Perbedaan Penggunaan Preposisi “di”, “ke”, “pada”, dan “kepada” – Kata depan atau preposisi adalah kata penghubung yang diletakkan sebelum kata benda untuk menunjukkan posisi, tempat, arah, waktu, dan sebagainya. Di, ke, pada, dan kepada merupakan jenis kata hubung yang sering digunakan, baik dalam tulisan maupun percakapan sehari-hari. Walaupun sering digunakan, penggunaannya terkadang tak luput dari kesalahan. Misalnya, kesalahan penggunaan di dan ke. Atau anggapan bahwa pada dan kepada memiliki fungsi yang sama.
Untuk memahami perbedaan keempatnya, kalian perlu mengingat dua hal, yaitu apa kata yang didahului dan apa arti yang ditandai. Perhatikan bagan berikut.
Penggunaan di
Preposisi di dipakai untuk menunjukkan posisi atau keberadaan berupa tempat. Penulisannya selalu diikuti keterangan tempat.
Contoh:
- Saya sudah sampai di sekolah sejak tadi.
- Kucing itu ada di antara meja dan pot bunga.
Ingat! Karena berfungsi sebagai kata hubung atau preposisi, penulisan di selalu terpisah dengan kata yang mengikutinya, bukan disambung. Penulisan di yang disambung biasanya berfungsi sebagai bentuk kalimat pasif. Dalam hal ini, kata di biasanya berpasangan dengan kata kerja.
Contoh:
- Kita adalah rasa yang tepat di waktu yang salah (di sebagai preposisi)
- Seorang anjing ditabrak Honda Astrea dini hari tadi (di sebagai bentuk pasif)
Baca juga: Begini Penulisan Huruf Kapital yang Benar
Penggunaan ke
Preposisi ke dipakai untuk menandakan tujuan atau arah berupa tempat.
Contoh:
- Dia berencana untuk berlibur ke Raja Ampat.
- Aku akan ke sana setelah membeli bubur.
Ingat! Preposisi ke bukan kependekan dari kepada. Berdasarkan bagan, penggunaan ke merujuk pada tempat. Sedangkan kepada merujuk pada orang atau segala hal selain tempat. Seperti contoh di atas, kata ke menunjukkan tujuan tempat (Raja Ampat dan arah sana).
Penggunaan kepada
Preposisi kepada menunjukkan arah dan tujuan. Yang perlu diingat, kepada selalu dipakai untuk merujuk selain tempat.
Contoh:
- Paket itu akan dikirim kepada Bapak Salam.
- Akan kuberikan cinta ini kepada kamu.
Ingat! Penggunaan kepada berbeda dengan untuk. Walaupun penggunaan keduanya mirip, tetapi jelas berbeda. Berdasarkan KBBI, untuk memiliki arti [1] kata depan untuk menyatakan bagi, bagian; [2] sebab atau alasan; [3] tujuan atau maksud; bagi; [4] penggantian (sebagai ganti …); (disediakan, digunakan, dipakai) sebagai; [5] selama; dan [6] sudah. Perbedaan penggunaan kepada dan untuk bisa disesuaikan dengan konteks kalimat.
Contoh:
- Ibu memberikan makan siang untuk Ayah. (salah)
- Ibu memberikan makan siang kepada Ayah. (benar)
Dalam konteks ini, Ayah merupakan tujuan dari pemberian makan siang. Sehingga, pemakaian kata depan yang benar adalah kepada.
- Ibu membawakan makan siang untuk Ayah. (benar)
- Ibu membawakan makan siang kepada Ayah. (salah)
Dalam konteks ini, makan siang merupakan bagian dari Ayah. Sehingga, pemakaian kata depan yang tepat adalah untuk.
Baca juga: Perbedaan Namun, Akan Tetapi, Tetapi, dan Tapi
Penggunaan pada
Preposisi pada menunjukkan posisi atau keberadaan yang bukan tempat. Sering kali, pada berperan sebagai penanda waktu.
Contoh:
- Pada tahun 2005, anak itu lahir.
- Pada hari Senin, semua siswa berkumpul di lapangan.
Selain itu, penggunaan pada sering kali juga diikuti kata ganti orang, seperti saya, dia, kamu, mereka, ayah, ibu, tetangga, dll.
Contoh:
- Buku catatan itu ada pada saya.
- Titipkan uang itu pada Ibu dulu.
Kata depan pada bisa juga diikuti oleh kata benda abstrak atau tak berwujud. Dalam konteks ini, Penggunaan pada setara dengan preposisi dalam.
Contoh:
- Pada kesempatan ini, mari kita berdoa bersama.
- Pemain itu terluka pada pertandingan itu.
Kata depan pada juga bisa diikuti oleh angka.
Contoh:
- Pada sebuah kapal.
- Riset ini bertujuan untuk menganalisis disparitas pembangunan pada lima kota di provinsi Aceh.
Terakhir,kata depan pada juga diikuti oleh kata keterangan tempat yang bukan sebenarnya.
Contoh:
- Sisa makanan yang tertinggal pada sela-sela gigi bisa menyebabkan sakit gigi.
- Pada wajahmu kulihat bulan.
Ingat! Penggunaan pada tidak sama dengan di. Seperti yang terlihat di bagan, di tidak bisa digunakan untuk menunjukkan hubungan waktu.
Contoh:
- Di tahun 2005, anak itu lahir. (salah)
- Di kesempatan ini, mari kita berdoa bersama. (salah)
- Titipkan uang itu di Ibu dulu. (salah)
- Di sebuah kapal. (salah)
- Di wajahmu kulihat bulan. (salah)
Tumpang-tindih Penggunaan di, ke, pada, dan kepada
Sama-sama berperan sebagai kata depan preposisi, penggunaan di, ke, pada, kepada, atau bahkan untuk kerap terbolak-balik. Seperti penggunaan di, pada, ke yang tumpang tindih. Atau penggunaan ke, pada, kepada yang sering tertukar. Terkadang, ada pula penggunaan kata depan yang tidak seharusnya. Seperti penggunaan di yang dipisah dan digabung yang kerap ditemukan. Padahal, jika kita memahami perbedaan kaidah penulisan preposisi dan kalimat pasif, kesalahan semacam ini bisa dihindari. Selain berbagai kerancuan yang telah dijelaskan sebelumnya, ada banyak kekeliruan lainnya dalam penggunaan kata depan. Coba perhatikan contoh di bawah ini.
- Gosip tentang mereka mulai tersebar di masyarakat luas.
- Dia meninggalkanku di saat aku mulai nyaman.
Kata di dalam kedua kalimat tersebut bukan berperan sebagai preposisi atau tidak menunjukkan keterangan tempat. Pada kalimat pertama, kata depan di tidak dapat diiringi dengan kata kalangan tetangga. Frasa di masyarakat luas bisa diperbaiki menjadi di tengah-tengah masyarakat luas. Sedangkan pada kalimat kedua, kata di tidak perlu dicantumkan.
Penggunaan preposisi ke, pada, dan kepada juga kerap tertukar.
Contoh:
- Ibu kerap menitip doa ke orang yang akan naik haji.
- Pemerintah menghimbau pada seluruh pemudik untuk selalu waspada.
- Bansos itu akan dibagikan kepada warga miskin.
Ketiga kalimat di atas sebenarnya memerlukan preposisi yang sama, yaitu kepada. Pada kalimat pertama, tidak ada tempat yang dituju. Sedangkan pada kalimat kedua, tidak ada waktu yang dijelaskan. Orang yang naik haji, seluruh pemudik, dan warga miskin menunjukkan tujuan orang. Oleh karena itu, kata depan yang benar untuk ketiga kalimat tersebut adalah kepada.
Ada begitu banyak contoh kekeliruan dalam penggunaan preposisi atau kata depan. Kekeliruan ini sering kita lakukan tanpa kita sadari atau banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memahami beberapa perbedaan fungsi masing-masing kata benda tersebut, kekeliruan ini bisa kita hindari.