Penggunaan Aplikasi Akuntansi sebagai Bentuk & Upaya Bisnis Ramah Lingkungan

Bisnis ramah lingkungan dengan digitalisasi

Penggunaan Aplikasi Akuntansi sebagai Bentuk & Upaya Bisnis Ramah Lingkungan – Di zaman kiwari ini, hampir semua keperluan manusia telah mengalami transformasi digitalisasi atau beralih ke teknologi digital. Dengan semakin berkembangnya teknologi internet, banyak kebutuhan sehari-hari dapat ditangani dengan menggunakan perangkat gawai, termasuk mengelola usaha atau bisnis. Tak hanya memudahkan pelaku usaha dalam memasarkan produk atau jasa, teknologi digital juga mempermudah proses operasional usaha. Kemudahan ini berupa aplikasi akuntansi.

Apa itu Aplikasi Akuntansi?

Aplikasi akuntansi merupakan perangkat lunak yang dirancang khusus untuk membantu perusahaan dalam mengelola aspek pembukuan perusahaan. Aplikasi ini biasanya menyediakan berbagai fitur yang memungkinkan pengguna untuk mencatat transaksi keuangan, menghasilkan laporan keuangan, mengelola pajak, dan melacak berbagai aspek keuangan lainnya.

Dengan aplikasi akuntansi ini, keruwetan pengelolaan yang kerap dilakukan secara manual bisa menjadi lebih mudah dengan adanya satu aplikasi yang mencakup semua keperluan usaha. Seperti mempermudah transaksi kasir, laporan keuangan yang terintegrasi dan otomatis, hingga mempermudah memonitor usaha—semuanya dalam satu aplikasi. Memudahkan sekali, bukan?

Karena pengelolaan usaha yang terintegrasi pada satu aplikasi, sistem usaha yang sepertiini kerap disebut sistem paperless. Karena keabsenan penggunaan kertas dalam menjalani usaha. Selain penggunaan aplikasi akuntansi, ciri bisnis atau usaha yang telah bertransformasi ke sistem paperless dapat terlihat dari digitalisasi transaksi finansial, penerapan e-signature (tanda tangan elektronik), rapat yang paperless, pemanfaatan layanan digital, menjalankan strategi pemasaran online, hingga penggunaan struk elektronik.

Manfaat Sistem Paperless dengan Aplikasi Akuntansi bagi Lingkungan

Selain meningkatkan efisiensi dan daya saing, penggunaan aplikasi akuntansi atau sistem paperless ini juga mendukung praktik bisnis ramah lingkungan. Transformasi digital ini dapat bermanfaat bagi planet ini, manusia, dan bisnis. Menurut studi yang dilakukan Unilever, sepertiga konsumen global memilih membeli merek yang mereka yakini berdampak baik terhadap lingkungan. Dengan kata lain, pelanggan lebih memilih menggunakan merek dan perusahaan yang memiliki nilai ramah lingkungan.

Setiap tahunnya, kita memproduksi sekitar 420 juta ton kertas. Padahal, ada banyak efek samping yang merugikan dari produksi kertas. Oleh karena itu, penerapan sistem paperless dapat memberikan manfaat bagi lingkungan. Berikut beberapa manfaat tersebut.

Mengurangi Deforestasi

Produksi kertas merupakan salah satu penyebab utama penebangan hutan karena kayu adalah bahan baku utama dalam pembuatan pulp kertas. Padahal, hutan berperan penting dalam menyediakan pasokan Oksegen, mitigasi perubahan iklim, dan menjaga keanekaragaman hayati. Menurut Wildlife Fund for Nature (WWF), 13–15% dari total konsumsi kayu digunakan oleh industri pembuatan kertas. Dari sudut pandang lingkungan, mengurangi penggunaan kertas akan membantu melestarikan pohon dan hutan, serta dan menghemat energi yang digunakan ketika mengubah pohon menjadi kertas dan mengangkut produk kertas.

Mengurangi Penggunaan Air

Produksi kertas membutuhkan air dalam jumlah besar, baik untuk proses pembuatan pulp dari kayu maupun untuk proses pencetakan. Menurut World Counts, perlu 10 liter air untuk menghasilkan satu lembar kertas A4. Selain itu, industri kertas juga merupakan salah satu sumber pencemaran air karena pelepasan bahan kimia dan air limbah ke perairan sekitar dalam proses produksinya. Di tengah urgensi krisis air bersih, beralih ke sistem paperless bisa mengurangi penggunaan air dan mengurangi polutan yang bisa mencemari air dan merusak ekosistem air.

Mengurangi Limbah

Pembuatan kertas tidak hanya melepaskan bahan kimia ke udara, mendorong penggundulan hutan, dan mencemari persediaan air, tetapi juga menghasilkan limbah dalam jumlah besar. Menurut The World Counts, sekitar 26% dari total sampah di tempat pembuangan sampah adalah kertas dan kertas karton bekas. Limbah kertas menyumbang sekitar 26% dari total limbah di tempat pembuangan sampah. Selain itu, limbah dihasilkan dari produksi kertas itu sendiri. Penerapan sistem paperless dan beralih ke aplikasi akuntansi dapat membantu mengurangi efek samping produksi kertas ini.

Mengurangi CO₂

Pabrik pulp kertas membutuhkan pasokan energi dalam jumlah besar untuk memproduksi kertas. Beberapa pabrik kertas ini masih menggunakan bahan bakar fosil yang menghasilkan sulfur oksida, nitrogen oksida dan karbon dioksida—polutan yang berkontribusi terhadap hujan asam, gas rumah kaca, dan polusi air. Selain itu, distribusi dan pengangkutan kertas seringkali juga menggunakan bahan bakar fosil. Terlebih lagi, kertas yang membusuk akan menghasilkan karbon dioksida atau metana (jenis gas rumah kaca yang 25 kali lebih beracun dibandingkan karbon dioksida). Beralih ke sistem paperless akan mengurangi emisi karbon ini.

Kesimpulan

Penggunaan aplikasi akuntansi adalah langkah pertama dalam bisnis mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan. bukan hanya alat untuk mengelola keuangan, aplikasi akuntansi juga merupakan alat penting dalam membantu perusahaan mencapai tujuan keberlanjutan lingkungan. Dari pengurangan penggunaan kertas hingga peningkatan efisiensi operasional, aplikasi ini dapat menjadi katalisator untuk perubahan positif menuju bisnis yang lebih ramah lingkungan. Dengan pemanfaatan teknologi cerdas dan terintegrasi, aplikasi akuntansi membuka jalan bagi bisnis untuk berkontribusi pada pelestarian lingkungan dan menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan bagi generasi mendatang.

Selain pemanfaatan aplikasi akuntansi, ada banyak cara agar bisnis kalian dapat menjadi lebih ramah lingkungan, seperti menggunakan kemasan yang mudah terurai pada produk, menggunakan energi terbarukan seperti tenaga surya di kantor, menggunakan sumber daya lokal untuk mengurangi emisi karbon dari transportasi dan distribusi, memakai peralatan atau mesin yang hemat energi, mengedukasi karyawan dan pelanggan tentang kesadaran lingkungan, atau berkolaborasi dengan mitra usaha yang juga peduli dengan keberlangsungan lingkungan.

Bagikan di:

Artikel dari Penulis