Biografi Ong Eng Die, Menteri Keuangan dari Etnis Tionghoa Pertama di Indonesia – Sepanjang sejarah bangsa Indonesia, mungkin sudah beberapa kali etnis Tionghoa menduduki posisi penting dalam pemerintahan, mulai dari tingkat daerah hingga tingkat pemerintahan negara. Etnis Tionghoa kendati cukup sedikit yang berkecimpung di dunia politik dan pemerintahan, namun beberapa nama orang Tionghoa tercatat juga pernah menjabat sebagai menteri-menteri sepanjang sejarah berdirinya negara Indonesia. Salah satu orang dari etnis Tionghoa yang juga pernah menjabat posisi penting dalam pemerintahan adalah Ong Eng Die.
Ong Eng Die merupakan satu dari segelintir orang Tionghoa yang diketahui pernah menjabat sebagai menteri dalam kabinet di Indonesia. Dirinya tercatat pernah menduduki kursi Menteri Keuangan Republik Indonesia ke-9 dan Menteri Muda Keuangan Republik Indonesia ke-3 saat masa revolusi. Berikut adalah biografi lengkap Ong Eng Die.
Biodata Ong Eng Die
Nama | Ong Eng Die (Wang Yongli) |
Tempat Lahir | Kota Gorontalo, Gorontalo |
Tanggal Lahir | 20 Juni 1910 |
Pendidikan | – Sekolah Dasar Khusus Standar Eropa (Nama Tak Diketahui) – Sekolah Menengah Standar Eropa – Universiteit van Amsterdam, Amsterdam, Belanda (Lulus tahun 1943) |
Ayah | Ong Ten Hoen |
Ibu | Soei Djok Thie Nio |
Keluarga | – Gertrud Wilhelmine Höhnerbach (Istri) – Ong Gien Seh Nio (Kakak) – Ong Gien Hoa Nio (Kakak) – Gien The Nio (Kakak) – Ong Eng Pien (Adik) |
Profesi | – Pebisnis – Politikus – Menteri |
Agama | Tidak Diketahui (Kemungkinan antara Konghu-cu atau Protestan) |
Biografi Ong Eng Die
Latar Belakang Kehidupan Ong Eng Die
Ong Eng Die lahir di distrik Gorontalo, Gorontalo, Sulawesi pada masa pendudukan Hindia-Belada. Beliau dilahirkan pada tanggal 20 Juni 1910. Ayahnya bernama Ong Ten Hoen dan Ibunya bernama Soei Djok Thie Nio. Tak banyak yang diketahui tentang masa kecil dan keluarganya. Namun, dirinya dipercaya berasal dari keluarga Tionghoa yang cukup terpandang di kota Gorontalo kala itu.
Baca juga: Biografi Mohammad Hatta, Teladan Kesederhanaan dan Kejujuran
Ayahnya, yakni Ong Ten Hoen menjabat posisi sebagai Luitenant der Chinezen atau pejabat administrasi etnis Tionghoa di Gorontalo. Ayahnya juga pernah bertuga sebagai pemimpin birokrasi sipil di wilayah Gorontalo dari dekade 1920-an hingga kedatangan tentara Jepang di Gorontalo pada tahun 1942. Faktor inilah yang kemungkinan membuat masa kecil Ong Eng Die seperti lazimnya anak-anak dan remaja elit etnis Tionghoa pada umumnya.
Masa kecil Ong Eng Die dihabiskannya bersekolah di Sekolah Dasar berstandar kurikulum Eropa di Gorontalo. Namun, tidak diketahui lebih jelas mengenai nama sekolah tersebut. Kemudian dirinya melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Menengah kurikulum Eropa yang juga berada di Gorontalo.
Memasuki dekade 1930-an, Ong Eng Die kemudian melanjutkan pendidikannya ke jenjang perguruan tinggi di negeri Belanda. Ketertarikannya terhadap dunia perekonomian dan bisnis membuatnya masuk ke Universiteit van Amsterdam di Amsterdam, Belanda dan memilih Fakultas Ekonomi sebagai jenjang pendidikan di perkuliahan. Dirinya diketahui menyelesaikan strata pertama di perkuliahannya pada tahun 1940.
Kemudian, di tahun 1943 dirinya berhasil memperoleh gelar doktor dari Universiteit van Amsterdam. Disertasinya kala itu berjudul “Chineezen in Nederlandsch-Indië: Sociografie van een Indonesische Bevolkingsgroep” yang lebih memfokuskan ke studi sosiografi terhadap komunitas-komunitas Tionghoa di Indonesia atau kala itu masih bernama Hindia-Belanda.
Setelah memperoleh gelar doktor, dirinya tak lantas kembali pulang ke Hindia-Belanda. Kondisi tanah kelahirannya kala itu yang masih diduduki Jepang dan adanya sentimen permusuhan antara etnis Tionghoa dan Jepang di masa itu membuatnya lebih memilih menetap di Belanda sembari bekerja. Dirinya kemudian memutuskan untuk pulang ke Hindia-Belanda atau yang telah merdeka dan berubah menjadi negara Indonesia pada tahun 1945.
Karir Perpolitikan Ong Eng Die di Indonesia
Ketertarikan Ong Eng Die dengan dunia organisasi dan perpolitikan sejatinya mulai muncul saat dia tengah menjalani studi di Belanda. Tercatat, dirinya pernah tergabung dengan organisasi Vereniging Nederland-Indonesië (VNI). Bahkan, dirinya menjadi salah satu founding atau pendiri dari organisasi tersebut. Selama di Belanda, Ong Eng Die juga menjadi salah satu penulis di majalah “Indonesia” yang banyak membahas kehidupan komunitas Tionghoa-Indonesia pada masa itu.
Setelah dirinya kembali ke Indonesia pada tahun 1945, Ong Eng Die lebih memilih bekerja sebagai pegawai perbankan di Bank Indonesia di Yogyakarta. Hingga pada tahun 1947, dirinya kemudian mulai diketahui sebagai salah satu lulusan perekonomian di Universiteit van Amsterdam di Belanda. Berlatar rekam jejaknya sebagai doktor ekonomi di Belanda, dirinya kemudian ditawari menjabat sebagai Deputi Menteri Keuangan atau Menteri Muda Keuangan Indonesia di bawah administrasi kabinet Perdana Menteri Amir Sjarifuddin. Dirinya memegang jabatan tersebut dari tahun 1947 hingga tahun 1948.
Baca juga: Biografi Prabowo Subianto, Catatan Singkat Perjalanan Karier
Pada masa inilah dirinya kian mendalami dunia perpolitikan di Indonesia, khususnya pada masa revolusi yang kerap kali membuat pemerintah Republik Indonesia kala itu berhubungan dengan pihak pemerintah Belanda. Dirinya bahkan ditunjuk sebagai salah satu delegasi dari pihak pemerintah Indonesia saat melakukan perundingan dengan Belanda dalam “Perundingan Renvile” dari Desember tahun 1947 hingga Januari tahun 1948. Dirinya kala itu bertindak sebagai penasihat delegasi bagian ekonomi.
Naiknya karir perpolitikan Ong Eng Die membuatnya kemudian masuk ke dalam salah satu partai politik terbesar di Indonesia kala itu, yakni PNI (Partai Nasional Indonesia) di tahun 1950. Kendati masuk ke dalam partai politik dan berperan aktif di dalamnya, Ong Eng Die tetap menggeluti dunia perekonomian dan bisnis. Hal ini terbukti di tahun 1950 dirinya juga membuka kantor akuntan sendiri sembari berkarir di dunia politik.
Ditunjuk Sebagai Menteri Keuangan Republik Indonesia Ke-9
Dengan kian naiknya nama Ong Eng Die dalam dunia perekonomian dan perpolitikan di Indonesia, dirinya kemudian kembali ditawari menjabat di posisi strategis dalam pemerintahan. Ong Eng Die kemudian ditunjuk sebagai Menteri Keuangan Republik Indonesia Ke-9 pada masa kabinet Ali Sastroamidjojo. Dirinya menjabat posisi sebagai Menteri Keuangan dari 30 Juli 1953 hingga 12 Agustus 1955.
Semasa menjabat sebagai Menteri Keuangan, Ong Eng Die disinyalir kerap kali membuat beberapa kebijakan yang lebih menguntungan PNI kala itu. Bahkan, ada rumor beberapa kebijakan yang dibuatnya lebih sering merupakan arahan dari Sjafruddin Prawiranegara, Djuanda Kartawidjaja dan beberapa pakar lainnya. Hal ini tentunya tidak terlepas dari persiapan PNI menyambut Pemilu tahun 1955.
Namun, kendati kerap dianggap mengeluarkan beberapa kebijakan yang lebih sering menguntungkan partai PNI kala itu, dirinya juga dianggap sebagai salah satu tokoh yang turut menyukseskan Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada tahun 1955. Hal inilah yang dianggap sebagai salah satu prestasi Ong Eng Die selama menjabat sebagai Menteri Keuangan Republik Indonesia kala itu.
Pensiun sebagai Menteri dan Kembali ke Belanda
Setelah meletakkan jabatannya sebagai menteri di tahun 1955, Ong Eng Die tak lantas menghilang dari dunia perekonomian di lingkup pemerintahan. Dirinya beberapa kali ditunjuk menjadi penasihat perekonomian di Indonesia sembari kembali menjalankan bisnisnya sebagai seorang akuntan di kantornya. Dirinya juga tetap aktif di kepartaian PNI hingga kemudian kembali ke Belanda di tahun 1964.
Setelah kembali ke Belanda, dirinya kembali menggeluti dunia bisnis dan perekonomian disana. Menurut kabar, dirinya juga membuka kantor akuntan atau firma dagang di Belanda. Selama di Belanda, dirinya juga dirumorkan telah menjadi warga negara Belanda beserta istri dan anak-anaknya.
Hingga saat ini, banyak pihak yang tidak mengetahui kelanjutan hidupnya sejak menetap di Belanda. Dirinya juga telah dikabarkan meninggal di Belanda dan dimakamkan disana. Akan tetapi, kabar tersebut belum bisa dikonfirmasikan kebenarannya hingga saat ini.
Itulah biografi lengkap dari Ong Eng Die, Menteri Keuangan dari Etnis Tionghoa pertama di Indonesia.