Analisis Semiologi Ferdinand de Saussure dalam Lagu “Until I Found You”
Lagu karya Stephen Sanchez yang berjudul “Until I Found You” berisi tentang kisah cinta yang mungkin banyak dialami oleh segala kalangan. Stephen Sanchez mewartakan perasaan emosional dalam lirik yang membuat pendengarnya terbawa suasana, terkhusus bagi para sad boy atau sad girl. Lagu ini mempunyai lirik chorus sebagai berikut:
I would never fall in love again until I found her
(Aku tidak akan pernah jatuh cinta lagi sampai aku menemukannya)
I said “I would never fall unless it’s you I fall into”
(Saya berkata, “Saya tidak akan pernah jatuh kecuali Anda yang saya jatuhi”)
I was lost within the darkness, but then I found her
(Aku tersesat dalam kegelapan, tapi kemudian aku menemukannya)
I found you
(Aku menemukanmu)
Dengan meminjam pemikiran salah satu tokoh semiologi, Ferdinand de Saussure, tulisan ini akan mengkaji bahasa pada chorus atau reff lagu “Unti I Found You”.
Semiologi Ferdinand de Saussure
Ferdinand de Saussure dikenal sebagai bapak semiologi modern sekaligus salah satu pencetus gerakan strukturalisme yang lahir di Perancis pada awal abad ke-20. Istilah semiologi atau semiotika berasal dari kata semeion yang memiliki arti tanda. Dalam semiotika dibagi dua kajian, yakni semiotika signifikansi dengan tokohnya Ferdinand de Saussure (1857-1913) dan semiotika komunikasi dengan tokohnya Charles Sander Peirce (1839-1914). Peirce menjadikan logika sebagai landasan teorinya, sedangkan Saussure menjadikan model linguistik sebagai landasan teorinya. Hal ini tak lepas dari latar belakang keduanya, Saussure mengambil keilmuan linguistik, sedangkan Peirce mengambil keilmuan filsafat. Perbedaan lain terletak dalam penyebutan antara semiologi dan semiotika. Saussure dan orang-orang Eropa menggunakan istilah “semiologi”, sedangkan Pierce dan orang-orang Amerika menggunakan istilah “semiotika”. Kedua istilah tersebut memiliki pengertian yang sama.
Baca juga: Hikmah setelah Dua Minggu Nonstop Dengerin Lagu Hati-Hati di Jalan
Dalam buku Course in General Linguistic, Saussure menjelaskan bahwa semiologi merupakan ilmu yang mempelajari tanda di dalam kehidupan sosial. Bahasa akan selalu tertata dengan cara tertentu dan maerupakan bagian dari struktur atau sistem tanda. Jika tak ada struktur tersebut, bahasa menjadi tak bermakna. Bagi Saussure, bahasa merupakan suatu sistem tanda yang mengekspresikan ide atau gagasan, karena dapat dibandingkan dengan sistem tulisan, simbol keagamaan, aturan sopan santun, dan sebagainya.
Saussure dalam semiotikanya selalu mengonseptualisasikan dengan pendekatan linguistik. Menurutnya, linguistik sangat erat kaitannya dengan hubungan logis yang dapat menciptakan sistem pemikiran bersama. Saussure mengategorikan linguistik ke dalam dua penyelidikan: sinkronis dan diakronis. Penyelidikan sinkronis berarti mempelajari bahasa pada kurun waktu tertentu, atau dalam bahasa populer saat ini disebut kekinian. Sedangkan penyelidikan diakronis berarti mempelajari bahasa sepanjang masa dengan membutuhkan waktu yang digunakan oleh para penuturnya. Saussure juga menjelaskan terdapat konsep tertentu dalam semiologinya, seperti sintagmatik dan paradigmatik, langue dan parole, serta signifier dan signified.
Sintagmatik dan Paradigmatik dalam Lagu “Until I Found You”
Dalam bahasa sendiri, hubungan antar unsur kata yang terstruktur mempunyai sifat linear, dan sebuah kalimat yang saling terurai antar subjek, predikat, objek, serta keterangan bersifat sintaktis. Hubungan yang terurai inilah yang Saussure sebut sintagmatik atau in presensia. Sedangkan paradigmatik disebut in absensia atau hubungan yang tak tampak dalam susunan kalimat, tetapi tampak jika dibandingkan dengan kalimat lain, entah itu kalimat yang sama atau kalimat yang berbeda.
Dalam lagu “Until I Found You” kita dapat melihat sintagmatik, seperti dalam penggalan aku sebagai subjek, tidak akan pernah sebagai predikat, jatuh cinta lagi sebagai objek, dan sampai aku menemukannya sebagai keterangan atau dalam penggalan aku sebagai subjek, tidak akan pernah jatuh sebagai predikat, Anda sebagai objek, dan yang saya jatuhi sebagai keterangan atau dalam penggalan aku sebagai subjek, menemukan sebagai predikat, dan kamu sebagai objek. Terdapat hubungan antar unsur-unsur kalimat yang tersusun secara berurutan dalam lirik tersebut.
Ada pula paradigmatik atau unsur lain di luar lirik tersebut yang dapat dipertukarkan dalam lirik lagu tersebut. Misalnya dalam penggalan lirik “aku tidak akan pernah jatuh cinta lagi sampai aku menemukannya”. Kata “aku” dapat dipertukarkan dengan kata lain yang sejenis, semisal “Stephen Sanchez tidak akan pernah jatuh cinta lagi sampai Stephen Sanchez menemukannya”. Atau kata jatuh cinta atau menemukannya yang dapat dipertukarkan dengan kasmaran dan mendapatkannya, contoh “aku tidak akan pernah kasmaran lagi sampai aku mendapatkannya”.
Langue dan Parole dalam Lagu “Until I Found You”
Saussure membagi dua aspek penghubung antara penanda dan petanda yang ditetapkan sesuai kaidah, yang disebut langue dan parole. Langue sendiri mempunyai sifat merdeka yang mempunyai sistem nilai dan tak dapat diubah dan sifatnya kolektif, karena keseluruhan kata yang diperoleh dengan pasif dan diajarkan dalam masyarakat yang konkret dan menjadi lambang tulisan yang konvensional. Langue diibaratkan seperti pemainan sepak bola. Apabila ada satu atau dua pemain yang terkena kartu merah, jalan permainan akan berubah dan menjadi kacau tak terkontrol dalam segi tim. Sama halnya dengan langue, jika sistem atau struktur katanya diubah, arti dan pemaknaannya akan kacau. Misalnya jika penggalan lirik aku menemukanmu diganti menjadi kamu menemukanku, artinya akan berubah dan tak akan sesuai dengan judul lagunya. Jadi, langue menjadi sistem acuan dalam melakukan komunikasi bahasa. Sistem ini memiliki konvensinya, sehingga penutur tidak akan serta-merta melakukan perubahan.
Terbentuknya langue pun diterima secara pasif dan tak ada yang mempermasalahkan asal langue tersebut. Misalnya, kata “cinta” dalam penggalan lirik lagu “Until I Found You”, kita tak perlu mengetahui dari mana kata “cinta” itu asalnya. Namun, kata cinta diketahui oleh semua masyarakat bahasa, bahkan digunakan atau banyak diucapkan oleh banyak orang dalam menjalin hubungan.
Parole merupakan komponen dalam bahasa yang sepenuhnya personal dan digunakan oleh penutur untuk menyampaikan pemikiran pribadinya atau bahasa sehari-hari yang terkonstruksi pada setiap individu berdasarkan pilihan bebas pemikirannya. Singkatnya, parole merupakan perwujudan langue pada setiap individu. Misalnya, jika penggalan lirik “aku tidak akan pernah jatuh cinta lagi sampai aku menemukannya” diubah menjadi parole orang Sunda, maka akan menjadi “abdi moal bogoh deui dugi ka mendakanana”. Atau jika diubah menjadi parole bahasa kekinian akan menjadi “gua mah kaga bakalan cinta lagi sampai gua nemuin dia”. Orang Jawa akan mengucapkan “aku tidak akan pernah jatuh cinta lagi sampai aku menemukannya”. Kita masih akan menemukan logat Jawanya. Walaupun kalimat tersebut sama, dalam pelafalannya akan ditemukan perbedaan di setiap individu. Jadi, parole merupakan wujud dalam pemakaian langue oleh masing-masing anggota masyarakat bahasa yang sifatnya konkret, karena parole menjadi realitas fisis yang berbeda dari orang yang satu dengan orang yang lain.
Signifier dan Signified dalam Lagu “Until I Found You”
Menurut Saussure, bahasa itu merupakan sistem tanda yang mempunyai dua komponen yang tak dapat dipisahkan, yakni penanda (signifier) dan petanda (signified). Hubungan keduanya sangat erat kaitannya karena keduanya merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Signifier merupakan citra bunyi atau acoustic image yang timbul dari pikiran kita dan menjadi komponen penanda yang mencakup coretan makna. Penanda merupakan bagian dari tanda yang bisa didapatkan melalui indera yang berkaitan dengan petanda, karena signified atau petanda merupakan pengertian makna yang ditangkap oleh indera dan pikiran kita, bagian dari kombinasi konsep serta acoustic image.
Kedua komponen tersebut saling berkaitan dan memiliki ketergantungan, meskipun keduanya memiliki perbedaan. Suara yang kita dengar, baik itu dari manusia, binatang ataupun bunyi lainnya, hanya dapat dikatakan bahasa jika suara tersebut menyatakan ide atau pengertian tertentu. Karena suara yang timbul merupakan penanda atau signifier, sedangkan konsep kata tersebutlah yang dinamakan petanda atau signified. Namun, yang terpenting dari tanda adalah cirinya yang bersifat arbiter dan hasil kolektif bersama.
Dalam musik, terdapat makna di setiap kata yang terangkai, entah itu makna kerinduan kepada seseorang atau bagian dari sikap romantisme seseorang. Musik menjadi berarti bilamana memiliki makna atau hubungan relasi dengan kehidupan sehari-hari, sebagai petanda bahwa setiap katanya merupakan bagian dari penanda. Lagu “Until I Found You” banyak menggambarkan tentang signifier dan signified. Contohnya, penggalan lirik “aku tidak akan pernah jatuh cinta lagi sampai aku menemukannya” merupakan bagian dari signifier atau penanda. Dan konsep susunan kata yang menjadi bagian kalimat dari lirik tersebut mempunyai signiefied, yang bila dijabarkan mungkin saja subjek aku tidak akan pernah mencintai orang lain, selain Georgia (nama ini disebutkan di verse pertama dan kedua dalam lagu).
Pada chorus selanjutnya, signifier ditemukan dalam kalimat “saya berkata, saya tidak akan pernah jatuh kecuali Anda yang saya jatuhi”. Terdapat signified didalamya, saya sebagai subjek tidak akan mencintai kecuali mencintai Georgia. Kemudian dalam kalimat “aku tersesat dalam kegelapan, tapi kemudian aku menemukannya” yang merupakan bagian dari signifier yang mencakup signified bahwa dia telah jatuh pada kekelaman karena tak lagi bisa bersama Georgia, tetapi dia sebagai subjek aku, kembali kepada mantannya itu, sehingga dia merasakan kembali cinta yang sebelumnya didapatkan dari Georgia. Sehingga, terdapat penegasan ulang dalam kalimat berikutnya, “aku menemukanmu”, yang merupakan bagian penanda bahwa dia merasakan kebahagiaan kembali setelah dia menjalin asmara kembali bersama Georgia dan bagian ini merupakan petanda.Setelah melalui proses analisis semiologi Ferdinand de Saussure, lirik lagu “Until I Found You” yang dinyanyikan oleh Stephen Sanchez terbukti mengandung makna kebahagiaan setelah merajut asmara kembali dengan Georgia, pujaan hatinya. Terkadang dalam hubungan asmara, kita akan selalu dihantui dengan perpisahan dan membuat kita takut untuk kehilangan, karena efek dari kehilangan yang menimbulkan rasa enggan untuk menjalin kasih dengan orang lain. Tetapi dengan adanya lagu ini, kita diberikan suatu rasa eksentrik jika kita dapat kembali kepada orang yang kita cintai. Lagu ini kerap diputar atau didengarkan oleh orang yang sedang merasakan galau karena ditinggal pasangannya. Terkadang, bahasa cinta terhadap pasangan pun dirasa perlu semiologi agar setiap bahasa yang diucapkan mempunyai makna.
Editor: Widya Kartikasari
Illustrator: Natasha Evelyne Samuel