Curhatan Seorang Gapyear Alias si Pengangguran dan Tips Melaluinya – Apa yang ada dalam pikiran kalian jika mendengar kalimat “Selepas Lulus SMA?” Mungkin pertanyaan yang langsung muncul di pikiran kalian kalau tidak lanjut kuliah pasti kerja ya kan? Dua pertanyaan tadi memang yang paling umum kita kenal. Ada yang lulus SMA/K/sederajat langsung lanjut kuliah di universitas dan program studi impiannya, ada juga yang memilih untuk lanjut bekerja untuk menghasilkan cuan sebanyak-banyaknya.
Namun, ada satu spesies lagi yang cukup unik dan akan menjadi topik bahasan kita kali ini. Spesies yang akan kita bahas yaitu para gapyer-ian atau pengangguran. Jika yang lain memilih untuk lanjut kuliah atau bekerja, spesies lulusan SMA/K/sederajat yang satu ini memilih atau terpaksa harus menganggur disebabkan banyak faktor. Seperti tidak ada biaya untuk kuliah, tidak ada skill untuk bekerja, dan banyak lagi faktor yang mempengaruhi mengapa seseorang memilih atau terpaksa gapyear.
Jika kalian berpikir menjadi pengangguran selepas lulus SMA itu menyenangkan karena tidak sibuk mengerjakan tugas dari dosen atau tidak pusing bekerja banting tulang dan mental, itu salah guys! Menjadi pengangguran pun tidak luput dari yang namanya beban mental dan beban tugas. Lebih lagi apabila masih tinggal bersama orang tua. Di mana jiwa-jiwa anak ingin membahagiakan orang tua meronta-ronta karena diri lebih merasa menjadi beban bagi orang tua.
Bagaimana tidak, jika keseharian yang dilakukan hanya tidur dan makan. Belum lagi tentang beban mental yang dirasakan. Beda kasus apabila kalian sudah kuliah atau kerja, yang apabila ditanya oleh kerabat, saudara, tetangga, dan pacar, kalian dapat menjawab dengan baik. Kalian dapat menjawab dengan pernyataan yang terlihat produktif seperti; “Yah, babe aku sekarang lagi kerja buat modal kita nikah”, “Oh, saya lanjut kuliah di Universitas Wakanda, Pak!”, atau menjawab “Alhamdulillah bu, saya sibuk mengurus bisnis keluarga”.
Baca juga: Duka Abadi Mahasiswa Organisasi: Di-ghosting Sampai Pontang-Panting Sendiri
Bayangkan jika pertanyaan selepas lulus SMA itu diutarakan kepada para pengangguran. Akan baik-baik saja jika yang bertanya memberikan semangat untuk rencana diri kita. Tetapi faktanya akan lebih banyak mempertanyakan hal pribadi yang mendetail mengapa kita menganggur atau bahkan lebih parahnya lagi membandingkan pengangguran tadi dengan yang sudah kuliah atau kerja.
Memang menjadi pengangguran seproblematik itu. Tetapi tenang saja, ada beberapa tips yang akan membantu dalam menghadapi rasa menjadi beban orang tua dan cara bersikap saat ditanya-tanya mengapa kalian gapyear.
Tips Melalui Gapyear
1. Santai dan Fokus Terhadap Diri Sendiri
Lah? Kok malah disuruh santai? Tunggu dulu, santai di sini dalam artian jika menghadapi pertanyaan ataupun pandangan julid jangan meluapkan amarah. Baiknya simpan saja rasa ingin misah-misuhnya dan menyadari bahwa kita memang tidak dapat mengontrol apa yang akan dilontarkan oleh orang-orang di sekitar kita. Jadi jika ada orang yang memberikan komentar negatif, sebenarnya kita harus mengasihani mereka. Karena sejatinya mereka sedang berperilaku buruk untuk dirinya sendiri dengan cara menyakiti hati orang dengan perkataan.
Selepas memahami konsep santai yang dimaksud tadi, segera fokus terhadap diri sendiri. Ya, di sini kita harus ingat alasan mengapa masih menganggur. Ingat lagi masalahnya sejenak, sehingga kita tahu bahwa diri ini juga memiliki masalah yang tidak semudah orang lain omongkan. Fokus terhadap rencana hidup diri sendiri, karena dengan itu kita akan lebih bijak lagi dalam menjalani kehidupan selepas SMA.
2. Jangan Balik Merendahkan Orang Lain
Kamu itu sangat berharga untuk melakukan hal-hal yang memalukan seperti menghina orang lain. Pahami kembali bahwa mereka tidak benar-benar tahu apa yang sebenarnya sedang kamu hadapi. Kalaupun mereka tahu sudah pasti niat buruk mereka yang akan bertindak.
Niat mereka yang ingin merendahkan kita. Membeberkan opini murahan mereka untuk membuat kita merasa jatuh. Cara efektif untuk membuat tujuan mereka berhasil adalah dengan menunjukkan respon sedih atau marah.
Ada saran yang terkesan bar-bar tapi boleh dilakukan sesekali, yaitu dengan cara santai seperti poin di awal, bersikap seolah-olah tidak tahu diri. Seperti bersikap bahagia bahwasanya menjadi gapyear alias pengangguran lebih banyak waktu untuk keluarga atau menjadi pengangguran itu enak banget karena orang tua masih sanggup untuk menghidupi diri.
Ada cara yang lebih simpel dengan hanya mengiyakan pernyataan awal, lalu segera alihkan topik atau jika orang tersebut masih kekeuh membahas dunia pengangguran, beranikan diri mengutarakan perasaan jika kalian tidak nyaman dengan pembahasan itu. Semua cara tadi dapat diterapkan sesuai dengan siapa yang sedang diajak bicara.
3. Buat Rencana Hidup
Menjadi pengangguran bukan berarti harus lepas kontrol dan bebas tanpa tujuan. Bagaimanapun, hidup terus berjalan dan dunia pun akan terus berubah-ubah sesuai zamannya. Maka membuat rencana hidup sedini mungkin adalah pilihan yang sangat tepat. Coba pikirkan lagi, hal apa yang ingin kalian raih dalam hidup. Setiap impian mempunyai jalannya masing-masing. Jika belum pernah mempunyai impian, maka mulai sekarang segera buat impianmu sendiri!
Baca juga: 3 Kota Pilihan yang Cocok untuk Merantau Kuliah
Kalian berhak memilih jalan baik seperti apa yang kalian inginkan. Jangan berpatokan terhadap standar kehidupan yang dibuat oleh orang-orang. Buatlah standar hidupmu sendiri! Ya, tentu kita berhak untuk membuat standar hidup diri kita sendiri seperti apa. Karena yang menjalani hidup adalah diri sendiri bukan orang lain. Sehingga sejatinya kita sendiri yang tau hal apa saja yang membuat diri menjadi tenang dan senang.
Memang mungkin terasa berat, tetapi ingat satu hal lagi! Semua ada prosesnya! Proses dalam menggapai rencana hidup tadi ada suka dan dukanya. Jadi, jika dalam posisi merasa kesusahan dan kelelahan. Itu adalah bagian dari proses, jangan langsung menyerah.
4. Stop Memvalidasi Hal-hal Buruk!
Selepas bertemu dengan kalimat yang merendahkan kalian, mungkin ada rasa di hati yang berkata “Eh, iya yah, bener yang mereka bilang”. Jika perkataan itu muncul segera singkirkan! Stop untuk memvalidasi ucapan-ucapan yang mengkerdilkan diri sendiri.
Teman-temanmu mungkin saja lebih dulu kuliah atau bekerja, tetapi di luaran sana juga ada yang sedang menganggur. Mending fokuskan saja lagi, mau menjadi pengangguran yang seperti apa. Menganggur untuk merajut ulang mimpi-mimpi indah atau cukup berpuas menyia-nyiakan waktu. Kita sudah ada di jalan yang tepat dan di waktu yang tepat, tidak sama sekali terlambat. Kita bisa dikatakan terlambat apabila menyia-nyiakan waktu dan kesempatan.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa setiap pilihan pasti ada konsekuensinya. Entah itu yang dapat diduga maupun yang datang secara tidak terduga. Semuanya ada masalah tersendiri baik itu yang sedang kuliah, kerja, maupun yang sedang menganggur. Tinggal bagaimana diri sendiri bijak untuk bersikap agar dapat hidup dengan hati yang tenang dan berproses dengan baik. Memang banyak hal yang tidak dapat kita kontrol, tetapi banyak juga hal yang dapat kita kontrol. Menjadi seorang pengangguran atau gapyear bukanlah suatu hal yang buruk jika sudah ada rencana arah tujuan hidup. Kehidupan akan terus berjalan, sudah seharusnya fokus kepada kesehatan mental diri sendiri. Orang lain hanya dapat merasa-rasa, tetapi sejatinya diri kita sendiri yang tahu apa yang terbaik untuk diri sendiri.
Editor: Firmansah Surya Khoir
Illustrator: Salman Al Farisi