Biografi Ada Lovelace, Programmer Pertama di Dunia – Jauh sebelum kita mengenal dunia berbasis digital yang sekarang begitu dekat dan menyatu dengan kita, program komputer sederhana pertama di dunia ditemukan oleh seorang wanita bernama Augusta Ada King, Countess Lovelace. Jauh sebelum kita mengenal nama-nama seperti Steve Jobs, Elon Musk, Bill Gates, nama pertama dalam dunia komputer adalah Ada Lovelace.
Kehidupan Awal
Lahir pada 10 Desember 1815, Ada merupakan putri tunggal dari penyair termasyhur era Victoria Lord George Byron dan istrinya, Anne Byron. Sayangnya, pasangan itu berakhir cerai hanya dalam jangka waktu lima bulan setelah kelahiran putri mereka. Mengingat usia Ada yang baru menginjak satu bulan, maka hak asuhnya pun didapatkan oleh Anne, yang mendorong Ada dalam bidang matematika dan sains. Anne begitu tegas akan pendidikan Ada karena ingin mencegah Ada untuk tumbuh seperti ayahnya yang bisa dibilang temperamental. Tak lama setelah perceraian itu pun, Lord Byron segera meninggalkan Inggris sehingga Ada tidak pernah bertemu dengannya lagi. Namun, meskipun begitu, Ada kecil justru tidak terlalu dekat dengan ibunya. Semasa kecilnya ia diasuh oleh neneknya, Judith Milbanke. Selain itu, Ada juga memiliki kondisi kesehatan yang lemah dan sakit-sakitan. Ia pernah lumpuh selama hampir setahun dan harus berjalan menggunakan kruk pada 1831.
Karena telah dikenalkan pada matematika sejak dini, tak heran jika Ada juga semakin menunjukkan minat dan bakat terhadap bidang tersebut. Saat ia menginjak usia 17, Ada bertemu dengan Mary Sommervile, seorang ilmuwan yang menerjemahkan karya Pierre Simon LaPlace dan Isaac Newton ke Bahasa Inggris untuk Cambridge. Tak hanya membimbing karir Ada, Sommervile juga sering mengundangnya untuk makan malam bersama di kediamannya. Di salah satu pesta makan malam tersebut, Ada dipertemukan dengan Charles Babbage, yang menurutnya memiliki ide yang sangat menarik mengenai mesin kalkulasi dan program Difference Engine. Sebaliknya juga, Babbage mengagumi intelektual dan bakat menulis Ada yang tentunya diwarisinya dari sang ayah.
Baca juga: Biografi Greta Thunberg: Aktivis Lingkungan Pendesak Pemimpin Dunia
Karir Bersama Charles Babbage
Kesempatan untuk belajar dari Charles Babbage tidak disia-siakan oleh Ada. Mereka pun menjalin pertemanan, dan Babbage, yang saat itu jauh lebih tua, menjadi sosok mentor bagi Ada. Selain mempelajari banyak teori dan program matematika baru, Ada juga diminta untuk menerjemahkan artikel tentang mesin analitis Babbage yang ditulis oleh seorang insinyur Italia bernama Luigi Federico Menabrea. Tak hanya menerjemahkan, Ada juga memberi catatannya sendiri di sana-sini mengenai mesin tersebut. Alhasil, catatan itu menjadi tiga kali lebih panjang dari artikel aslinya. Tulisannya itu kemudian dimuat di sebuah jurnal saintifik berbahasa Inggris pada tahun 1843, dengan inisial A.A.L sebagai nama penulisnya, singkatan dari Augusta Ada Lovelace.
Dalam catatannya tersebut, Ada mendeskripsikan bagaimana kode untuk sebuah perangkat lunak dapat mengolah huruf, simbol, dan sekaligus angka. Dengan kode ini, ia memprediksi kemungkinan mesin tersebut untuk mengolah musik, grafis, dan banyak fungsi lain. Ia juga menuliskan teori metode kalkulasi nomor Bernoulli pada mesin yang sedang dikembangkan Babbage. Teori-teori dalam catatannya ini adalah awal mula dari program komputer masa kini. Oleh karena itu, Ada Lovelace dijuluki sebagai programmer pertama di dunia.
Meskipun begitu, kontribusi Ada di bidang sains komputer ini tidak diketahui banyak orang hingga tahun 1950-an. Pada saat itu, catatan-catatannya diterbitkan ulang oleh B.V. Bowden dalam Faster Than Thought: A Symposium on Digital Computing Machines pada 1953. Kesempatan kedua ini melambungkan namanya di antara para ilmuwan dunia. Pada tahun 1980, Kementrian Pertahanan Amerika Serikat menamakan bahasa pemrograman sebagai ‘Ada’ untuk menghormati Ada Lovelace.
Kehidupan Pribadi
Pada tahun 1853, Ada menikah dengah William King dan dikaruniai tiga anak. Sebagai suaminya, William sangat mendukung kesibukan akademik Ada. Sebagai Earl dan Countess of Lovelace, hal ini sangat membantu Ada untuk membangun koneksi dengan banyak orang-orang ternama, seperti Michael Faraday dan Charles Dickens.
Sayangnya, Ada mengalami masalah kesehatan di masa dewasanya, tepatnya setelah kolera di tahun 1837. Masalah ini sepertinya merupakan lanjutan dari kondisinya yang lemah saat masih kecil. Karena diagnosisnya yang berkaitan dengan asma dan masalah pencernaan, dokter mulai memberi Ada resep obat penghilang rasa sakit seperti laudanum dan opium. Sayangnya, obat-obatan ini malah mempengaruhi kesehatan mentalnya seperti perubahan mood tak teratur, gangguan kepribadian, dan halusinasi. Di tengah sakitnya ini, Ada masih menyibukkan diri dengan matematika dan sains. Ia mengembangkan skema matematis untuk perjudian, yang berujung gagal dan juga menjeratnya dalam utang.
Pada 27 November 1852, Ada meninggal di London karena kanker uterus. Jasadnya disemayamkan di sebelah ayahnya, yang telah mendahuluinya saat Ada berusia delapan. Pasangan ayah dan anak itu kini berada di pemakaman Gereja St. Mary Magdalene di Hucknall, Inggris.
Illustrator: Umi Kulzum Pratiwi Nora Putri