6 Tipe Teman yang Bisa Bikin Kamu Melarat – Sebagai makhluk sosial, kita membutuhkan interaksi dan sosialisasi, termasuk juga memiliki teman. Seseorang tidak akan bisa hidup sendirian, apalagi bertahan dengan rasa kesepian. Memiliki teman yang tepat bisa membantu kita dalam meningkatkan mood, tempat bersandar, dan tentunya berbagi beban.
Namun, tidak semua teman bisa membawa dampak positif dalam hidup kita. Beberapa justru bisa menimbulkan masalah dan membawa dampak negatif bagi kita, salah satunya bisa membuat kantong kering. Teman seperti inilah yang harus kita hindari dan jauhi.
Berikut 6 tipe teman yang bisa membuat kamu melarat :
1. Si Nongkrong Terus
Di tengah padatnya rutinitas, nongkrong menjadi salah satu alternatif untuk menghilangkan kepenatan dan stress. Hangout bareng teman bisa menjadi moodbooster dan memberikan hiburan. Sesekali boleh dilakukan, tetapi jika terlalu sering dilakukan, tentu kebiasaan ini bisa menguras dompet.
Apalagi jika kamu selalu sulit menolak ajakan nongkrong karena merasa tidak enak dengan teman. Akhirnya, tanpa sadar, pengeluaranmu membengkak untuk sesuatu yang bukan prioritas. Teman yang hobi nongkrong tanpa memikirkan batasan bisa membuatmu boros dan sulit menabung. Jadi, bijaklah dalam memilih kapan dan dengan siapa kamu menghabiskan waktu.
2. Si Hobi Ngutang
Membantu teman itu baik, tetapi jangan sampai kebaikanmu sampai dimanfaatkan. Dengan dalih “teman”, mereka selalu berhutang uang padamu dengan alasan, “Kita kan temenan, masak enggak mau bantu?” Ketika kamu meminjamkan uang, mereka bisa saja tidak punya kesadaran untuk melunasinya. Saat menagih, selalu ada ribuan alasan yang dilontarkan.
Baca juga: Cara Menjadi Teman Curhat yang Baik
Tipe teman seperti ini hanya mendekat saat membutuhkanmu saja. Mereka tidak benar-benar menghargaimu. Misalnya, mereka selalu pinjam seratus ribu, tapi pas ditagih, enggak pernah mulus. Selalu ada drama. Jika dibiarkan, kebiasaan ini bisa membuat kantongmu terus terkuras. Jadi, berhati-hatilah dengan teman yang hobi berutang tapi enggan membayar.
3. Si Pamer Lifestyle
Di era digital, media sosial sering menampilkan kehidupan glamor alias mewah para influencer. Kehidupan charming mereka sering kali menghiasi beranda TikTok, Instagram, dan platform media sosial lainnya sering kali membuat banyak orang merasa “wah”. Tak sedikit orang yang terinspirasi dengan gaya hidup seperti itu. Kalau mampu, sih, no problem. Masalahnya adalah saat seseorang memaksakan untuk hidup bergaya di luar budget mereka, hanya untuk pamer (flexing) di medsos.
Mempunyai teman seperti ini hanya akan membuat kamu semakin terperosok dalam pola konsumtif dan bisa-bisa terjerat hutang. Ingat, hiduplah sesuai kapasitas dan kemampuan masing-masing, bukan demi gengsi semata. Kalau tidak mampu jangan dipaksakan.
4. Si Sales Serba Bisa
Sesekali membeli sesuatu sebagai bentuk self-reward memang tidak masalah. Karena secara tidak langsung, kita memberikan apresiasi kepada diri sendiri. Hal ini adalah salah satu bentuk self-love yang positif. Begitu juga saat bersama teman—entah itu liburan, nongkrong, atau sekadar jalan-jalan santai—membeli sesuatu untuk diri sendiri tentu sah-sah saja.
Namun, apa jadinya jika tiap ketemu teman pasti ada aja yang merayu untuk beli ini dan itu, tanpa mempertimbangkan apakah itu kebutuhan atau sekadar keinginan. Jika terus menuruti ajakan seperti ini, lama-kelamaan kamu bisa terbiasa boros dan sulit menabung.
Di sinilah pentingnya kemampuan mengelola keuangan. Jangan sampai kebiasaan impulsif ini membuat kantongmu terus terkuras hanya demi kesenangan sesaat. Belajarlah mengatakan tidak jika memang tidak perlu.
5. Si Investasi Ajaib
Investasi jangka panjang memang penting untuk bisa menunjang kehidupan di masa mendatang. Di zaman sekarang yang serba modern dan digital, kita bisa dengan mudah belajar tentang investasi. Melalui Youtube, media sosial, coaching, ikut komunitas, seminar dll. Karena keuntungan investasi yang begitu menjanjikan, tak heran banyak orang terjun di bidang ini.
Baca juga: 5 Tips Agar Tidak Mudah Terjebak Investasi Bodong
Namun, peluang ini juga dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab yang menjual janji manis demi meraup keuntungan. Bahkan, teman sendiri bisa terlibat dalam praktik seperti ini. Ciri adalah mereka selalu mengajakmu terjun ke ‘investasi’ yang tidak jelas, seperti skema investasi abal-abal atau bodong.
Jika bertemu teman dengan tipe ini, lebih baik kamu menjauh dan tidak berurusan dengan mereka. Selain rawan penipuan, terlibat dalam investasi semacam ini bisa membuat kondisi keuanganmu anjlok. Ingat, investasi yang baik selalu transparan, legal, dan memiliki risiko yang dapat diperhitungkan. Jangan mudah tergiur iming-iming keuntungan besar dalam waktu singkat.
6. Si Paling Healing
Sering banget, ‘kan, kita mendengar atau melihat story kata healing di linimasa. Berlibur disebut healing. Jalan-jalan disebut healing. Hal ini memang tak masalah, selama bisa membuat seseorang senang dan tenang. Sesekali, healing memang diperlukan, untuk tetap menjaga kewarasan di tengah kerasnya kehidupan.
Namun, masalah muncul ketika teman mengajak jalan dan staycation terus-terusan dengan dalih healing. Seolah dalih healing menjadi benteng untuk hura-hura demi kesenangan sesaat. Jika kamu punya teman seperti ini, skip aja, ya. Karena kamu harus siap-siap bokek menuruti hasrat yang tidak ada puasnya.
Healing tidak harus mahal. Asalkan masih sesuai dengan kemampuan finansial, tentu sah-sah saja. Tapi jika sudah berlebihan dan menjadi gaya hidup konsumtif, lebih baik pertimbangkan lagi. Jangan sampai keuanganmu ambruk hanya karena ingin ikut-ikutan tren.
So, dari enam tipe di atas, ada enggak temanmu yang masuk dalam salah satu kriteria ini?