Merantau: Tips Agar Keluar dari Zona Nyaman

Merantau: Tips Agar Keluar dari Zona Nyaman – Tahun ini menjadi sejarah baru bagi saya karena telah berani keluar dari zona nyaman dan memilih merantau dari pulau Sulawesi ke pulau Jawa. Semarang menjadi pilihan untuk merantau sekaligus menjalankan pengabdian setahun setelah lulus dari bangku kuliah. Namun, saya tidak serta-merta bisa mendapatkan izin untuk pergi merantau, penolakan tentu saya dapatkan dari orang tua yang khawatir dan takut anaknya pergi jauh ke tempat asing. Akan tetapi, keberanian dan tekad yang kuat telah saya pegang dan saya pun memastikan kepada orang tua bahwa saya bisa untuk keluar dari zona nyaman

Merantau sendirian ke tempat asing memang bukan hal yang mudah. Perlu banyak kesiapan yang harus dilakukan karena kita harus dipaksa mandiri dan jauh dari orang tua. Akan tetapi, merantau tidak seburuk dan semenakutkan itu. Ada banyak keseruan yang bisa kita dapatkan jika memilih untuk merantau dan keluar dari zona nyaman, dan ini bisa mengubah sudut pandang untuk merantau.

Baca juga: Zona Nyaman sebagai ‘Middle Child’ yang sepertinya Tak Senyaman Itu

1. Mendapat pengalaman dan kenalan baru

Saya sendiri merasa bersyukur setelah berani keluar dari zona nyaman, merantau ke tempat asing dan hidup sendirian di perantauan. Karena dari sinilah saya mendapat banyak pengalaman yang berkesan, seperti mengetahui perbedaan budaya, adat, dan kebiasaan suatu daerah. Saya bisa tahu apa sisi unik, kelebihan, serta kekurangan dari tempat tersebut, bisa bertemu dan kenalan dengan orang baru, bisa tahu lebih dalam karakter dan kebiasaan masyarakatnya, bagaimana makanannya, dan masih banyak lagi hal-hal baru yang bisa saya dapatkan. 

2. Mengunjungi tempat baru

Sejak dulu saya hanya melihat Masjid Agung Jawa Tengah dan ikon Semarang yaitu Lawang Sewu yang saya sangat kagumi karena tertarik dengan arsitektur bangunannya melalui internet saja. Atau Universitas Diponegoro yang dulu hanya saya lihat foto-foto gedungnya dari sosial media. Namun, ketika merantau ke Semarang saya bisa melihat langsung dengan mata kepala sendiri. Tentu sebagai orang yang doyan mengabadikan momen sekitar dengan kamera, hal ini menjadi kebahagiaan terbesar. Apalagi saya juga suka mencari tahu tempat-tempat wisata menarik di Semarang, agar suatu saat bisa berkunjung. Saat ini, wishlist terbesar yang ingin saya kunjungi adalah: Microlibrary Warak Kayu atau perpustakaan kayu, Museum Rekor Dunia Indonesia, dan Saloka Theme Park.

3. Melatih diri untuk beradaptasi 

Merantau tentu tidak mudah bagi segelintir orang. Kita perlu memiliki bekal yang banyak untuk bisa beradaptasi, saya pun merasakan hal yang sama saat merantau ke Semarang. Persiapan fisik dan mental memang perlu, tapi siap finansial juga sangat diperlukan. Ada banyak tekanan dan hambatan saat pertama kali tinggal di Semarang, saya mengalami culture shock berkali-kali. Namun, saya harus berusaha untuk tetap bertahan menghadapi masa-masa sulit, apalagi saat uang sudah terkikis dan persediaan makanan juga semakin menipis. 

Baca juga: 3 Kota Pilihan yang Cocok untuk Merantau Kuliah

4. Merantau bikin saya semakin mandiri

Sejak merantau saya mulai melatih diri untuk hidup mandiri, apalagi saya hidup sendirian tanpa teman, keluarga, dan kerabat terdekat. Saya hanya mengenal beberapa teman kerja yang tentu saja memiliki dunianya masing-masing, tidak serta merta bisa membersamai atau membantu saat saya sedang susah. Oleh karena itu, saya melatih diri untuk mandiri seperti mengatur pola makan, keuangan, waktu, olahraga, dan menjaga kesehatan. Saya juga melatih diri untuk bangun lebih cepat, naik motor sendiri dengan mengandalkan maps, membeli makanan di pasar sendiri, memasak makanan sendiri, dan tentu harus menyediakan obat-obatan sendiri untuk jaga-jaga ketika sakit.

5. Meningkatkan keterampilan diri

Merantau ternyata membuat saya semakin berani mengembangkan ide dan keterampilan diri. Saya bisa mengeksplor banyak hal-hal baru seperti mengikuti berbagai kegiatan yang bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan diri, meng-upgrade value, serta memperluas jaringan ke orang-orang baru. Ini tentu bisa menjadi branding bagi saya pribadi untuk jadi lebih baik. Contohnya, sebagai penikmat buku setelah merantau di Semarang, saya akhirnya masuk ke komunitas buku yang ada di Semarang. Setelah saya masuk ternyata ada banyak hal baru yang saya temukan, salah satunya dengan mengikuti kegiatan Book Club di mana saya bisa mengikuti sharing session seputar buku secara langsung kepada teman-teman yang tentu saja dapat melatih public speaking. Jadi, biasanya saya hanya mengulas buku dengan tulisan, tetapi sekarang saya bisa mengulas buku secara langsung dengan lisan kepada orang-orang.

Itulah tadi hal-hal menarik yang bisa didapat jika kamu berani merantau dan keluar dari zona nyaman. Dunia ini luas, kawan. Maka, mari berkelana ke mana pun agar kita bisa memandang dunia yang lebih luas. Bahwa ternyata ada banyak hal baru yang bisa kita dapatkan dan temukan di tempat baru.

Bagikan di:

Artikel dari Penulis