Makanan Penyebab Susah BAB (Buang Air Besar) hingga Berdarah dan Cara Mengatasinya – Sembelit atau susah buang air besar adalah keluhan umum yang sering dialami banyak orang. Biasanya, kesulitan ini terjadi sekali-sekali dan bisa diatasi dengan perubahan pola makan atau gaya hidup. Namun, jika sembelit berkepanjangan dan bahkan berdarah saat BAB, itu sudah termasuk kondisi serius yang membutuhkan perhatian lebih. Salah satu faktor pemicu utama sembelit adalah makanan yang kalian konsumsi sehari-hari. Berikut pembahasan mendalam tentang jenis makanan yang bisa menyebabkan susah berak, potensi luka hingga darah, dan tips untuk mencegahnya. Cek juga di website pafipcbanyuwangikota.org.
Bagaimana Makanan Memengaruhi Proses Pencernaan?
Sistem pencernaan bergantung pada keseimbangan serat, cairan, dan gerakan usus yang ritmis. Serat kasar membantu melunakkan feses dan mempercepat transit waktu di usus besar. Air berperan menjaga volume dan elastisitas tinja. Saat kalian mengonsumsi terlalu banyak makanan rendah serat atau tinggi zat yang memperlambat gerakan usus, feses menjadi keras, sulit didorong, dan berisiko membuat dinding anus tergores saat kalian menekan terlalu kuat.
Makanan Tinggi Lemak Jenuh dan Proses Pencernaan yang Lambat
Makanan berlemak tinggi—seperti gorengan berat, daging berlemak, dan sajian cepat saji—cenderung dicerna lebih lambat. Lemak memicu pelepasan hormon yang menghambat gerak peristaltik usus, sehingga isi usus bergerak lebih lambat menuju rektum. Kalau sudah begitu, feses menumpuk dan mengeras. Tekanan pada dinding anus meningkat saat kalian berusaha keras mengejan, sehingga bisa terjadi robekan kecil (fisura ani) yang menimbulkan darah segar.
Karbohidrat Olahan dan Kekurangan Serat
Roti putih, pasta dari tepung halus, serta nasi putih melulu tanpa lauk sayur atau lauk berserat, memberikan kalori tinggi tetapi sedikit serat. Tanpa serat yang cukup, massa feses menyusut, kering, dan padat. Sensasi nyeri saat buang air besar kian memburuk. Kalau kalian kebiasaan mengganti karbohidrat utuh dengan olahan halus, kemungkinan sembelit dan pendarahan ringan akibat fisura akan meningkat.
Susu dan Produk Olahan Susu Intensif
Beberapa orang memiliki intoleransi laktosa yang ringan hingga sedang tanpa menyadarinya. Konsumsi susu, yogurt, atau keju secara berlebihan dapat membuat tinja jadi keras dan kering pada intoleran laktosa, akibat gangguan penyerapan di usus kecil. Kondisi ini pada akhirnya memperparah sembelit dan menimbulkan ketegangan berlebih saat BAB.
Cokelat dan Kafein dalam Jumlah Berlebihan
Meskipun kopi memberikan efek laksatif ringan pada sebagian orang, jika dikonsumsi berlebihan atau dipadukan dengan camilan rendah serat seperti cokelat batangan, hasilnya bisa sebaliknya. Kafein memicu kehilangan cairan lewat urine (efek diuretik), sehingga tubuh kekurangan hidratasi yang diperlukan untuk melunakkan tinja. Ditambah cokelat pekat yang rendah serat, kalian akan makin susah mendorong feses.
Makanan Instan dan Kalengan
Mi instan, sup kaleng, atau sarden kaleng praktis dan cepat saji, tetapi umumnya tinggi garam dan pengawet, serta minim serat. Kandungan sodium yang tinggi menimbulkan retensi cairan di tubuh, sehingga air dalam usus ikut terikat dan tidak tersedia untuk melembapkan feses. Akibatnya, tinja menjadi keras dan proses mengejan pun semakin berat hingga rawan pendarahan.
Gejala Sembelit dan Tanda-Tanda Darah
Sebelum darah muncul, biasanya kalian merasakan kram perut, tinja yang keluar sedikit-sedikit, dan rasa tidak tuntas setelah duduk di toilet. Jika dinding anus tergores oleh feses keras, darah segar bisa terlihat di ujung kertas toilet atau permukaan feses. Warna darah biasanya merah cerah dan tidak bercampur lendir. Namun, jika darah berwarna gelap dan bercampur lendir, waspadai kemungkinan masalah yang lebih dalam seperti tukak pada usus atau wasir berdarah.
Cara Mencegah dan Mengatasi Sembelit
Untuk mengurangi risiko sembelit dan bab berdarah, kalian bisa mulai beralih ke makanan tinggi serat: buah-buahan segar, sayuran berwarna-warni, dan biji-bijian utuh. Minum minimal 8 gelas air per hari untuk memastikan tinja tetap lunak. Hindari konsumsi gorengan, makanan instan, dan karbohidrat halus berlebihan. Saat merasa ingin BAB, jangan tunda—tunggu beberapa menit sampai selesai tanpa terburu-buru. Gerakan ringan seperti jalan kaki setelah makan juga membantu merangsang usus.
Kapan Harus ke Dokter?
Kalau pendarahan berlanjut lebih dari dua kali percobaan BAB keras atau muncul rasa sakit hebat, segera konsultasi dokter. Terlebih jika darah bercampur lendir, disertai berat badan turun drastis, atau muncul tanda kecurigaan lain seperti anemia (mudah lelah, pucat). Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik, endoskopi, atau USG perut untuk menentukan penyebab pasti dan penanganan yang tepat.
Dengan memahami jenis makanan yang memicu sembelit dan risiko pendarahan, kalian bisa lebih bijak dalam memilih menu harian. Terapkan pola makan kaya serat, cukupi cairan, dan jaga ritual BAB secara teratur. Semoga informasi ini membantu kalian menjaga kesehatan pencernaan dan mencegah masalah yang tidak diinginkan!