Urgensi Peran Perempuan dalam Bidang Pendidikan

Urgensi Peran Perempuan dalam Bidang Pendidikan

Urgensi Peran Perempuan dalam Bidang Pendidikan – Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan dibutuhkan di zaman ini. Dengan adanya pendidikan, pandangan kita terhadap sesuatu akan terbuka luas. Termasuk dalam menganalisis paradigma gender yang menjadi alat untuk mengkaji kedudukan perempuan dalam nilai kesetaraan di lingkungan pendidikan.

Jika pada zaman dahulu perempuan selalu dianggap remeh dan tidak layak untuk mendapatkan akses pendidikan, tentunya beda dengan zaman sekarang. Sekarang, perempuan dituntut untuk bisa menyesuaikan dengan kondisi lingkungan. Dengan pendidikan, kita dapat mengetahui apa yang seharusnya kita lakukan dalam menjalankan peran. Tentunya peran yang tidak ada indikasi diskriminasi dalam berbagai lingkup. Termasuk dalam lingkup pendidikan, karena perempuan merupakan al-madrasatul ula atau madrasah pertama bagi anak-anaknya. 

Namun, ternyata masih banyak kita temui perempuan yang tidak bisa mendapatkan pendidikan karena disebabkan oleh beberapa faktor. Diantaranya adalah faktor ekonomi dan lingkungan. Selain itu, minat perempuan untuk melanjutkan pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Ditambah dengan masih mengakarnya pandangan masyarakat bahwa perempuan memiliki peran yang lebih banyak di rumah daripada urusan di ruang publik. 

Selain itu, tantangan lainnya adalah pandangan psikologis tentang perempuan yang dianggap tidak perlu meneruskan pendidikannya sebab suatu saat akan menjadi istri. Anggapan ini masih sangat banyak terjadi pada tradisi Jawa yang menganggap perempuan harus menikah lebih cepat. Tentunya ada ketakutan bagi mereka apabila dianggap telat menikah. Ketakutan akan anak perempuan yang menjadi perawan tua. Berikutnya mengenai pandangan dari sisi budaya. Dari segi budaya, pendidikan tidak terlalu penting, apalagi untuk perempuan karena perempuan dianggap manusia yang menjadi makmum dalam segala hal. 

Berbagai pandangan tersebut menunjukkan begitu besarnya sebuah faktor dalam memengaruhi lingkungan hingga akhirnya memengaruhi akses atau minat perempuan Indonesia terhadap pendidikan. Perempuan zaman sekarang harus lebih maju dalam segala aspek termasuk pendidikan. Tentunya hal ini tidak bertujuan untuk menyaingi laki-laki, tetapi untuk mendapatkan hak yang sama. Karena tujuan pendidikan ialah untuk mencerdaskan anak bangsa tanpa memandang gender. 

Lalu bagaimana keadaan pendidikan bagi perempuan di Indonesia? Sesuai dengan data Badan Pusat Statistik atau BPS pada tahun 2015, hingga saat ini tingkat capaian perempuan dalam bidang pendidikan mengalami kenaikan yang cukup meningkat. Banyak juga perempuan yang saat ini meneruskan pendidikannya hingga di perguruan tinggi. Kondisi ini seharusnya harus terus dipertahankan di tengah perkembangan zaman.

Disamping itu, kabar baiknya, sekarang ini banyak perempuan yang sudah sadar akan pentingnya pendidikan. Banyak perempuan yang sudah mulai peduli dengan dirinya serta turut membangun kemajuan bangsa. 

Peran perempuan dalam dunia pendidikan tentu sangatlah urgen. Apalagi dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Jika tidak didasari oleh kebijakan penggunanya, kita akan mudah terpengaruh dampak negatif tersebut. Oleh sebab itu, laki-laki maupun perempuan harus bisa beradaptasi dengan perubahan ini. 

Perempuan yang bijak tentu akan mengambil langkah sebaik mungkin dan tidak takut lagi mengambil peran lainnya. Seperti sekarang ini, banyak juga seorang ibu yang menjadi wanita karir tanpa meninggalkan kewajibannya sebagai seorang istri. 

Pendidikan bagi perempuan tentunya tidak hanya sekadar memberikan kesempatan untuk berpikir, tetapi juga keberanian untuk bersuara (speak-up). Banyak perempuan merasa  tidak memiliki keberanian dalam mengajukan pendapat maupun gagasan karena perempuan sering kali tidak didengar dan dianggap lemah. Namun, sekarang banyak perempuan yang menjadi pemimpin di dalam kelas maupun organisasi. Perempuan juga mampu membawa perubahan yang lebih baik. Saat menjadi pemimpin, perempuan harus bisa mengontrol dirinya serta bijak dalam mengambil setiap keputusan. 

Dengan adanya pendidikan, para perempuan seharusnya tidak dibatasi oleh apa pun. Karena hal tersebut merupakan salah satu proses dari belajar. 

Dalam konteks pendidikan, ajaran Islam tidak pernah membedakan perempuan dan laki-laki. Hal ini sesuai dengan ayat Al-Qur’an surat An-Nisa’ ayat 124 

وَمَنْ يَّعْمَلْ مِنَ الصّٰلِحٰتِ مِنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَاُولٰۤىِٕكَ يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُوْنَ نَقِيْرًا

Artinya: “ Dan barangsiapa mengerjakan amal kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan sedang dia beriman, maka mereka itu akan masuk ke dalam surga dan mereka tidak dizalimi sedikit pun.” (QS An-Nisa’:124)

Maksud penjelasan ayat tersebut adalah orang yang mendapat pahala dari Allah merupakan orang yang memiliki amal shalih. Siapa yang berbuat kebaikan karena Allah, baik perempuan dan laki-laki, akan mendapat pahala yang sama. Yang membedakan adalah amal mereka. Termasuk dalam pendidikan. Dengan belajar banyak hal, ilmu yang akan kita sampaikan kepada orang lain tentu akan lebih banyak. 

Hari ini perempuan juga telah banyak yang terjun di dalam dunia dakwah dan lebih berani mengajukan pendapat serta gagasan. Tokoh perempuan Indonesia yang bisa dapat kita jadikan contoh yaitu seperti Rahmah El-Yunusiah. Beliau merupakan anak dari seorang ulama besar di daerah Padang Panjang. Rahmah mempunyai keyakinan yang kuat bahwa pendidikan merupakan jalan yang sesuai untuk mengangkat martabat perempuan. 

Pada waktu remaja, beliau memiliki keinginan untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan khusus perempuan. Berbagai cara ia lakukan untuk menarik perhatian kaum perempuan dalam pendidikan. Salah satunya dengan memberikan nama lembaganya Diniyah School Poetri. Semua kalangan perempuan bisa mendapatkan akses sekolah tersebut, terutama para ibu. 

Melalui pendidikan, perempuan memiliki kesempatan untuk meraih cita-citanya. Dan untuk meraih hasil yang baik, perlu adanya kerja sama. Dalam hal ini perempuan dan laki-laki harus saling mendukung sebagai wujud dari kepedulian satu dengan yang lain. 

Tidak hanya itu, pendidikan juga merupakan sebuah pondasi untuk mewujudkan kehidupan yang lebih terarah sehingga generasi muda tidak lagi mengalami ketimpangan gender dalam dunia pendidikan. Dengan adanya pendidikan, diharapkan generasi muda dapat memanfaatkan wadah tersebut dan bisa memaksimalkan potensi yang ada pada dirinya secara maksimal serta sungguh-sungguh.

Daftar Rujukan

Damayanti, C. (2022). Kepedulian dalam pendidikan untuk mencapai kesetaraan perempuan. Studia Philosophica et Theologica, 22(1), 41–62.

Furoidah, A. (2019). Tokoh pendidikan Islam perempuan Rahmah El-Yunusiah. Falasifa, 10(2), 20-28. https://doi.org/10.36835/falasifa.v10i2.194

Muhammad, H. (2014). Islam dan pendidikan perempuan. Jurnal Pendidikan Islam, 3(2), 231. https://doi.org/10.14421/jpi.2014.32.231-244

Syamsiyah, D. (2015). Perempuan dalam tantangan pendidikan global : Kontribusi kaum perempuan dalam mewujudkan Millenium Development Goals. Palastren, 8(2), 225-242.

Editor: Widya Kartikasari
Visual Designer: Al Afghani

Bagikan di:

Artikel dari Penulis