Biografi Marilyn Monroe, Aktris Papan Atas Lambang Sensualitas Internasional

Biografi Marilyn Monroe

Biografi Marilyn Monroe, Aktris Papan Atas Lambang Sensualitas Internasional – Marilyn Monroe merupakan model dan aktris papan atas yang lekat dengan citra dumb blonde-nya. Ketenaran menjadikannya ikon budaya popular dan lambang sensualitas.  

Kehidupan awal

Marilyn Monroe terlahir dengan nama lengkap Norma Jeane Mortenson. Namanya kemudian menjadi Norma Jeane Baker ketika memperoleh pembaptisan. Ia lahir pada 1 Juni 1926 di Los Angeles, California, Amerika Serikat. Ayahnya tidak diketahui secara pasti, sedangkan ibunya bernama Gladys Pearls Baker.

Ibu Monroe memiliki mental yang tidak stabil. Bahkan, Monroe pun kerap mengingat ibunya pernah mencoba mencekiknya dengan bantal di tempat tidur saat ia kecil. Karena ketidakstabilan mental sang ibu, Monroe kecil hidup dan dibesarkan di panti asuhan.

Pada 1937, Monroe dirawat oleh teman keluarganya, Grace. Untuk megurus Monroe, Grace bersama suaminya, Doc Goddart dibayar sebanyak 25USD per minggu oleh ibu Monroe. Sayangnya, Monroe tidak lama dirawat di keluarga yang religius dan konservatif ini karena Doc harus pindah bekerja ke East Coast.

Baca juga: Biografi Ada Lovelace, Programmer Pertama di Dunia

Monroe pun kembali ke panti asuhan lagi. Selama di panti asuhan, kehidupan Monroe kelam. Ia mengalami kekerasan seksual beberapa kali dan bahkan ia diperkosa pada usia 11 tahun. Ia juga putus sekolah saat berusia 15 tahun.

Perjalanan karir

Ketika Monroe bekerja di perusahaan amunisi di Van Nuy, California, seorang fotografer menemukan sisi fotogenik dan menarik dari Monroe. Singkat cerita, perjalanan karir Monroe dimulai saat itu dengan menjadi model.

Pada 1946 adalah tahun penting bagi transformasi Monroe. Ia telah sukses berprofesi sebagai model dan mendatangani kontrak film pertamanya dengan 20th Century Fox. Ia juga mengubah namanya dari yang sebelumnya, Norma Baker menjaadi Marilyn Monroe. Ia bahkan mengubah warna rambutnya menjadi pirang.

Beberapa film pertamanya adalah Low Key. Berkat film ini, ia memperoleh peran-peran lain yang lebih menonjol, seperti dalam film All About Eve, Niagara, Gentleman Prefer Blondes, dan How to Marry a Millionaire. Berbagai kesuksesan peran-peran ini, menarik sosok Monroe ke dalam pusat perhatian dunia. Ia dilihat sebagai sosok figur budaya popular yang glamor serta lambang sensualitas dan keindahan alami secara fotogenik.

Namun, di balik berbagai citra yang disematkan kepada Monroe, ia sebenarnya menderita kecemasan pra-pertunjukan. Hal ini menyebabkan ia sering sakit sehingga menyebabkan keterlambatan ekstrim dalam penyelesaian film yang dibintanginya. Tidak jarang, kru dan lawan main menjadi marah.

Pada 1954, Monroe menuntut kenaikan bayaran dan perubahan pilihan akting kepada 20th Century Fox. Meski berada di jajaran bintang besar Hollywood, Monroe memperoleh bayaran yang lebih rendah dibanding para bintang lainnya karena kontraknya dinegosiasikan sejak 1950. Monroe juga ingin mengubah peran dumb blonde yang melekat pada dirinya. Kendati terjadi perselisihan, 20th Century Fox akhirnya menyetujui tuntutan Monroe tersebut.

Pada 1955, Monroe mencoba memulai produksi filmnya sendiri dan mulai belajar metode akting dengan Lee Strasberg di Studio Aktor. Upaya Monroe ini akhirnya berbuah manis, ruang lingkup aktingnya meluas dan film-filmnya memperoleh banyak pujian. Monroe berhasil memperoleh nominasi Golden Globe Best Actress Award untuk Bus Stop dan memenangkan Golden Globe untuk perannya dalam Some Like It Hot.

Baca juga: Biografi Michelle Obama, Ibu Negara US Pertama yang Berdarah Afrika-Amerika

Pada periode di antara akhir 1950 dan awal 1960, kesehatan Monroe memburuk. Ia menderita kecanduan obat tidur dan mengalami periode depresi. Dua film terakhirnya, Let’s Make Love (1960) dan The Misfits (1961) mengecewakan box office. Selama 1960, produksi filmnya sering tertunda. Kendati demikian, sosok Monroe masih diminati, terbukti dengan seringnya Monroe muncul sebagai model sampul majalah.

Perjalanan romansa

Kisah romansa Monroe dimulai saat ia menikah dengan pacarnya, Jimmy Dougherty pada 1942. Tidak lama setelah menikah, Jimmy diutus bekerja ke Pasifik Selatan. Sayangnya, pernikahan tersebut berakhir pada 1946 dengan perceraian.

Monroe kemudian menikah lagi dengan bintang bisbol Joe DiMaggio pada 1954. Namun, lagi-lagi kisah cintanya harus berakhir dengan perceraian. Monroe mengajukan cerai karena sikap Joe DiMaggio yang mudah cemburu dan mengekang.

Setelah bercerai dengana Joe DiMaggio, Monroe mulai berkencan dengan penulis drama Arthur Miller dan kemudan menikah pada 1956. Pernikahannya dengan Arthur Miller mendapatkan perhatian dari berbagai media. Hubungan keduanya sering dianggap kontras karena Miller merupakan intelektual sayap kiri, sedangkan Monroe identik dengan citra dumb blonde-nya. Bahkan, ada sebutan tidak ramah untuk pernikahan Monroe dengan Miller, yakni “Egghead Weds Hourglass” yang berarti pernikahan antara orang terpelajar dengan jam pasir. Pernikahan tersebut semakin pelik ketika Miller diselidiki atas dugaan simpatisan komunis dan juga adanya kabar perselingkuhan Monroe dengan banyak pria, seperti Yves Montand, Frank Sinatra, dan lainnya. Akhirnya, pernikahan Monroe lagi-lagi tandas.

Di balik karirnya yang cemerlang, sederetan kisah cinta Monroe berujung miris. Hal ini menyebabkan hidup Monroe diwarnai dengan kesepian dan kesedihan. Salah satu pengekspresian kesedihan dan kesepiannya adalah kutipannya  yang menyatakan, “Karier itu luar biasa, tetapi Anda tidak bisa meringkuk dengannya di malam yang dingin.”

Kematian

Monroe ditemukan meninggal di rumahnya di Los Angeles pada 5 Agustus 1962 ketika ia berusia 36 tahun. Di samping tempat tidurnya, ditemukan sebotol kosong obat tidur. Kendati penyebab kematiannya secara resmi dinyatakan sebagai overdosis obat, ada beberapa spekulasi yang beranggapan bahwa Monroe mungkin dibunuh.

Monroe dimakamkan dengan gaun Emilio Pucci favoritnya di dalam peti mati Cadillac–peti   mati mewah yang terbuat dari perunggu padat dan dilapisi sutra berwarna sampanye.

Secara mengejutkan, sampai akhir hidupnya, Monroe tidak memiliki rumah dan hanya memiliki sedikit harta. Hartanya yang paling berharga adalah foto Albert Einstein yang ditandatangi beserta dengan tulisan, “Untuk Marilyn, dengan hormat, cinta, dan terima kasih.”

Referensi:

https://www.biography.com/actor/marilyn-monroe

https://www.kamusdata.com/biografi-marilyn-monroe/

Illustrator: Natasha Evelyne Samuel

Bagikan di:

Artikel dari Penulis