Biografi Beatrix de Rijk, Pilot Wanita Pertama Kelahiran Hindia-Belanda – Kegiatan penerbangan pesawat yang muncul sejak awal abad ke-20 tentunya merupakan salah satu tonggak sejarah yang cukup penting dalam sejarah peradaban umat manusia. Umat manusia memang sejak ratusan tahun yang lalu sangat terobsesi untuk dapat terbang layaknya burung di angkasa. Kemunculan kegiatan penerbangan juga sekaligus mendorong pengembangan beragam teknologi lainnya yang tentunya berperan penting terhadap kemajuan peradaban.
Penerbangan juga melahirkan beragam pionir penerbangan yang tentunya cukup dikenal sepanjang sejarahnya. Mungkin sebagian besar penerbang atau pionir penerbangan di dunia seringkali didominasi oleh kaum pria. Akan tetapi, ada beberapa pionir penerbangan dari kaum wanita yang juga menginspirasi munculnya berbagai penerbang wanita lainnya di dunia. Di kawasan Hindia-Belanda juga memiliki salah satu pionir penerbangan wanita yang diketahui merupakan pilot wanita pertama kelahiran Hindia-Belanda. Beliau adalah Beatrix de Rijk yang merupakan keturunan Indo-Belanda.
Biografi Beatrix de Rijk
Kehidupan Pribadi
Beatrix de Rijk merupakan wanita kelahiran Surabaya pada tanggal 24 Juli 1883. Dia merupakan seorang anak dari pasangan Augustinus Wilhelm de Rijk yang merupakan seorang bankir keturunan Belanda dan Henriëtte Josephina van den Dungen yang merupakan wanita keturunan Jawa-Belanda. Dia lahir dari keluarga yang bisa dibilang cukup berada dan terpandang di kalangan orang-orang Belanda. Keluarganya diketahui memiliki pabrik pengolahan gula di daerah Banyumas dan dibesarkan dengan pola pendidikan kaum Belanda pada umumnya.
Namun, meskipun dibesarkan dari keluarga yang cukup berada, Beatrix ternyata cukup menggemari kegiatan yang terbilang jarang bagi para wanita saat itu seperti berkuda dan menelusuri alam. Bahkan, dia dikisahkan seringkali saat muda berkuda menelusuri daerah-daerah di sekitar Pulau Jawa. Kecintaannya terhadap hal-hal ekstrim juga semakin menjadi-jadi ketika dia memutuskan untuk mengikuti berbagai kegiatan lain seperti bermotor, dan juga sekolah penerbangan.
Ketertarikan Terhadap Dunia Penerbangan
Beatrix de Rijk diketahui mulai tertarik dengan dunia penerbangan saat dia mulai masuk ke dalam klub balon penerbangan “Stella”. Hal ini kemudian memunculkan minatnya terhadap dunia penerbangan yang saat awal dekade 1900-an mulai naik daun. Kemudian dia masuk ke sekolah penerbangan pesawat di Bethen, Prancis dan menempuh pendidikan selama beberapa tahun sebelum pada akhirnya mendapatkan lisensi penerbang pada tahun 1911. Bahkan, dia dianggap sebagai salah satu lulusan terbaik dari sekolah penerbangan tersebut sekaligus penerbang wanita berlisensi pertama kelahiran Hindia-Belanda.
Beatrix de Rijk juga diketahui membeli pesawat untuk dirinya sendiri selepas lulus dari sekolah penerbangan di Prancis. Hal tersebut tentunya bukan sebuah masalah baginya karena memang kekayaan keluarganya mengakomodir dirinya untuk membeli sebuah pesawat pribadi. Dia lantas membeli pesawat Deperdussin Monoplane 1910. Namanya cukup terkenal di negara Prancis. Bahkan, tidak jarang pula dia menjadi brand ambassador bagi beberapa merek parfum dan pakaian di negara tersebut karena saat itu pilot wanita masih jarang ditemui.
Harus Rela Pensiun Terbang Karena Isu Gender di Militer
Meskipun dia dianggap merupakan penerbang yang cukup baik, akan tetapi Beatrix ternyata masih belum mampu menembus stigma yang ada saat itu dalam dunia penerbangan. Pada saat Perang Dunia I meletus dia mencoba mendaftarkan diri ke Angkatan Bersenjata Perancis sebagai seorang pilot tempur dan instruktur terbang. Namun, usahanya ditolak karena saat itu pihak militer Prancis masih beranggapan bahwa hanya kaum pria saja yang diperbolehkan menjadi seorang penerbang militer.
Tak hilang akal, kemudian Beatrix mendaftarkan dirinya kepada pihak militer Belanda yang saat itu juga akan bersiap berperang di medan Perang Dunia I. Namun, lagi-lagi usahanya gagal karena saat itu pihak Belanda tidak mengizinkan seorang pilot wanita untuk terbang dalam lingkup militer. Belum lagi pada masa itu kegiatan penerbangan militer masih belum menjadi sebuah prioritas bagi pihak militer Belanda. Kecewa dengan hal tersebut membuatnya kehilangan keinginan untuk terbang dan pada akhirnya memutuskan pensiun dari dunia penerbangan.
Dia kemudian kembali ke Hindia-Belanda dan diketahui menikah kedua kalinya. Namun, nasibnya kembali kurang begitu beruntung saat kembali ke Hindia-Belanda. Dia bercerai dengan suami keduanya pada tahun 1934 dan anak semata wayangnya ditangkap oleh tentara Jepang dan dijebloskan ke kamp tahanan hingga meninggal saat menjadi tahanan Jepang. Beatrix de Rijk kemudian kembali ke Belanda dengan nasib yang cukup ironis. Dia sendirian dan bisa dibilang hidup dalam kemiskinan hingga meninggal pada tanggal 18 Januari 1958 di Distrik Kijkduin, Belanda. Sepanjang hayatnya dia memiliki cita-cita yang belum tersampaikan, yakni melakukan demonstrasi penerbangan di tanah kelahirannya di Hindia-Belanda.
Editor: Firmansah Surya Khoir
Visual Designer: Al Afghani