Mengenal Peer Pressure dan Cara Menghindari Dampak Buruknya – Bagaimana harimu? Semoga senantiasa baik dan tidak berhenti untuk bertumbuh! Bicara soal tumbuh, tentu lingkungan dan pergaluan menjadi salah satu faktor penting dalam mempengaruhi proses kita, mau dibawa kemana pertumbuhan kita itu tergantung dari hal-hal yang kita pilih sebelumnya. Karena kamu hari ini adalah hasil dari akumulasi pilihan-pilihanmu kemarin.
Kali ini kita akan sedikit membahas tentang peer pressure, sesuatu yang sering kita temukan dalam sebuah circle atau pergaulan. Nah, apa sebenarnya peer pressure itu?
Peer pressure terjadi ketika kita memaksa diri untuk melakukan apapun agar dapat diterima oleh lingkungan, jika kita tidak melakukannya maka ada perasaan takut bila kita tidak diterima oleh circle tersebut.
Peer pressure sangat rentan terjadi di usia remaja, termasuk para kaum milenial yang sedang membaca tulisan ini. Sebab, tidak dapat dipungkiri bahwa selaras dengan bertambahnya usia membuat kita menemukan banyak circle pertemanan yang begitu beragam. Sadar maupun tidak, terkadang kita telah memaksakan diri agar menjadi orang lain hanya demi untuk bisa masuk dalam lingkaran itu.
Apakah Peer Pressure itu Sesuatu yang Buruk?
Sebenarnya baik buruknya perilaku tergantung dari circle seperti apa yang kita pilih, karena kedua hal itu sangat berhubungan satu sama lain. Peer pressure akan menjadi buruk jikalau kita berusaha menjadi orang lain dengan cara membunuh karakter kita, atau bisa pula dengan contoh kecil seperti ketika kita memaksakan diri membeli sesuatu hanya dengan alasan teman–teman kita juga membelinya.
Baca juga: Toxic ke Diri Sendiri dengan Perilaku Self Sabotage
Karena bentuk tekanan yang bisa terjadi ketika kita mencoba melakukannya begitu beragam, bisa berupa penampilan, materi, pendidikan, dan lain sebagainya.
Peer Presure Positif
Peer pressure memang tidak selalu buruk, karena terkadang untuk beberapa hal baik pun kita perlu menekan diri untuk terbiasa dengannya. Misalnya, kita dipaksa untuk masuk dalam suatu organisasi agar kita bisa tumbuh dan berkembang disana, kita mengikuti kebiasan-kebiasaan yang baik dalam suatu komunitas yang semakin lama kita akan terbiasa melakukannya.
Nah, dengan peer pressure ditempat yang positif itu akan semakin memicu kita untuk mengembangkan dan menggali lebih dalam potensi yang ada pada diri.
Tips Menghindari Peer Pressure Buruk
Ada beberapa langkah yang perlu kita lakukan agar terhindar dari peer pressure buruk, di antaranya:
1. Kenali Diri
Di usia saat ini yang memiliki naluri kuat untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan pertemanan, serta dengan harapan besar agar dapat diterima dilingkungan tersebut, hal penting yang perlu kita siapkan adalah kenali lebih dalam diri kita. Karena dengan itu kita akan tau apa tujuan kita, mau kemana kita, dan langkah-langkah seperti apa yang perlu kita ambil untuk mencapainya.
Tentu di usia sekarang ini, para milenial dapat mengidentifikasi mana hal yang memberi pengaruh baik dan mana hal yang justru membawa pengaruh buruk, pastinya kita harus mampu memilah dan memilihnya.
2. Katakan “Tidak”
Berani menolak dan mengatakan “tidak” pada sesuatu yang justru membawa kita pada keburukan adalah salah satu langkah untuk menghindari Peer Pressure.
Baca juga: Untuk Orang yang Gak Enakan dan Orang yang Seenaknya
3. Validasi Diri
Selama ini mungkin kita lebih sering mendapat validasi dari orang lain, namun terkadang bergantung pada opini orang lain dapat membuat kita seperti diatur oleh mereka. Padahal sebenarnya yang kenal diri sendiri itu ya diri kita masing-masing. Oleh karena itu, validasi diri membantu kita agar tidak kehilangan jati diri.
4. Cek Kembali
Cobalah mengecek seperti apa lingkup pertemanan kita. Apakah selama ini kita hanya seolah tumbuh namun bukan ke arah yang lebih baik? Apakah selama ini circle kita membentuk setiap pribadi menjadi sama? Dan dipaksa melihat segalanya dari satu sudut pandang saja? Yang padahal kita ini memiliki beragam pikiran dari kepala yang berbeda. Nah, dari sini kita akan tau, benarkah selama ini kita melakukan peer pressure yang tepat dan bermanfaat untuk proses tumbuh kita, atau kita ditekan untuk hanya dapat diterima di suatu lingkungan saja?
Editor: Firmansah Surya Khoir
Illustrator: Salman Al Farisi