Biografi Iwan Fals, the Living Legend – Indonesia merupakan gudangnya musisi. Banyak legenda musik yang terlahir dengan bakat-bakat luar biasa. Namun tak semua bisa eksis sampai sekarang. Salah satu musisi legenda yang karyanya luar biasa dan tak tergulas zaman adalah Iwan Fals. Sosok yang begitu besar dengan lagu-lagu yang khas menjadikannya bisa bertahan di dunia musik sampai sekarang. Berikut adalah biografi seorang Iwan Fals.
Biografi Iwan Fals
Latar Belakang
Iwan Fals adalah seorang penyanyi dan penulis lagu yang memadukan gaya pop, rock and roll, country dan folk. Lagu-lagunya kebanyakan tentang suasana sosial kehidupan masyarakat Indonesia di akhir tahun 1970-an. Iwan Fals juga banyak menciptakan lagu bertema politik, seperti kritik terhadap kinerja pemerintah.
Memiliki nama lengkap Virgiawan Listanto, yang kemudian dipanggil Iwan Fals, lahir pada tanggal 3 September 1961 di Jakarta dari pasangan Haryoso dan Liesi. Iwan Fals menghabiskan masa kecilnya di Bandung, setelah itu ia pindah ikut saudaranya di Jeddah, Arab Saudi selama 8 bulan. Bakat musiknya semakin dipupuk saat berusia 13 tahun saat Iwan banyak menghabiskan waktu di Bandung. Dia telah bermain gitar sejak kecil dan bahkan melatih keterampilan gitarnya serta membuat lagu.
Baca juga: Biografi Jason Ranti, Musikus Indie yang Unik dan Penuh Tafsir
Pada tahun 1980, Iwan Fals menikah dengan Rosana yang akrab disapa “Mbak Yos”. Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai tiga orang anak, yaitu Galang Rambu Anarki (1 Januari 1982 – April 1997), Annisa Cikal Rambu Bassae (1985), dan Raya Rambu Rabban (22 Januari 2003). Familiar? Betul sekali, nama anak-anak Iwan Fals juga menjadi judul lagunya.
Dari konsistensinya dalam bermusik kemudian datanglah undangan dari produser untuk mengadu nasib di Jakarta. Iwan Fals kemudian menjual sepedanya untuk biaya hidup merantau. Iwan merekam album pertamanya bersama sesama anggota Amburadul, Toto Gunarto, Helmi Bahfen, dan Bambang Bule. Sempat goyah dan dan tetap kembali menjalani profesi sebagai pengamen karna albumnya minim peminat.
Malang melintang Iwan Fals menjajaki dunia musik sampai pernah juga mengikuti festival music country dan menang. Iwan Fals juga mengikuti festival lagu lucu. Lagu-lagu lucu Iwan Fals juga pernah direkam dan diproduksi oleh ABC Records bersama Pepeng, Krisna dan Nana Krip, namun masih belum beruntung sebab, hanya bisa dikonsumsi kalangan tertentu. Hingga pada akhirnya Iwan Fals bertemu dengan Musica Studio. Di Musica Studio inilah yang menjadikan nama Iwan Fals dikenal luas oleh masyarakat melalui lagu-lagunya.
Karir dan Karya
Iwan Fals memiliki kepekaan sosial yang tinggi, lemah lembut, dan mudah terpengaruh oleh kehidupan di sekitarnya. Iwan Fals menulis kata perkata lirik benar-benar dari hati. Kesadaran lebih jujur dan bebas mengekspresikan dirinya. Itu bisa kita lihat dari lagu-lagu yang dinyanyikannya. Bagi Iwan Fals, menulis syair adalah rutinitas. Seperti petani, dia bangun pagi, mengambil cangkul, langsung pergi ke sawah dan menggali.
Karena lagu-lagu yang kritis, selama Orde Baru banyak konser yang sudah terjadwal pada akhirnya dilarang dan dibatalkan oleh pejabat pemerintah. Saat bergabung dengan band SWAMI dan merilis album bertajuk SWAMI pada tahun 1989. Nama Iwan terus melejit membuat lagu hits yang sangat fenomenal yaitu Bento dan Bongkar. Perkembangan karir Iwan Fals berlanjut saat bergabung dengan Kantata Takwa pada tahun 1990. Didukung penuh oleh pengusaha Setiawan Djodi. Saat itu, konser Kantata Takwa dianggap sebagai konser musik terbesar dan terhebat sepanjang sejarah musik Indonesia.
Setelah kontrak dengan SWAMI yang menghasilkan dua album (SWAMI dan SWAMI II) dan Kantata (yang memproduksi Kantata Takwa dan Kantata Samsara) berakhir, Iwan Fals tetap merilis album solo dan grup, seperti album Dalbo, yang dibuat dengan beberapa album. Mantan personil SWAMI.
Baca juga: Biografi Cak Durasim, Legenda Kesenian Ludruk Sekaligus Tokoh Perlawanan Melalui Seni Pertunjukan
Kemudian pada 2002 terbitlah album Suara Hati. Sejak saat itulah Iwan Fals telah memiliki kelompok musisi tetap yang selalu hadir di setiap pembuatan album atau konsernya. Menariknya, tidak ada merek atau logo yang pernah terlihat pada instrumen apa pun yang digunakan Iwan Fals dan bandnya dalam pertunjukan publik apa pun. Semua identitas selalu ditutupi atau dihilangkan. Di atas pentas yang merupakan dunianya, Iwan Fals tidak pernah menempelkan logo atau prasasti sponsor untuk mempertahankan idealismenya yang tidak ingin dianggap sebagai perwakilan dari produk tertentu.
Sangat menarik untuk digali dan didiskusikan perjalanan musik dan karya Iwan Fals. Iwan Fals telah mengalami metamorfosis, sehingga dari awal kelahirannya hingga saat ini puisinya sangat penuh dengan warna kehidupan. Dapat dikatakan bahwa Iwan Fals tidak hanya kritis, tetapi juga humanistik, patriotik, humoris, romantis, filosofis bahkan religius, sehingga memiliki warna yang berbeda, namun ia tetap memiliki karakter Iwan Fals hingga saat ini.
Berbicara soal karya, Tidak semua album yang dirilis Iwan Fals memuat lagu baru. Dalam beberapa tahun terakhir, Iwan Fals berulang kali merilis ulang lagu-lagu lamanya, baik dengan aransemen orisinal maupun aransemen baru. Dalam beberapa tahun terakhir, Iwan Fals juga memutuskan untuk bekerja lebih dekat dengan musisi muda berbakat.
Banyak lagu Iwan Fals yang tidak dijual bebas. Beberapa lagu Iwan Fals yang tidak dikomersialkan, seperti lagu “Pulanglah” yang dipersembahkan khusus untuk mendiang Munir terbukti sangat populer hingga kemudian direkam ulang dan dimasukkan ke dalam Album 50:50 tahun 2007.
Demikianlah biografi dari seorang Iwan Fals, sang legenda hidup dalam permusikan tanah air.
Editor: Firmansah Surya Khoir
Visual Designer: Al Afghani