Menyebut Jomblo sebagai ‘Playboy’ adalah Hal yang Membuatku Emosi – Sebagai seorang pria jomblo, sering dikira playboy adalah hal yang membuat emosi. Bagaimana tidak, hal tersebut bisa berpengaruh terhadap perjalanan asmara saya. Setiap kali saya melakukan pendekatan, pasti perempuan yang saya dekati mengatakan, “Sudah berapa banyak wanita yang kamu rayu? kamu kan playboy.” Saya pun menjelaskan kepada mereka bahwa saya bukanlah playboy. Namun, mereka tidak percaya. Jadi, saya hanya bisa pasrah, berharap agar mereka sadar bahwa apa yang mereka katakan tidaklah benar.
Padahal, kalau dilihat dari tampang pun, saya ini tidak punya tampang playboy. Wajah saya pas-pasan. Kan wagu kalau saya yang memiliki wajah pas-pasan menjadi playboy. Saya sadar diri, lah. Seandainya saya memutuskan menjadi playboy, pasti banyak yang mengatakan seperti ini, “Mending ngaca dulu. Punya cermin, kan? Wajah pas-pasan kok bisa-bisanya jadi playboy.”
Pernah suatu waktu ketika menaiki kendaraan umum, tanpa sengaja saya bertemu teman perempuan semasa kecil. Kami pun ngobrol begitu asyik karena lama tidak berjumpa. Sehingga hal tersebut membuat beberapa penumpang, yang notabene adalah ibu-ibu, saling berbisik-bisik mengatakan kalau saya ini playboy.
Ingin sekali rasanya saat itu saya berkata, “Maaf Ibu, hal apa yang membuat ibu menyimpulkan kalau saya ini playboy? Memangnya saya punya tampang playboy, ya?” Saya hendak mengatakan seperti itu, namun saya mengurungkannya. Saya takut ibu-ibu tersebut malah menjawab, “Babang tamvan saja playboy.” Jika mereka berkata seperti itu, maka saya pun tidak bisa berkutik.
Begitu juga dengan anak-anak kecil di sekitar tempat saya tinggal. Mereka juga mengira kalau saya ini playboy. Bahkan salah satu dari mereka yang bernama Pais meminta saya untuk mengajarkannya cara menjadi playboy. Sebenarnya saya ingin menjelaskan kepada Pais kalau saya ini bukan playboy, untuk saat ini saja pacar belum punya. Tetapi, saya mengurungkan mengatakan hal itu, nanti saya malah diledekin jomblo lagi. Selain itu, saya pun harus memikirkan jawaban apa yang tepat untuk Pais. Maka, saya menyuruh Pais untuk rajin membaca buku dan rajin belajar agar banyak yang naksir.
Usut punya usut, anak-anak kecil itu mengira saya playboy berawal dari beberapa dari mereka yang melihat saya di Instagram dan mengira selebgram yang saya follow adalah pacar saya. Lalu, beberapa anak tersebut menyebarkan hal ini dari satu mulut ke mulut yang lain. Inilah yang membuat saya begitu tersohor dan dikenal sebagai playboy.
Keyakinan mereka bahwa saya ini playboy diperparah dengan adanya beberapa dari mereka yang sering melihat perempuan menyapa dengan memanggil nama saya. Padahal, itu kan teman saya.
Waktu itu, saya dalam perjalanan pulang dari pasar jalan kaki yang kebetulan bareng dengan anak-anak lingkungan sekitar tempat saya tinggal yang hendak pulang sekolah. Lalu saya berpapasan dengan beberapa teman perempuan yang mengendarai motor. Mereka memperlambat motornya, lalu menyapa saya dengan kompak, “Mas Malik.” Sontak saja anak-anak kecil tersebut langsung berseru, “Ciyeee playboy pacarnya banyak.” Padahal saya jomblo, malah dikatain playboy. Meskipun emosi dikira playboy, tetapi saya juga tidak bisa berbuat apa-apa, mau bagaimana lagi.
Agaknya, mereka yang memiliki wajah pas-pasan tetapi berkelakuan seperti playboy lah yang patut disalahkan. Gara-gara kelakuan mereka, saya yang punya wajah pas-pasan ini jadi terkena imbasnya. Bahkan, salah seorang kawan menyarankan saya untuk membuat baju bertuliskan “Meskipun Wajah Saya Jelek, Saya Bukan Playboy.” Tujuannya agar orang-orang tidak mengira kalau saya ini playboy. Saran ini patut dicoba nih bagi pembaca yang memiliki nasib serupa dengan saya yang sering dikira playboy.