P-51 Mustang sang Hiu dari Angkasa yang Harusnya Menjadi Ikon Kekuatan Udara pada Masa Orde Lama

P-51 “Mustang”, Sang Hiu dari Angkasa yang ‘harusnya’ menjadi Ikon Kekuatan Udara Masa Orde Lama

P-51 Mustang sang Hiu dari Angkasa yang Harusnya Menjadi Ikon Kekuatan Udara pada Masa Orde Lama – Melihat rekam jejak penerbangan militer di Indonesia pastinya telah dimulai saat negara ini memproklamasikan kemerdekaannya pada tahun 1945. Sejak saat itu perkembangan angkatan udara Republik Indonesia dari masa ke masa selalu mengalami pasang surut. Bila membicarakan kekuatan udara TNI di sepanjang masa hingga hari ini, pastinya era orde lama dianggap sebagai puncak kejayaan kekuatan udara Indonesia. Pada masa tersebut memang kekuatan udara Indonesia berada di titik tertingginya karena diperkuat oleh beragam alutsista yang bisa dikatakan sebagai unggulan di kelasnya.

Alutsista udara TNI-AU atau yang saat masa tersebut memakai nama AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia) didominasi oleh beragam alutsista dari negara blok timur seperti Uni Soviet. Beragam pesawat tempur dengan jumlah puluhan seperti MiG-17, MiG-19, dan MiG-21 merupakan jet tempur yang digunakan oleh AURI pada saat itu. Adapula beberapa unit MiG-15UTI dan L-29 Aero Delfin yang digunakan sebagai pesawat latih yang juga tergolong modern saat itu.

Bahkan, Indonesia juga diizinkan untuk membeli pesawat bomber dari Uni Soviet semacam Ilyushin Il-128 dan Tupolev TU-16 yang dikenal sebagai salah satu pesawat bomber yang cukup ditakuti pada masa tersebut. Berbagai alutsista blok timur tersebut tentunya dikombinasikan dengan beberapa pesawat peninggalan Belanda seperti P-51 Mustang, bomber medium B-25 Mitchell dan bomber ringan B-26. Serta beberapa unit pesawat latih semacam De Havilland Vampire dan beberapa pesawat lainnya. Pastinya melihat kekuatan udara tersebut tidaklah terlalu berlebihan bahwa AURI dianggap sebagai salah satu kekuatan udara militer terbesar di dunia pada era tersebut.

Penyematan Ikon Udara di Era Orde Lama

Beragam kekuatan jet modern di masa tersebut tentunya memberikan banyak predikat siapa yang berhak menyandang ikon pesawat tempur di era orde lama. Banyak yang beranggapan bahwa MiG-21 yang layak menjadi ikon era tersebut karena dianggap sebagai pesawat jet tempur tercanggih yang dimiliki AURI. Adapula yang berpendapat bahwa seharusnya pesawat bomber Tupolev TU-16 yang layak menyandang sebagai ikon kekuatan udara di masa tersebut. Serta masih banyak anggapan bahwa pesawat tempur lain yang lebih layak dengan alasan yang cukup rasional.

Oke, pertama mungkin semua pendapat tersebut cukup masuk akal mengingat deretan pesawat tersebut memang dianggap sebagai deretan pesawat militer tercanggih di masanya. Namun, saya pribadi berpendapat bahwa seharusnya ikon kekuatan udara TNI-AU atau AURI pada masa orde lama seyogyanya disematkan kepada pesawat tempur P-51 Mustang. Mengapa demikian? Tentunya jika melihat dari aspek kecanggihan, jelas pesawat yang lahir dari era perang dunia ke-2 ini cukup ketinggalan zaman dibandingkan deretan pesawat jet canggih yang menjadi alutsista TNI saat itu.

Namun, alasan yang lebih diterima adalah aspek historis yang diberikan oleh keberadaan pesawat yang sejatinya merupakan hibah dari Angkatan Udara Belanda semasa pengakuan kedaulatan pada tahun 1949. P-51 Mustang dalam kiprahnya sejak dekade 50-an memang menjadi kekuatan utama udara Indonesia sebelum kedatangan beragam jet asal Uni Soviet di dekade 1960-an. Bahkan, pesawat ini juga tercatat masih beroperasi secara terbatas di Timor-Timur pada tahun 1975-1976. Tentunya hal ini yang membuat pesawat ini cukup layak didapuk sebagai ikon kekuatan udara era orde lama.

Sang Congor/Cocor Merah yang Legendaris

Melalui pesawat inilah banyak lahir beragam pilot AURI yang diakui memiliki kehandalan dalam bermanuver di udara dan kenyang beragam misi penumpasan di berbagai konflik. Sebut saja seperti Ignatius Dewanto, Roesmin Noerjadin, Hadi Sapandi, Mulyono hingga penerbang yang cukup ikonik bagi sejarah kedirgantaraan Indonesia yakni Leo Wattimena juga dikenal cukup lekat dengan pesawat P-51 Mustang. 

Mustang yang dimiliki AURI juga cukup kenyang pengalaman tempur dalam konflik-konflik di daerah. Mulai dari medan operasi di Sumatera di dekade 1950-an, medan konflik di Sulawesi pada dekade 60-an hingga juga turut diterjunkan dalam kampanye Trikora dan Dwikora yang dianggap sebagai operasi militer terbesar Indonesia sampai hari ini. Bahkan, sang cocor merah ini juga masih mampu mengudara di medan operasi Seroja di Timor-Timur pada tahun 1975 meski usianya sudah cukup tua saat itu.

Beragam aspek historis itulah yang tentunya membuat pesawat ini dianggap cukup layak menyandang predikat sebagai ikon penerbangan militer atau kekuatan udara Indonesia pada masa orde lama. Namun, tentunya hal tersebut juga tidak mengabaikan beragam pesawat tempur lain yang juga memiliki peran pada masa orde lama. Mungkin apabila beragam pesawat jet MiG atau bomber yang dibeli dari Uni Soviet sempat menunjukkan kehandalannya lebih lama di Indonesia, kemungkinan pula predikat ikon kekuatan udara pada masa orde lama akan disematkan kepada pesawat-pesawat tersebut.

Editor: Firmansah Surya Khoir
Visual Designer: Al Afghani

Bagikan di:

Artikel dari Penulis