Analisis Kekuatan Utama dalam Menciptakan Megatren – Megatren menantang asumsi melalui paparan tren dan kekuatan dalam cakupan analisis cakrawala perencanaan 5 hingga 10 tahun. Megatren membantu membayangkan beberapa skenario masa depan dan terus menerus menciptakan hal baru. Pemikiran dan inovasi berbasis desain memadukan kreativitas dan analisis dalam proses. Dengan skenario masa depan sebagai titik awal, buat peta strategis multi-cakrawala yang menjembatani dari masa depan kembali ke hari ini. Peta tersebut menargetkan tujuan dan visi masa depan yang jelas dengan portofolio inisiatif yang memberikan dampak langsung — serta opsi untuk menguji dan beralih ke market yang sedang berkembang atau market masa depan—. Anda juga dapat menilai kemampuan yang dibutuhkan untuk market dan model bisnis masa depan.
Dunia yang berubah dengan cepat, mengembangkan opsi strategis bukan proses yang hanya dilakukan sekali. Megatren bagian perjalanan berulang dari pemantauan, eksperimen, evaluasi, pelaksanaan, dan pembelajaran yang berkelanjutan. Di sini sekali lagi, kerangka EY Megatrends dapat membedakan antara berbagai jenis kekuatan, memungkinkan anda untuk memprioritaskan yang relatif jangka pendek, sambil memantau peluang dan kesempatan. Hal ini memungkinkan anda untuk menginvestasikan sumber daya secara lebih efisien, sambil mengawasi tren yang mungkin memerlukan investasi di masa mendatang.
Empat kekuatan utama menurut EY (Majalah Global). Meskipun tidak baru, mereka berkembang dalam gelombang teknologi baru muncul setiap tahun. Di bagian ini, kami fokus pada satu gelombang yang muncul untuk setiap kekuatan utama:
1. Teknologi yang muncul akan dibutuhkan untuk memperkuat peningkatan manusia
Jaringan 5G adalah konektivitas seluler generasi kelima yang mampu memberi daya 100 kali lipat perangkat dengan 100 kali kecepatan data saat menggunakan 1/10 energi. 5G memungkinkan jutaan perangkat yang terhubung untuk terus berkomunikasi satu sama lain dengan kecepatan, volume data, dan waktu jeda yang rendah. Di masa depan pasca pandemi, kebutuhan akan perangkat cerdas (seperti drone dan robot) yang dapat menggantikan sebagian dari kecerdasan manusia kemungkinan akan terus berlanjut.
Baca juga: Pendidikan Hanya Batu Loncatan untuk Bekerja, Kenapa Tidak?
Fiksi ilmiah sering menceritakan kisah manusia dan robot adalah dua ras terpisah. Padahal teknologi akan menambah tubuh, pekerjaan, dan kehidupan rumah kita. Tetapi untuk mencapainya, kita akan membutuhkan infrastruktur yang sama sekali baru untuk memungkinkan penginderaan waktu nyata, pemrosesan, dan transmisi data yang efisien untuk memberikan pengambilan keputusan yang dinamis, aman, dan tepercaya. Kualitas-kualitas ini timbul dari pandemi COVID-19 mengarah pada tuntutan baru untuk infrastruktur teknologi yang cerdas dan Tangguh.
2. Bentuk masa depan di dunia yang bergerak melampaui globalisasi
Lebih dari tujuh dekade, ekonomi internasional bergerak menuju liberalisasi perdagangan, peningkatan arus tenaga kerja, dan modal lintas batas. Perkembangan populisme dan nasionalisme meningkat sehingga memicu proteksionisme. AS dan China memberlakukan tarif balas dendam yang merusak institusi — seperti organisasi perdagangan dunia—. Tren setelah resesi global, efek nyata pada volume perdagangan internasional, arus modal lintas batas, dan rantai pasokan global. Bagaimana prospek jangka panjang globalisasi?
Pertama populisme, penyebab dari populisme adalah meningkatnya ketimpangan ekonomi.
Kedua, regionalisasi akan menjadi ciri masa depan globalisasi. Perekonomian China dan India menjadi lebih mandiri dan perusahaan mereka bergerak ke atas rantai nilai, memperluas aktivitas dengan menjalankan operasi back-office, dan merakit produk untuk perusahaan barat. Saat ini, perusahaan multinasional tidak lagi beroperasi pada satu panggung global dan rantai pasokan mungkin terbagi-bagi. Arus perdagangan dan investasi akan menjadi lebih regional daripada global. Pandemi memotivasi perusahaan multinasional lebih serius mengeksplorasi nearshoring —mentransfer pekerjaan ke perusahaan yang lebih murah dan lebih dekat secara geografis—. Di sisi lain, bahkan pandemi memperkuat beberapa celah antar negara yang menyebabkan kerjasama internasional dengan membawa pulang melalui pendekatan global.
3. Implikasi dari Generasi Z yang meningkat
Keunikan Gen Z terletak pada digital. Sebagai generasi pertama yang lahir sepenuhnya di era internet, penetrasi Gen Z terhadap smartphone mendekati 100% di mana pun di dunia. Generasi ini juga memelihara banyak akun media sosial dan menghabiskan lebih banyak waktu di media sosial daripada generasi lainnya. Sehingga Gen Z yang paling banyak pandangan global. Sementara Gen Z umumnya lebih progresif di sosial masalah dari generasi sebelumnya. Perbedaan penting dalam sikap muncul di seluruh geografi. Dalam mengembangkan pasar, Gen Z lebih konservatif secara sosial, percaya lebih banyak dalam bisnis dan merasa lebih tertekan untuk berkompetisi.
Sementara COVID-19 adalah tonggak sejarah bagi Gen Z, awal titik untuk melakukan perubahan sosial yang berdampak untuk membentuk intuisi pemahaman tentang bagaimana dunia bekerja. Untuk generasi muncul di belakang Gen Z, kenormalan baru pascapandemi hanya akan menjadi “biasa”. Dampak dari pergeseran generasi ini kemungkinan akan menonjol dibandingkan dengan pendahulu, generasi ini kemungkinan membawa asumsi yang sangat berbeda dan harapan terkait dengan masyarakat, teknologi, dan etika dengan peran perusahaan swasta dalam menyediakan barang. Pikirkan transformasi bisnis —perusahaan tujuan, keberlanjutan, cara kerja, penggunaan digital, transformasi dan model bisnis baru—.
4. Tekanan dari dampak iklim eksponensial
Terlepas dari semua kehebatan teknologi, manusia bergantung pada lingkungan untuk air, udara yang bernapas, makanan, dan tempat tinggal. Pertumbuhan populasi, penggunaan polusi, teknologi intensif karbon, dan pengembangan ekonomi linier yang memanfaatkan ekosistem secara berlebihan, manusia menghadapi serangkaian tantangan lingkungan. Misalnya, degradasi lahan mengurangi produktivitas pertanian dan kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan karbon dioksida (CO2). Polusi udara mengganggu kesehatan dan kualitas hidup manusia. Kelangkaan air mengancam industri dan pertanian, dan membebani hampir satu miliar orang dengan kurangnya akses ke air minum yang aman.
Baca juga: Tujuh Sifat Pemimpin yang Tidak Ideal
Deforestasi merusak kemampuan ekosistem untuk menyediakan sumber daya, seperti air bersih. Polusi laut memiskinkan miliaran orang yang bergantung pada keanekaragaman hayati laut untuk mata pencaharian dan makanan mereka. Gangguan dalam lingkungan dan memperburuk tantangan ini; dampak iklim eksponensial.
Para pemimpin bisnis harus melihat resiko iklim dengan cara baru. Iklim eksponensial dampaknya mengancam lebih dari rantai pasokan dan infrastruktur fisik. Membahayakan pertumbuhan dengan memperburuk gangguan tingkat sistem kepada pelanggan, investor, karyawan, dan masyarakat. Maka, tidak mengherankan bagi generasi Z paling merasakan perubahan iklim. Pemerintah menerapkan rencana pemulihan hijau, mendanai proyek yang dirancang untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dan mempercepat dekarbonisasi. Bahkan dalam mode pemulihan, bisnis harus memainkan peran utama dalam mendorong dekarbonisasi. Dengan menggunakan kekuatan pasar yang didukung oleh insentif kebijakan dan peraturan yang tepat.
Tetapi untuk memimpin, bisnis harus melakukan transformasi dekarbonisasi mereka sendiri untuk memposisikan ulang bisnis mereka dan melindungi nilai jangka panjang. Perusahaan yang menerima tantangan akan mengamankan masa depan, meningkatkan kapasitas untuk menciptakan nilai jangka panjang bagi semua pemangku kepentingan dan berada di posisi yang tepat untuk menangkap peluang inovasi satu generasi.
Editor: Firmansah Surya Khoir
Illustrator: Umi Kulzum Pratiwi Nora Putri