang juga berbeda, ada yang secepat kilat ada pula yang bertahun-tahun, tergantung berbagai faktor dari dalam maupun luar. Jika menghubungkan pengalaman masa lalu seseorang dengan perjalanan mesin waktu, lantas mungkinkah seseorang dapat mengulang masa lalunya?
Seorang peneliti terkemuka Albert Einstein menjelaskan dalam kerangka teori relativitasnya bahwa kecepatan cahaya adalah konstanta yang universal, yang berarti cahaya selalu bergerak dengan kecepatan yang sama dalam ruangan hampa.
Kondisi seperti ini memainkan peran penting dalam menyikapi pertanyaan mengenai “apakah perjalanan waktu itu mungkin?”, Hukum Kausalitas menemukan fakta bahwa tidak ada yang bisa lebih cepat melebihi kecepatan cahaya. Hukum alam menyatakan bahwa akibat dari suatu tindakan hanya dapat terjadi setelah adanya penyebab, yang memungkinkan perjalanan waktu ke masa lalu semisal menggunakan mesin waktu, menjadi tidak mungkin terjadi. Artinya, tidak ada seorang pun yang dapat kembali menemui masa lalu, yang ada hanya sembuh dari masa lalu. Tidak semua masa lalu kelam dan perlu dilupakan, mungkin seseorang juga dapat bertumbuh menjadi lebih kuat karena masa lalu. Maka dari itu, apapun yang pernah terjadi di masa lalu, jangan sampai menghambat perjalanan hidup di masa depan. Karena kita tidak mungkin berhenti pada satu waktu, kecuali jika Allah telah berkehendak. Sebelum waktu yang tersisa terhenti, alangkah baiknya agar selalu memperbaiki diri, membangun mindset konsisten agar dapat bertumbuh menjadi pribadi yang lebih teguh.
Editor: Widya Kartikasari
Illustrator: Natasha Evelyne Samuel