Biografi Konfusius atau Kog Hu Cu, Negarawan Sekaligus Pencetus Ajaran Konfusianisme – Dari beberapa ajaran spiritual atau keyakinan yang ada di dunia saat ini, ajaran Kong Hu Cu atau Konfusianisme merupakan salah satu dari beberapa agama atau ajaran yang cukup populer dianut oleh sebagian besar umat manusia, khususnya yang memiliki garis keturunan Tionghoa atau berasal dari Cina/Tiongkok. Menurut sumber sejarahnya, aliran Kong Hu Cu atau Konfusianisme ini sendiri diajarkan oleh Kong Hu Cu atau yang dalam penyebutan Inggris disebut Confucius/Konfusius.
Beliau dikenal sebagai salah satu guru spiritual, cendikiawan, filsuf dan juga negarawan. Bahkan, dalam beberapa aliran Konfusianisme, Kong Hu Cu juga dianggap sebagai salah satu utusan dewa yang memberikan ‘jalan terang’ atau pemahaman leluhur kepada umat manusia. Tidak heran dirinya juga sering kali dianggap sebagai ‘Nabi’ dalam ajaran Kong Hu Cu. Berikut adalah profil singkat dan biografi lengkap dari seorang Konfusius.
Profil Singkat Kong Hu Cu atau Konfusius
Nama | Kong Qiu/Kong Hu Cu/Master Kong/Konfusius |
Tempat Lahir | Qufu, Zhou Dynasty (Kini masuk wilayah Shandong, Republik Rakyat Tiongkok) |
Tanggal Lahir | 28 September 551 SM |
Pendidikan | Pendidikan khusus untuk rakyat jelata semasa Pemerintahan Dinasti Zhou (Dahulu memang pembagian kasta juga berlaku untuk pendidikan dan juga pekerjaan) |
Ayah | Kong He (Shuliang He) |
Ibu | Yan Zhengzhai |
Keluarga | – Qi guan (Istri) – Kong Li (Anak) – Kong Jiao (Anak) – Anak perempuan (Nama tak diketahui) |
Status/Profesi | – Guru – Cendekiawan – Ahli Spiritual – Filsuf – Negarawan |
Agama | Pendiri keyakinan atau Agama Kong Hu Cu (Konfusiunisme) |
Biografi Kong Hu Cu atau Konfusius
Latar Belakang dan Kehidupan Masa Kecil Konfusius
Konfusius atau Kong Hu Cu lahir pada 28 September 551 sebelum masehi. Dirinya dilahirkan di distrik Qufu pada masa Dinasti Zhou. Kini, distrik tersebut masuk ke kawasan Shandong, Republik Rakyat Tiongkok. Kong Hu Cu lahir dari keluarga golongan Shi yang diartikan sebagai sebuah golongan antara rakyat jelata dan bangsawan. Oleh karena itu, keluarganya terkadang tak terlalu diterima oleh golongan atas dan juga memiliki kedudukan cukup tinggi diantara rakyat jelata.
Baca juga: Biografi Siddhartha Gautama, Pendiri Agama Buddha
Saat kelahiran Kong Hu Cu, distrik Qufu memang diperintah oleh Dinasti Zhou. Akan tetapi, daerahnya dikuasai oleh pejabat atau raja-raja lokal yang diberi mandat oleh Kaisar. Kong Hu Cu sendiri lahir sebagai anak bungsu dari 9 bersaudara dari pasangan Kong He dan Yan Zhengzai. Ayahnya dikenal sebagai seorang komandan garnisun di kawasan Qufu. Ayahnya menjabat posisi yang cukup strategis karena memang masih ada keturunan bangsawan mengalir di dalamnya.
Ayahnya, Kong He meninggal saat usia Kong Hu Cu masih berusia 3 tahun. Kemudian, dirinya dirawat oleh ibunya. Namun, selama masa kecil dan beranjak remaja, dirinya hidup dalam kemiskinan kendati masih tetap bisa merasakan dunia pendidikan untuk rakyat jelata. Ibunya kemudian meninggal saat memasuki usia 40 tahun.
Kong Hu Cu sendiri kemudian memilih menikah dengan Qi guan saat usianya masih 19 tahun. Dari pernikahan tersebut, dirinya dikaruniai seorang putra dan 2 anak perempuan. Namun, salah satu anak perempuannya dikisahkan meninggal saat masih anak-anak. Kong Hu Cu diketahui juga bekerja di pemerintahan Dinasti Zhou.
Dirinya dipercaya sebagai salah satu orang yang memegang buku dan mengurus domba dan kuda kerajaan. Pekerjaan itu dilakukannya saat usianya masih awal 20-an. Uang hasil bayaran tersebut kemudian digunakan untuk memberikan pemakaman yang layak terhadap ibunya. Hal ini mengindikasikan bahwa kehidupan Kong Hu Cu muda memang tak pernah jauh-jauh dari kekurangan dan hidup dalam kemiskinan kendati masih bisa memiliki penghasilan.
Karir Politik di Pemerintahan
Memasuki tahun 501 sebelum masehi, Kong Hu Cu sudah membangun reputasi yang cukup baik dengan orang-orang di pemerintahan. Dirinya yang awalnya diremehkan mulai disadari kehadirannya. Oleh karena itu, dirinya kemudian diangkat oleh Raja-raja lokal menjadi seorang walikota atau gubernur di sebuah kota kecil di negara bagian Lu. Dirinya kemudian kian melebarkan karir politiknya sehingga bisa naik pangkat menjadi Menteri urusan kriminalitas.
Baca juga: Biografi Isaac Newton, Fisikawan Penemu Hukum Gaya Gravitasi
Kong Hu Cu atau Konfusius dikenal sebagai seseorang yang tidak pandang bulu dalam melaksanakan tugasnya. Dirinya dikenal seringkali memberikan perintah hukuman atau eksekusi mati kepada siapapun yang melakukan tindakan kriminal seperti korupsi, pengkhianatan negara dan beberapa tindakan kriminal lainnya. Bahkan, para jendral dan pejabat tinggi juga tak luput dari hukuman apabila terbukti bersalah secara hukum yang berlaku saat itu.
Namun, karir perpolitikan juga dialami oleh Konfusius selama berada di pemerintahan pusat. Dirinya beberapa kali harus mengalami proses tuduhan bersekongkol, kudeta dan juga harus menghadapi beberapa pemberontakan yang berada di wilayah kekuasaannya. Bahkan, dirinya juga sempat mengasingkan diri pada dekade 490 SM karena urusan polemik di dalam negeri. Dirinya kemudian memutuskan mengundurkan diri dari jabatannya di pemerintahan pada usia sekitar 65-68 tahun dan memutuskan kembali ke tempat kelahirannya.
Menekuni Dunia Filsafat dan Merumuskan Pandangan Hidup Konfusianisme
Sekembalinya di kampung halamannya, Konfusius lebih sering menghabiskan waktunya dengan mempelajari tentang berbagai ilmu pengetahuan dan juga buku-buku filsuf pada masa itu. Namun, hal ini tak berarti membuatnya serta-merta meninggalkan dunia pemerintahan. Dirinya beberapa kali sempat dimintai nasihat oleh para pejabat dan pemimpin daerah Lu yang merupakan tanah kelahirannya.
Dirinya juga beberapa kali mengajar beberapa teologi filsafat klasik dan Cina kuno yang kelak menjadi tuntunan bagi ajaran Kong Hu Cu atau Konfusianisme. Hal ini kemudian terus ditekuninya hingga dirinya kemudian meninggal pada usia 72 tahun. Dirinya kemudian dimakamkan di tepi Sungai Shisui, di sebelah utara Kota Qufu di Provinsi Shandong. Pada masa Dinasti Han, makam Konfusius terus diperluas hingga mencapai puluhan hingga ratusan hektar dan menjadi salah satu komplek pemakaman terluas yang ada di Tiongkok hingga saat ini.
Nilai-Nilai Peninggalan Konfusius
Bagi sebagian orang, pandangan hidup dan pemikiran Konfusius seringkali dianggap sebagai sebuah ajaran spiritual yang dapat dikategorikan layaknya agama. Maka tidak heran ada beberapa penganutnya yang menyebut aliran tersebut sebagai agama Kong Hu Cu atau Kongcu. Namun, beberapa juga beranggapan bahwa pandangan dan pemikiran yang dilahirkan oleh Konfusius merupakan pandangan hidup universal yang bisa diberlakukan untuk seluruh aspek kehidupan. Mulai dari pemerintahan. hubungan sosial, keluarga hingga perekonomian.
Selama hidupnya, Konfusius juga kerap kali menulis beberapa buku yang sampai saat ini beberapa diantaranya dijadikan pedoman atau tuntunan oleh para pengikutnya. Hal ini menjadi bukti bahwa Kong Hu Cu atau Konfusius juga dianggap sebagai penuntun atau juga bisa dikategorikan sebagai ‘sang pencerah’ bagi para pengikutnya. Beberapa buku tersebut antara lain:
- Shi Jing (Kitab Nyanyian)
- Shu Jing (Buku tentang Sejarah)
- Yi Li (Buku tentang Upacara)
- YI Jing (Buku tentang Perubahan)
- Yue Jing (Buku tentang Musik)
- Lun Yu (Analek)
- Zong Yong (Doktrin tentang Ajaran Jalan Tengah)
- Da Xue (Ajaran Agung)
Demikianlah biografi lengkap dari seorang Kong Hu Cu atau Konfusius.