“Hidup seperti Larry”.
Pernahkah kalian mendengar celotehan atau jargon hidup di atas? Mungkin sebagian ada yang pernah mendengarnya dan sebagian lagi belum. Tapi saya percaya bahwa kalian semua yang membaca ini tentunya pernah menonton serial kartun SpongeBob SquarePants. Ya, sebuah serial kartun yang menceritakan kehidupan warga Bikini Bottom dengan segala keunikannya. Mulai dari SpongeBob, Patrick Star, Squidward, hingga Larry dan karakter-karakter lainnya.
Lantas, mengapa yang terkenal adalah motto hidup “Hidup seperti Larry”?. Padahal Larry bukanlah karakter utama dalam serial tersebut. Mungkin karena orang-orang memandang cara hidup Larry yang mengandung makna dan bisa dijadikan teladan (sepertinya). Namun sebelum membahas seperti apa jalan “hidup seperti larry” ini, ada baiknya kita mengenal dulu karakter Larry, agar setidaknya memiliki gambaran tentang motto hidup ini.
Larry the Lobster atau yang biasa dipanggil Larry adalah seekor lobster sesuai namanya, yang merupakan seorang penjaga pantai di Goo Lagoon Beach yang ada di Bikini Bottom. Karakternya digambarkan sebagai binaraga kekar berwarna merah dengan pakaian seminim mungkin untuk menonjolkan otot-ototnya. Larry merupakan karakter terkuat di Bikini Bottom, terbukti di saat kontes otot, Larry bahkan mengangkat tempat duduk penonton yang sedang diduduki oleh para penonton, luar biasa. Mungkin kalau di Indonesia bisa kita samakan dengan om-om berbaju kekar yang punya podcast di Youtube kali ya.
Baiklah, setelah kita mengenal penggambaran dari karakter Larry the Lobster, saatnya kita membahas motto “hidup seperti Larry”. Yang dimaksud hidup seperti Larry adalah hidup yang all out atau hidup secara maksimal. Saya mengartikannya sebagai hidup di mana kita memaksimalkan potensi dan kemampuan kita dalam segala kondisi. Mungkin kalau diperinci, bisa dijabarkan sebagai berikut.
Baca juga: Mengapa Kita Takut pada Kegagalan?
1. Tidak Takut dengan Tantangan
Klise memang, tapi saya merasa kita memang tidak boleh takut dengan tantangan. Karena dengan menghadapi tantangan, kita akan berusaha untuk memaksimalkan potensi dalam diri kita, memutar otak, dan jika ada waktu persiapan, kita akan fokus memaksimalkan waktu yang ada demi hasil yang sesuai. Eittss, tapi bukan kemudian semua tantangan kita terjang ya, apalagi sampai hal-hal yang membahayakan hidup kita. Jangan seperti SpongeBob dan Patrick yang mengartikan tantangan sebagai hal-hal yang bisa membahayakan hidup mereka seperti melompat ke karang yang runcing atau melemparkan diri ke mulut binatang buas.

Tantangan yang saya maksud di sini adalah tantangan yang datang ke dalam hidup kita. Misalnya, kita diminta untuk mengisi posisi baru, atau melakukan hal baru yang sebelumnya belum pernah kita lakukan. Jika hal tersebut setelah kita timbang-timbang ternyata akan memberikan hasil positif terhadap diri kita, maka kita harus mencoba menghadapinya. Seperti itu juga Larry hidup. Dia menyukai tantangan, menyukai hal baru, memaksimalkan potensi dirinya.
2. Suka Membantu
Beberapa episode di serial SpongeBob saat Larry masuk casting, banyak menunjukkan bahwa si Larry ini suka membantu temannya. Kita bisa melihatnya di episode “Larry the Floor Manager” di mana Larry menggantikan Tuan Crab untuk menjadi manager di Crusty Crab. Ia melakukan itu karena melihat Tuan Crab terlihat lelah bekerja atau bahasa kerennya overwork dan membutuhkan liburan atau healing. Akhirnya Larry menjadi pemimpin di Crusty Crab untuk sementara, meskipun restoran tersebut berubah menjadi Gym dadakan pada akhirnya. Namun poinnya di sini adalah Larry bersedia membantu Tuan Crab.
Selain itu, Larry juga pernah menggantikan Tuan Crab untuk melalui uji tes kesehatan wajib dalam episode “The Check-up”. Selain itu, sebagai penjaga pantai, tentunya Larry harus siap membantu dan menyelamatkan setiap orang yang mengalami kecelakaan di pantai.
Dari beberapa contoh yang telah saya sebutkan, kita mendapatkan poin bahwa Larry suka membantu yang memang sedang membutuhkan bantuannya. Jika kita ingin hidup dengan cara Larry, maka kita sebaiknya ringan tangan untuk membantu orang lain. Terutama membantu teman yang sedang membutuhkan. Tapi ingat, tetap utamakan diri sendiri dulu. Jangan sampai dengan membantu teman, malah menjadi petaka untuk diri sendiri, apalagi sampai menjadi seorang people pleaser, jangan sampai. Cintai dulu diri kita, sebelum mencintai orang lain.
Baca juga: Alasan Pentingnya Positive Self-Talk bagi Diri Sendiri
3. Hidup Sehat adalah Koentji
Melihat seekor lobster yang kekar pastilah terbayang bagaimana beliau menjaga kesehatannya. Mulai dari workout hingga menjaga pola makannya sehari-hari. Poin ini saya yakin kalian semua setuju bahwa kita memang harus menjaga pola hidup kita agar senantiasa sehat. Poin penting bagi saya bukan di bagian Larry yang hobi nge-gym dan bahkan memiliki gym sendiri ya. Saya menitikberatkan pada bagaimana kita mencoba untuk mempertahankan kesehatan tubuh kita ini. Mulai dari hal remeh seperti menjaga pola makan sehari-hari, menjaga pola tidur, istirahat, dan bekerja atau bahasa kerennya life balance, hingga menyisihkan waktu untuk olahraga.
Yang saya maksud dengan pola makan sehat tentunya tidak harus mahal ya. Malah menurut saya bisa lebih murah. Solusi paling cocok menurut saya adalah dengan memasak sendiri, mulai dari nasi, sayur, dan lauk. Berdasar pengalaman saya merantau menjadi anak kos, cara ini lebih nyaman di kantong dan nyaman di tubuh. Selain itu, kita juga bisa mengurangi ngopi fancy (kekinian) kemudian menggantinya dengan kopi bubuk dan gula asli yang tentunya akan sangattt murah daripada ngopi di cafe-cafe. Kita juga bisa mengurangi makan gorengan dan camilan (semakin ngirit dong pastinya).
Untuk olahraga, sederhana saja. Kita bisa luangkan waktu untuk joging di pagi atau sore hari, skipping, atau sekedar lari di tempat yang penting berkeringat. Sesimpel itu sih menurut saya untuk bagian olahraga. Intinya tubuh berkeringat, membakar lemak. Tidak perlu harus berpedoman sampai membentuk tubuh kekar. Tapi kalau kebablasan jadi fomo ikutan jadi kekar ya monggo.
Mungkin cukup ya untuk pemaknaan sederhana dari motto “Hidup Seperti Larry” ini. Kalian tidak perlu mengikutinya dan menjadikan ini pakem ya. Bebas sebebas-bebasnya. Bahkan kalian juga tidak harus mengambil pelajaran dari Larry, jadi tidak ada istilah “Hiduplah seperti Larry!!!“. Kalian bisa mengambil dari Squidward dengan realistisnya, Patrick dengan kemalasannya, SpongeBob dengan kekonyolannya, atau lakukan saja seperti apa yang kalian ingingkan. Yang penting bahagia.
Illustrator: Salman Al Farisi