Aku Orangnya Kepoan, Apakah Salah Punya Rasa Kepo?

Kepo adalah

Aku Orangnya Kepoan, Apakah Salah Punya Rasa Kepo? – Manusia adalah makhluk paling sempurna yang diciptakan oleh Tuhan. Makhluk dengan spesifikasi terlengkap dan termutakhir dibandingkan makhluk-makhluk lainnya. Manusia dianugerahi akal dan perasaan, beserta raga dengan anatomi sempurna. 

Hal terpenting yang dimiliki manusia adalah akal dan perasaan mereka. Akal manusia digunakan untuk bertindak, menemukan, hingga menciptakan sesuatu, sedangkan perasaan yang mendorong manusia untuk menggunakan akal mereka tersebut. Perasaan yang mendorong akal seperti apa yang dimaksud, yaitu rasa ingin tahu, penasaran, alias “kepo”. Bahkan kamu yang membaca tulisan ini pun tidak lepas dari kekepoan yang bergejolak itu kan? 

Mungkin kita tidak sadar selama ini, bahwa sebab kekepoan manusialah semua yang ada saat ini tercipta. Kamu mungkin tidak akan mengenal kata gravitasi, jika Newton tidak kepo kenapa apel bisa jatuh ke kepalanya. Kamu mungkin akan gelap-gelapan di malam hari jika Graham Bell tidak kepo untuk menciptakan bohlamnya. Bahkan dalam masalah percintaan pun, tak lepas dari rasa penasaran kamu sama si doi.

Baca juga: Curhatan Seorang Gapyear Alias si Pengangguran dan Tips Melaluinya

Ini membuktikan bahwa sifat kepo merupakan salah satu anugerah terbesar yang Tuhan berikan kepada kita. Dari sanalah kita mau belajar hal-hal baru, bahkan ketika masih kecil pun kita selalu ingin menirukan objek yang kita lihat. Hal itu tidak lepas dari rasa kepo kita untuk merasakan experience yang sama dari objek yang kita tiru.

Namun, banyak orang yang menganggap kepo ini sebagai sifat jelek manusia, karena stigma yang muncul adalah bahwa kepo identik dengan orang yang suka ngurusin masalah orang lain, menggosip, dan sebagainya. Namun apakah kepo sejelek itu? Dan apakah salah kita punya sifat kepo?

Kepo adalah peluang

Bisa kita katakan bahwa peradaban manusia ini berawal dari rasa kepo, sehingga hal itu mendorong manusia untuk membuat alat-alat hingga nilai-nilai (budaya) tertentu yang mempermudah kehidupan mereka. Pada dasarnya kepo bukanlah sifat yang jelek, karena kepo sudah menjadi hal yang pasti dimiliki setiap individu manusia. 

Rasa keingintahuan dan penasaran manusia ini sejatinya menjadi modal dasar yang dimiliki manusia untuk mengahadapi kehidupan. Lewat rasa kepo manusia ingin menerima informasi sebanyak-banyaknya, terutama pada hal dasar dalam kehidupan hingga pada bidang-bidang tertentu. Dengan wawasan dan kemampuan yang luas itulah manusia menjadi lebih mudah dalam menjalankan hidupnya.

Bahkan tak sampai situ saja, rasa kepo ini juga dapat berdampak pada sisi spiritual manusia juga. Kamu mungkin sering mendengar bahkan menyaksikan sendiri kisah tobat orang-orang yang dahulunya memiliki perilaku buruk dan menyimpang. Sampai pada masanya timbul pertanyaan dalam diri mereka, seperti “apa arti sebenarnya dari kehidupan ini?”, “apakah aku mau gini-gini saja sampe mati?”, atau hal-hal yang semisalnya. Dari sana lah mereka mulai berusaha untuk memperbaiki diri. Bahkan hidayah pun diberikan dari rasa penasaran yang muncul dari orang-orang tersebut, sehingga mereka menjadi orang yang lebih baik.

Baca juga: Membumikan Filsafat sebagai Jalan hidup

Kepo adalah bumerang

Kepo juga bisa menjadi bumerang bagi manusia, ketika rasa kepo itu disalurkan pada hal yang tak bermanfaat bahkan negatif. Semisal ngurusin hidup orang lain untuk bahan gosip, mencela orang lain, menyakiti orang lain, yang malah bikin kita punya musuh. Padahal di masa sekarang ini kita butuh banyak relasi bukan malah cari musuh, sehingga butuh untuk kita menjaga yang namanya image dan reputasi. 

Bayangkan jika kamu dikenal banyak orang sebagai orang yang berkepribadian jelek, maka bukan tak mungkin jalan kamu akan terasa lebih sulit. Tidak hanya soal skill, attitude juga menjadi penilaian orang, masyarakat, hingga lembaga tertentu, sehingga ingin berhubungan dengan kita. Dengan attitude yang kurang baik, kita akan cenderung dijauhi oleh orang-orang.

Selain itu terlalu ngurusin kehidupan orang lain juga termasuk pada ranah kepo yang jelek, karena kamu akan terlalu fokus pada masalah orang lain sedangkan permasalahan diri sendiri kamu abaikan. Namun harus digarisbawahi ya teman-teman, tidak selalu orang yang ingin tahu urusan mu itu berniat jelek. Terkadang mereka hanya ingin mengenalmu lebih dalam, atau bahkan ingin membantumu ketika terjadi suatu masalah.  

Kemana orientasi rasa kepo itu tertuju adalah pilihanmu dan ada konsekuensinya

Fenomena konten gosip yang masih menjadi selera masyarakat, menunjukkan bagaimana masih banyak orang yang tenggelam pada orientasi kepo yang kurang tepat. Padahal isinya hanya sensasi, kontroversi, yang terkadang hanya akan menyulut emosi para penontonnya saja. Pada akhirnya tidak ada manfaat yang bisa dipetik dari rasa kepo yang demikian.

Hal-hal yang dianugerahkan oleh Tuhan kepada manusia sejatinya harus digunakan dengan sebaik-baiknya pada hal yang positif. Termasuk rasa kepo ini, serupa dengan hal lain semisal tangan, yang seharusnya digunakan pada ranah positif, namun pada oknum tertentu sewaktu-waktu digunakan untuk hal-hal yang negatif. 

Maka dari sini dapat kita tarik kesimpulan bahwa punya rasa kepo tidak salah sama sekali, namun orientasi rasa kepo itulah yang menjadi penentu baik atau buruknya rasa kepo tersebut. Sama dengan sifat manusia yang lain, kita harus pandai mengendalikannya agar tetap berada jalur yang benar.

Pada akhirnya, jika kamu ingin terus menjadi lebih baik peliharalah rasa kepo itu dan arahkan pada hal yang positif, minimal untuk diri mu sendiri. Sebaliknya, jika kamu masih kepo pada hal-hal yang tak penting bahkan negatif, maka ingat waktu terus berlalu dan kamu telah menyia-nyiakan waktu yang berharga itu.

Editor: Firmansah Surya Khoir
Visual Designer: Al Afghani

Bagikan di:

Artikel dari Penulis