Biografi Laurens Walraven, Perancang Pesawat Hindia-Belanda yang Berakhir Tragis pada Masa Jepang – Demam penerbangan pada awal dekade 1900-an memang merambah dunia saat itu. Pada beberapa dekade berikutnya, banyak muncul desain pesawat yang menggabungkan berbagai perkembangan teknologi kedirgantaraan. Di Hindia-Belanda, demam penerbangan telah dimulai sejak periode 1910-an dengan dilakukannya serangkaian uji coba penerbangan. Memasuki dekade 1920-an, mulai dibangun beragam fasilitas pendukung kegiatan penerbangan.
Pada masa ini, Hindia-Belanda memiliki seorang perancang pesawat yang dianggap sebagai salah satu perancang pesawat jenius yang pernah hadir di Hindia-Belanda. Beliau adalah Laurens Walraven, seorang warga negara Belanda yang mengabdikan dirinya untuk pengembangan teknologi penerbangan di Hindia-Belanda.
Biografi Laurens Walraven
Kehidupan Pribadi Laurens Walraven
Pria yang memiliki nama lengkap Laurens Walter Walraven ini lahir di Amsterdam, Belanda pada tanggal 11 Juni 1898. Kehidupan pribadinya kurang begitu diketahui oleh banyak pihak karena minimnya data yang mencatat rekam jejak kehidupannya saat muda. Kemungkinan besar dia menempuh pendidikan standar seperti yang dialami anak-anak Eropa pada umumnya dan melanjutkan pendidikan ke jenjang sekolah teknik.
Walraven diketahui memang cukup memiliki ketertarikan dengan dunia penerbangan. Belum lagi dia memasuki usia remaja pada saat penerbangan pesawat sedang ramai-ramainya pada kurun waktu 1900-an. Semasa di Belanda, Laurens Walraven diketahui bekerja di beberapa pabrik yang cukup terkenal memproduksi instrumen penerbangan dan pesawat, seperti Van Berkel, Spyker dan Carley.
Mulai Menggeluti Dunia Rancang Bangun Pesawat
Semasa berkarir di Belanda, Walraven terkenal pernah menjiplak pesawat latih bersayap ganda Avro-504. Pesawat latih yang juga bisa dijadikan pesawat penempur ini merupakan salah satu pesawat yang cukup terkenal di dunia. Pesawat yang populer diterbangkan saat perang dunia I ini dijiplak dengan cukup baik oleh Walraven kala itu.
Karir Laurens Walraven mulai menanjak saat dia hijrah ke Hindia-Belanda dan masuk militer di KNIL (Koninklijk Nederlands Indisch Leger). Karena kemampuannya dalam memahami bidang rancang bangun pesawat, Walraven masuk ke dalam divisi teknik dari LA-KNIL (Luchtvaartafdeling–Koninklijk Nederlands Indisch Leger). Selama berkarir di KNIL, Walraven sukses menjiplak dan memodifikasi pesawat pengebom-intai De Havilland DH-9. Pesawat tersebut dia jiplak dan modifikasi di sebuah hanggar di daerah Soekamiskin, Jawa Barat pada tahun 1927-1928.
Karena kepiawaiannya tersebut, dia kemudian diminta untuk mendesain sebuah pesawat latih demonstrasi bersama Kapten De Pattist. Hasil karya kolaborasi tersebut kemudian menghasilkan Pattist Walraven PW-1 yang merupakan pesawat olahraga bermesin tunggal. Pesawat ini kemudian diberi kode registrasi PK-SAM. Pesawat ini kemudian menjadi pesawat ikonik salah satu klub penerbang di Bandung. Akan tetapi, pada akhirnya pesawat ini mengalami kecelakaan setelah 2 tahun beroperasi.
Sukses dengan menciptakan PW-1, Walraven kemudian merancang pesawat baru yang kelak dikenal dengan nama W-2. Pesawat yang dibiayai oleh jutawan asal Tionghoa ini kemudian dibangun di Andir, Bandung dan selesai pada tahun 1935. Pesawat ini sukses diuji terbang, bahkan sampai dapat dibawa dan didemonstrasikan ke Amsterdam dan London. Walraven juga sempat merancang pesawat lainnya yang dikenal dengan nama W-4. Pesawat ini berbahan rangka berbahan baja dan aluminium yang berbeda dari pesawat rancangannya sebelum yang berbahan kayu dengan beberapa bagian dari metal.
Ditahan oleh Pihak Jepang dan Meninggal Karena Penyakit
Kejayaan Walraven sebagai salah satu perancang pesawat terkenal di Hindia-Belanda resmi berakhir saat serangan Jepang pada tahun 1942. Laurens Walraven yang notabene merupakan pejabat di KNIL ditangkap oleh tentara Jepang dan kemudian ditahan sebagai tawanan militer. Dia sempat ditawari kerjasama oleh pihak Jepang karena kepiawaiannya dalam dunia penerbangan, tetapi dia menolak tawaran tersebut dan pada akhirnya diadili karena dianggap melawan pemerintah Jepang.
Laurens Walraven sejatinya ditahan bersama istri dan keempat anaknya. Akan tetapi, karena dia dianggap memiliki pangkat tinggi, ia kemudian dipisahkan dari keluarganya dan dikirim ke Burma untuk melakukan kerja paksa. Namun, selama di perjalanan dengan kapal, Walraven kemudian jatuh sakit disentri dan kemudian meninggal pada tanggal 6 November 1942. Jenazahnya kemudian dilarung ke laut dan menjadi akhir dari kisah sang desainer pesawat tersebut.
Sebelum meninggal, dia sempat membuat desain pesawat yang kelak dikenal dengan nama W-5. Pesawat ini diketahui didesain sebatas sketsa saat masih menjadi tahanan Jepang di Hindia-Belanda.
Lalu, bagaimanakah dengan hasil karyanya yang lain? Seperti nasibnya yang tragis di tangan militer Jepang, semua karyanya juga hancur saat invasi Jepang ke Hindia-Belanda sehingga tidak ditemukan lagi bentuk utuhnya saat ini.
Editor: Widya Kartikasari